"Tadi kau bilang apa? D-dooly?"
"Ya. I'm a little dinosaur."
•••
Memang tak ada salahnya Jungkook memberi Yeonji ponsel canggih sebagai hadiah. Buktinya Yeonji sangat terbantu dengan hal itu. Bukan hanya Yeonji saja, tapi Jimin juga. Ia bisa lebih mudah menghubungi Yeonji kapan saja. Bahkan saat Yeonji tengah bekerja di kantor Jeon's Company, Jimin menelponnya hanya untuk menanyakan kegiatan apa yang tengah ia lakukan.
Semakin kesini, Yeonji berpikir Jimin semakin aneh dan aneh. Tingkah laku Jimin juga terkadang di luar dugaan, dan sangat membingungkan. Pernah sekali waktu itu, Jimin tiba-tiba datang ke rumah Yeonji. Saat itu Yeonji tengah tidur, otomatis ia tak tahu jika Jimin masuk ke rumahnya. Bukannya membangunkan Yeonji, Jimin justru ikut tidur di samping Yeonji. Jika Yeonji mengingat kejadian itu, ia terus mendesah kesal dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tak mengerti dengan jalan pikirannya."
Sekarang, Jimin kembali datang ke rumah Yeonji dengan tiba-tiba. Ia tak datang dengan tangan kosong. Kali ini ia membawa makanan yang seingatnya adalah makanan favorit Yeonji. Jimin hanya berharap, Yeonji masih menyukai makanan yang ia bawa. Kemungkinan, Yeonji akan mengingat sesuatu hari ini.
"Yeonji! Kau dimana?!"
Tak ada jawaban. Jimin menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Yeonji di setiap sudut rumah. Tapi ia tak melihat tanda-tanda adanya Yeonji di sana. "Yeonji!"
"Aku di sini!"
Jimin tersenyum cerah. Ia yakin suara itu berasal dari atas. Lantas ia berlari menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu itu. Ia membuka pintu kamar, tapi Yeonji tidak di sana. Sekarang ia yakin, Yeonji pasti sedang berada di loteng. Ia membuka pintu loteng, dan nampaklah Yeonji yang tengah memeluk bantal kesayangannya.
"Apa yang kau lakukan?"
Yeonji melepaskan bantal miliknya. "Aku hanya mencari ketenangan."
Seketika, raut wajah Jimin berubah. Ia takut saja jika kedatangannya malah membuat Yeonji kehilangan ketenangannya. Seakan paham dengan perubahan raut wajah Jimin, Yeonji tersenyum dan menepuk tempat kosong di sebelahnya.
"Sini, duduklah."
Jimin berjalan perlahan mendekati Yeonji. Masih dengan kresek berisi makanan favorit Yeonji. Jimin belum membahasnya, tapi sepertinya indra penciuman Yeonji kuat.
"Apa yang kau bawa?"
"Oh, ini." Jimin menyodorkan bawaannya.
Kedua mata Yeonji berbinar-binar ketika tahu apa isinya. "Bulgogi!"
Yeonji bahkan melompat dari duduknya. Ia menghentak-hentakkan kakinya karena bahagia. "Sebentar, aku ambilkan piring." Yeonji berlari meninggalkan Jimin yang tersenyum sendiri karena tingkahnya. Tepat setelah tubuh Yeonji tak lagi terlihat di depan matanya, ia tertawa hingga kedua matanya menjadi lengkungan garis yang terlihat begitu manis.
Dalam hati ia senang karena ternyata walaupun ingatan Yeonji hilang, tak semuanya berubah. Ia tahu betul Yeonji sangat bersemangat jika bertemu dengan bulgogi. Tak peduli berat badannya akan naik, karena Jimin sendiri tahu Yeonji itu tidak bisa gendut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfic[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...