Kalian semua pasti memiliki banyak pertanyaan padaku. Bagaimana kisahku selama di Busan. Atau siapa gadis bermata biru itu? Aku sendiri tidak menyangka ternyata hidupku seunik itu.
Memulai hidupku lagi secara baik-baik setelah kembali dari Busan, memperbaiki hubungan dengan kedua orangtuaku, berdamai dengan Eunwoo, dan mulai serius menjalin hubungan dengannya. Aku tidak akan berpikir untuk membuat hubungan kami menjadi semakin serius, jika saja Seulki tidak mengatakan itu pada kami.
"Jadi kakak akan menikah dengan Kak Jimin?"
Well, sebaiknya aku harus berterima kasih padanya. Jujur saja, sebelum dia mengatakan itu, aku tidak pernah berpikir tentang pernikahan.
Itu jauh dari pemikiranku.
Jangan kira hanya wanita saja yang ragu untuk menikah. Aku juga ragu. Bahkan sebelum aku melamarnya, aku berulang kali meminta pencerahan pada Namjoon hyung dan Jungkook yang sudah menikah.
Setidaknya aku harus memberikan yang maksimal dari diriku. Karena ini hanya terjadi sekali dalam hidupku. Ketika aku berhasil melamarnya, kami menikah. Dan seorang malaikat hadir di tengah-tengah kami.
Perasaanku saat itu? Aku menjawabnya dengan air mata. Saat pertama kali dia menyapa dunia, aku menggendongnya, membisikkan kalimat-kalimat permohonan untuknya. Dengan air mata yang mengalir.
Aku masih ingat. Saat aku belajar untuk memandikannya, dan mengganti popoknya. Ternyata itu sulit. Tubuhnya waktu itu masih sangat licin, aku takut untuk memegangnya. Mengganti popok Bagaimana ya, aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menjelaskan itu.
Kami bahagia, sampai sesuatu menimpa istriku. Bukan kecelakaan lagi. Namun itu cukup meresahkan kita berdua. Jadi sebaiknya darimana aku menceritakan hidupku sebelum itu? Oh oke, mungkin aku bisa memulainya pada..1 Januari 2019
Tepat setelah malam tahun baru, aku mengetahui semuanya. Hati kecilku mulai menyadari sesuatu. Ternyata hidupku selama ini terus berputar-putar pada poros yang tetap.
Jalan ceritaku rasanya hanya berputar pada itu saja. Tapi kenapa ini tidak membosankan? Karena ada bumbu pelengkapnya.
Yah, gadis bernama Jung Yeonji itu selalu memberikan teka-teki padaku. Aku jelas bersyukur padanya, jika bukan karena dia, mungkin aku akan bosan dengan hidupku.
Jadi apa yang aku lakukan pada hari itu?
Tidak terlalu berlebihan. Aku hanya meminta dia menjelaskan semuanya padaku.
Kalian ingat Yeonsil? Atau mungkin, gadis bermata biru itu? Heol, ternyata semuanya hanya seperti ilusi.
Waktu itu kami duduk di taman kecil yang ada di Busan. Ingatlah kembali, waktu itu aku masih melarikan diri dari Seoul. Setelah malam itu, aku memintanya untuk menemuiku di tempat itu. Aku tahu, diapun begitu. Intinya, kami tahu jika memang ada kisah diantara kita berdua. Dan ia menjelaskan semuanya. Mulai dari ujung kepalanya.
"Aku sengaja mewarnai rambutku menjadi pirang. Hanya untuk menutupi diriku."
Mungkin kalian berpikir, warna rambut yang berbeda itu belum cukup untuk mengelabuhi orang lain. Yah, aku juga berpikir begitu. Pada saat itu.
"Sebenarnya ini tidak benar-benar berwarna biru. Lensa kontak yang membantuku."
Untuk warna mata aku sedikit setuju. Buktinya, ketika ia memakai masker dan topinya, aku tidak bisa mengenalinya walaupun hanya dengan melihat matanya.
Aku bertanya lagi, kenapa ia melakukan semua itu? Maksudku, untuk apa ia berusaha sekali untuk menutupi dirinya.
"Sengaja. Aku menyadari sesuatu, itu membuatku merasa bahwa yang aku lakukan memang tepat. Aku tidak berguna disini."
Ya, aku terkejut saat dia mengatakan itu. Mau bagaimanapun, Yeonsil-ah ralat, Yeonji adalah gadis terpenting dalam pribadiku.
Jika aku berpikir ke belakang, tentang jalan cerita hidupku yang sedikit tersesat itu, semuanya tidak akan terjadi-jika Yeonji tidak kembali. Detik itu, aku mengatakan semuanya. Sebenarnya tidak benar-benar semuanya, aku hanya mengucapkan sebuah kalimat yang menjadi inti dari semuanya.
"Kau menganggap dirimu tidak berguna? Hey lihatlah aku. Aku yang ada disini, adalah orang yang pernah hampir merenggut nyawamu."
Oh, fakta itu membuatku merasa seperti tertusuk bambu runcing di punggungku.
"Sekarang aku ada di hadapanmu, menemuimu lagi. Lupakan tentang rambut pirang, mata biru, dan Yeonsil. Kau tetaplah Yeonji, dan selalu menjadi Yeonji."
Biarpun mata itu berwarna biru, aku melihat tatapan yang sama seperti beberapa tahun yang lalu.
"Aku pergi karenamu, aku kembali juga karenamu, dan saat ini, aku datang juga karenamu. Jadi kau tahu kan apa maksudku?"
Saat aku mengatakan itu, aku juga baru menyadarinya. Semua yang aku lakukan, pada dasarnya pada garis besar adalah karena Yeonji. Aneh atau kebetulan? Kesimpulannya, pada hari itu, aku menyakinkan dirinya, bahwa dia adalah sosok yang sangat berguna bagiku.
"Hiduplah bersamaku."
From this moment.jeng jengg~
nih yang kemaren bingung mulu yaa.. mungkin sekarang bingungnya udah kebayar? ehe 😂awalnya gamau bikin bonchap, tapi karena hampir semuanya pada bingung karena alur yang sengaja aku loncatin, dan ending yang aku gantungin, jadi yaudaaa
BERHUBUNG SAYA BAIK DAN TIDAK SOMBONG GITU ORANGNYA YEKANNbonchap buat kalian ✨
tapi vomment dong😔 sedih liat vommentnya menurun terusnah ini kan baru yang Jimin's Side. nanti bakalan aku kasi bonus lagi, khusus buat yang Yeonji's side!
OKE KAN? oke aja.wqwq
selamat malam buat yg masih bangun~~
volliefde,
ell.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Hayran Kurgu[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...