"Tolong katakan semuanya padaku. Kau siapa?"
"Aku Jimin. Siapa lagi?"
•••
Namjoon merasa kasihan dengan rambut Yeonji. Karena sejak tadi, Yeonji terus menarik rambutnya dan menggeram kesal. Entah sudah berapa kali Yeonji melakukannya. Bahkan selama Yeonji datang, Yeonji belum membuka suaranya pada Namjoon.
"Hey, kau ini kenapa? Jangan menarik rambutmu terus."
"Ah!" Yeonji menarik rambutnya lagi. Namjoon yang melihatnya hanya bisa mendengus kesal. Ia berharap semoga rambut panjang milik Yeonji tidak rusak karena ulahnya sendiri. Yeonji sejak tadi duduk di lantai dengan beberapa barang di hadapannya. Namjoon menghampirinya dan ikut duduk di sana.
"Sekarang katakan."
Yeonji menghela nafas panjang. "Aku bingung."
Namjoon melihat semua barang yang ada di hadapan Yeonji. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat satu benda, menurutnya benda itu kurang masuk akal untuk membuat Yeonji bingung.
"Apa yang aneh dengan benda ini?"
"Tentu saja ada! Tidak hanya itu. Setiap kali aku melihat ini, ini, dan ini," anggap saja Yeonji tengah menunjuk tiga barang itu satu-persatu. "Pikiranku selalu kemana-mana. Dan semua pikiranku yang membingungkan itu, pasti ujungnya mengarah ke Jimin. Sebenarnya ada apa dengannya? Atau aku yang tidak tahu?"
Namjoon tersenyum mendengar kalimat panjang dan lebar dari mulut Yeonji. Ia bangun dan berpindah duduk di ranjang milik Yeonji. Ia bisa melihat Yeonji menundukkan kepalanya dengan lemas.
"Kemarilah. Aku ceritakan sesuatu padamu."
Yeonji menoleh. "Apa? Aku tidak mau jika oppa menceritakan tentang boneka Kaws kesayanganmu itu."
Namjoon terkekeh. Yeonji mengatakan itu karena Namjoon memang sering menceritakan tentang boneka koleksinya yang tak sengaja ia rusak dengan tangan ajaibnya.
"Tidak. Cepat duduk di sampingku," Namjoon menepuk tempat kosong di sisi kanannya.
Yeonji berdiri dan menghempaskan badannya begitu saja di samping Namjoon. Raut wajahnya masih sama, ia terlihat kesal dan lelah. Namun kali ini ditambah dengan penasaran.
"Kau penasaran bukan? Mungkin aku bisa mengatakan sedikit padamu."
Yeonji terlihat menegakkan badannya dan menatap Namjoon dengan tatapan antusias. "Benarkah? Cepat ceritakan!"
"Memang benar ada sesuatu antara kau dan Jimin. Kalian berdua dulu dekat."
"Apa bisa disebut.. Childhood friend?"
Namjoon mengangguk, "Benar. Kalian teman masa kecil. Kau tentu masih ingat tentang kecelakaanmu itu kan?"
Yeonji mengangguk.
"Itu yang membuatmu tak ingat sama sekali dengan Jimin. Waktu itu kau lupa semuanya. Kau bahkan tak mengenalku. Tega sekali."
Yeonji terkekeh dan memukul lengan Namjoon dengan pelan. "Sudahlah jangan dibahas. Mau bagaimana lagi?"
"Sekarang kau lihat benda itu." Namjoon menunjuk benda-benda yang tadi membuat Yeonji mengerang frustasi. "Sweater kuning. Kau pasti ingat sesuatu tentang itu. Karena itu sebenarnya milik Jimin, tapi ia memberikannya padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfikce[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...