"Ada apa? Apa kepalamu sakit?"
"Jimin.. Katakan padaku, ada apa di balik pahatan itu?"
•••
Memang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita perlu berjuang. Seperti Yeonji saat ini. Ia berpikir bagaimana caranya bisa masuk ke gedung Jeon's Company itu? Gedungnya terlalu besar. Dan jangan lupakan berapa banyaknya penjaga di depan gedung sebesar itu.
Jika Yeonji adalah orang terpandang, atau orang penting. Mungkin saja tanpa ijin, ia bisa masuk. Tapi bagaimana jika ia bukan siapa-siapa di sana?
"Aish! Pria itu bahkan tidak memberitahuku caranya masuk."
Haruskah ia berdiam diri seperti orang bodoh? Tidak. Ia harus melakukan sesuatu. Dengan memberanikan diri, ia mendekati penjaga pintu yang sedari tadi berdiri tanpa menengok ke arahnya. "Permisi. Bolehkah saya masuk?"
Paman itu menatap Yeonji. "Maaf, tapi ada perlu apa anda ingin masuk ke gedung ini?"
Haruskah Yeonji menjawab, "Saya datang karena seorang pria yang terkena kaleng Vitamin C itu yang meminta." Ah, tidak. Itu terdengar bodoh. Mana mungkin ia beralasan seperti itu. Itu sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri.
"Ahh. Bagaimana ya.. Kemarin itu-" Hanya dengan pertanyaan sekecil itu, Yeonji memutar otakku dua kali. "Kemarin itu, ada seseorang yang meminta saya datang kemari."
Paman itu masih menatap Yeonji. Tapi kali ini dengan tatapan bingung. "Kalau boleh tahu, siapa nama anda?"
"S-saya Jung Yeonji."
"Astaga! Kenapa anda tidak mengatakannya sejak awal. Mari saya antar ke dalam."
Paman penjaga pintu itu sedikit menarik tangan Yeonji ke dalam. Yeonji bingung dengan keadaan ini. Kenapa tiba-tiba dia terkejut? Sejak tadi ia bahkan tidak melirik ataupun menoleh pada Yeonji. Tapi kenapa begitu Yeonji menyebutkan namanya, reaksinya seperti fanboy yang bahagia melihat idolanya.
"Berhentilah bermimpi Yeonji. Bertemu dengan artis Korea saja kau tidak bisa. Lebih lagi menjadi idol."
Paman itu membawa Yeonji ke dalam gedung besar Jeon's Company. Ia tak pernah menyangka dalamnya akan sebersih dan semegah ini. Ini bahkan lebih cocok dikatakan hotel dibandingkan perusahaan. Ia terus mengikuti langkah paman itu, yang menuju ke arah seorang wanita yang sejak tadi berlalu lalang kesana-kemari.
"Permisi nona."
"Oh iya, ada apa ya pak?"
"Tolong antarkan Nona Yeonji ke ruang Tuan Jungkook."
Wanita itu menatap Yeonji. "Sebelumnya maaf, tapi apakah anda benar yang bernama Jung Yeonji?"
"I-iya."
Jujur saja, ini terlalu formal bagi Yeonji. Ia tidak biasa diperlakukan seperti itu. Karena itulah ia sedikit merasa tidak enak dengan paman penjaga pintu, dan pekerja wanita di hadapannya itu.
Ia tersenyum ramah pada Yeonji. "Baiklah. Mari, ikuti saya nona."
Yeonji mengangguk dan menatap paman penjaga pintu itu ragu-ragu. Paman itu mengangguk dan mengarahkan tangannya ke arah pekerja wanita tadi. Seolah-olah meyakinkan Yeonji untuk mengikuti langkah wanita itu. Dengan ragu Yeonji melangkahkan kakinya mengikuti wanita di hadapannya. Ia berjalan begitu cepat, yang membuat Yeonji harus mengimbanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfiction[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...