"Jangan marah. Kau salah paham."
"Cium aku lagi."•••
Di hari liburnya, Yeonji merasa sedikit kosong. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain duduk diam di dalam rumahnya. Ia sudah berusaha mencari kesibukan. Semua pekerjaan rumah sudah ia lakukan. Tapi rasanya sama saja. Intinya hari libur itu sangat membosankan baginya.
Ia punya ponsel, tapi kenapa tidak ia manfaatkan saja? Untuk apa? Lagi pula untuk apa ia membuka ponselnya yang jujur saja masih kosong itu. Tidak ada yang mengirimnya pesan.
Tapi baru saja ia berpikiran tentang ponselnya. Benda itu bergetar dan layarnya menyala, menampilkan satu notifikasi yang masuk. Yeonji meraih ponselnya di atas meja dan melihat siapa yang mengirim pesan.
"Eunwoo? Mau apa lagi dia?"
Yeonji membukanya dan membaca isi pesannya.Eunwoo
Kau bisa keluar?Yeonji
Memangnya kenapa?Eunwoo
Aku ingin keluar denganmuYeonji membulatkan matanya. Apa ia sedang mabuk? Yeonji berpikir apakah Eunwoo lupa dengan kekasihnya sendiri? Lagi pula ia juga merasa curiga, karena tidak biasanya Eunwoo ingin keluar bersamanya. Dia terlalu percaya diri dengan wajahnya yang 'katanya' tampan itu.
Eunwoo
Tidak mau ya?Yeonji
Bukan begitu
Kau yakin?Eunwoo
Jangan berpikir aneh-aneh.
Aku hanya ingin merayakan ini.Yeonji membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk karena mengerti. Ia tahu jelas apa yang di maksud Eunwoo dalam kata 'merayakan'.
Yeonji
Oke. Traktir aku yang paling mahalEunwoo
Dasar perempuan
Setengah jam lagi aku ke sanaYeonji tidak membalasnya, dan beranjak menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena melakukan pekerjaan rumah.
Setelahnya ia memilih pakaian yang kira-kira nyaman dan cocok untuknya. Bicara soal pakaian, hampir semua pakaiannya berwarna kuning. Karena kuning terlihat bagus untuknya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan dress kuning yang terlihat simple. Entah kenapa ia memilih menggunakan dress cerah bermotif bunga itu. Tidak biasanya ia suka memakai dress.
Sesuai yang dikatakan Eunwoo, ia datang setengah jam setelahnya. Walaupun sebenarnya kurang dari setengah jam. Eunwoo tampil sederhana, ia hanya mengenakan celana jeans hitam dan T-shirt putih polos. Rambutnya juga tidak seperti biasanya. Jika saat bekerja rambutnya selalu ia beri pomade, sekarang rambutnya terlihat lemas dan poninya menutupi dahinya.
"Dress huh?"
Yeonji menatapnya dengan ganas. "Kenapa? Tidak suka?"
Eunwoo terkekeh dan matanya berubah menjadi lengkungan garis yang terlihat manis. Lagi-lagi ia mengingatkan Yeonji pada Jimin.
Ah sial.
"Bukan apa-apa. Dress cocok untukmu."
Yeonji hanya tersenyum dan memukul lengan Eunwoo. Setelah itu mereka pergi menuju suatu tempat dengan mobil milik Eunwoo. Yeonji tidak tahu Eunwoo akan membawanya kemana. Yang jelas, Eunwoo tidak akan menculiknya.
Di dalam mobil mereka tidak merasa canggung. Selain karena suara radio yang dinyalakan, mereka juga berbicara tentang banyak hal. Eunwoo itu laki-laki, tapi dia lebih cerewet dari Yeonji.
Tak lama, mereka sampai di sebuah café yang desainnya cukup elegan. Mereka berjalan beriringan ke dalam café tersebut. Eunwoo memilih tempat duduk yang ada di dekat jendela. Yeonji sedikit bersyukur karena Eunwoo yang akan membayarnya. Makanan dan minuman di tempat itu cukup mahal.
Setelah mereka duduk, seorang pelayan wanita menghampiri mereka dan memberikan daftar menu. Pelayan tersebut mengeluarkan catatannya dan menunggu pesanan mereka disebutkan.
"Samakan?"
Yeonji menggangguk. "Ya, samakan saja."
Eunwoo menyebutkan pesanannya dan pelayan wanita itu mencatatnya. Setelah menyebutkan kembali pesanan yang disebutkan Eunwoo, pelayan itu membungkukkan badannya dan pergi.
Selama menunggu, Yeonji menanyakan banyak hal pada Eunwoo. Terutama tentang pacar barunya yang 'katanya' sangat cantik. Eunwoo belum pernah menunjukkan fotonya, bahkan ia belum menyebutkan siapa nama kekasihnya itu. Mungkin Eunwoo memang sengaja merahasiakannya.
Eunwoo memang tampan. Buktinya sekarang, banyak mata yang melihat ke arah mereka. Ah bukan, lebih tepatnya ke arah Eunwoo. Walaupun saat ini Eunwoo hanya memakai T-shirt putih polos, ketampanannya tidak berkurang sama sekali.
Tapi Yeonji tidak menyukai Eunwoo!
Mereka hanya teman. Yeonji sama sekali tidak pernah berpikiran untuk menyukainya. Entah apa yang membuatnya bisa menahan dirinya sendiri. Ia merasa, setiap kali ia bersama Eunwoo, yang ia rasakan bukanlah sekedar nyaman, tapi ia terhibur.
Sebenarnya bukan hanya itu saja yang membuat Yeonji menolak untuk menyukai Eunwoo. Ada satu hal yang menjadi alasan utamanya.
"Because there are others who fill my heart."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfiction[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...