19 : Don't Go Anymore. Please

1.5K 314 7
                                    

"Jangan katakan kau-"

"Hello Dooly. Yeonji's back to you."

•••

Jimin bahkan tidak bisa mendefinisikan rasa bahagianya saat ini. Ia bahagia? Tentu saja! Ia sangat bahagia. Ia juga sangat terkejut, bahkan rasanya ingin pingsan ketika Yeonji mengatakan itu.

"Yeonji's back to you."

Yakinkan Jimin jika itu bukan mimpi. Ia tak ingin itu hanya sekadar mimpi. Tidak, dan jangan. Sangat disayangkan jika itu hanyalah mimpi. Setelah mendengarkan kalimat itu, Jimin hanya diam. Mulutnya gelagapan karena bingung ingin mengatakan apa.

Jimin bisa saja langsung memeluk Yeonji saat itu juga, tapi yang ia lakukan berbanding terbalik dengan pikirannya. Justru ia memberi pertanyaan yang bertubi-tubi pada Yeonji.

"Apa warna favoritku?"

"Biru," jawabnya dengan yakin. Dan itu sontak membuat Jimin membulatkan matanya.

"Lalu.. Artis yang aku kagumi?"

"Mungkin.. Rain?"

"Dia benar," batin Jimin. Jimin sangat mengagumi Rain. Karena ia sangat suka suaranya.

"I-ini yang terakhir."

Yeonji hanya menganggukkan kepalanya mantap dan tersenyum. Jimin menghela nafas sekali lagi, berusaha mencari pertanyaan yang jawabannya hanya orang terdekatnya yang tahu.

Jimin menatap mata Yeonji dengan ragu-ragu. "Ekhem. Eum, apa kau tahu.. Nama panggilan yang paling menjijikkan bagiku?"

"Tentu saja!"

Jimin mencengkeram kedua pundak Yeonji dengan tak percaya. Menatapnya dengan tatapan intens. Berharap yang ia jawab itu benar.

"Baby J bukan? Haha. Itu nama yang lucu."

Jimin membuka matanya lebar-lebar ke arah Yeonji, tapi Yeonji hanya tertawa dan menyentuh perutnya. "Ibumu memang pintar memberi nama, Jimin."

Jimin terkejut ketika Yeonji bahkan tahu siapa yang memberi nama itu. Reaksinya hanya diam dan menatap mata Yeonji dengan tatapan yang sama. Yeonji kembali mengulas senyum dan menurunkan tangan Jimin yang berada di pundaknya.

"Bukannya sudah kukatakan padamu? Yeonji sudah kembali."

Hatinya berdesir, jantungnya berdegub kencang. Walaupun sekarang malam hari, pemandangan di hadapannya seolah-olah begitu terang. Ia merasa menemukan seseorang yang ia cari-cari selama ini.

Dalam hitungan detik, Jimin merengkuh tubuh ramping Yeonji ke dalam pelukannya. Memeluknya begitu erat. Seakan-akan jika ia melepas pelukannya, Yeonji akan melupakannya lagi. Jimin menenggelamkan kepalanya di leher Yeonji, ia semakin mengeratkan pelukannya. Tanpa diduga, Yeonji membalas pelukannya. Ia memeluk Jimin dan mengusap-usap punggungnya dengan gerakan perlahan.

Tanpa Jimin sadari, air matanya mengalir. Ini terlalu indah baginya. Mungkin bagi orang lain ada kebahagiaan yang lebih indah dari ini. Tapi bagi Jimin sendiri, itulah yang paling indah.

"Kau menangis ya?"

Yeonji hendak melepaskan pelukannya, tapi Jimin menahannya dan tetap menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Yeonji. Ia semakin mempersempit jarak dan mencoba mengatur nafasnya.

DARKNESS | pjm ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang