12 : I Want My Aunt Back

1.8K 349 10
                                    

"Kau tahu, Jim? Kau tersangka utama di sini."

"Yup, kau benar hyung. Aku juga sadar akan hal itu."

•••

Yeonji begitu dikejutkan di pagi hari setelah ia pulang dari berliburnya dengan Jimin. Ia menemukan bibinya tergeletak lemas di kamar mandi. Awalnya Yeonji hanya curiga, karena bibinya tak kunjung keluar dari kamar mandi setelah 20 menit berlalu. Tapi begitu ia memeriksa keadaan, bibinya sudah lemas dengan kran air yang terus menyala.

Dengan segera ia menggunakan telepon rumahnya untuk menghubungi Namjoon. Begitu Yeonji mengatakan keadaan bibinya, tanpa basa-basi Namjoon datang ke rumah Yeonji. Kemudian ia dan Yeonji membawa bibi Yeonji ke rumah sakit.

Tapi sayangnya, mereka terlambat beberapa detik. Bibi Yeonji sudah tak bisa ditolong lagi. Beliau meninggal karena kerusakan pembuluh darah diotaknya. Namjoon memberi kabar duka ini pada Jimin. Kemudian Jimin menyalurkan kabar ini ke Jungkook. Mereka tentunya sangat terkejut ketika mendapatkan kabar ini.

Upacara pemakaman dilakukan satu hari setelah meninggalnya bibi Yeonji. Tak banyak yang datang. Mungkin hanya kerabat dekat Yeonji, dan juga ada Jungmi, Jimin, Jungkook, dan teman-teman mereka.

Tak bisa dipungkiri, Yeonji meloloskan air matanya ketika melihat foto bibinya terpampang jelas di hadapannya. Ia merasa kehilangan. Tak masalah dengan seberapa jahat perlakuan bibinya padanya. Yeonji begitu terpukul ketika pada kenyataannya bibinya sudah tutup usia.

Jungmi terus berada di samping Yeonji. Ia tak lelah untuk terus mengusap lengan atau punggung Yeonji. Berusaha mengatakan bahwa Yeonji harus kuat. Walaupun nyatanya Yeonji terus menangis, tapi ia tetap berada di samping Yeonji.

Jimin dan Jungkook juga terus berada di sana. Memberi salam pada beberapa tamu yang datang, dan mengucapkan terima kasih dengan nada yang lemah. Begitu semua sudah pulang, Jimin melihat ke arah Yeonji yang sedang duduk meringkuk bersama dengan Jungmi di sampingnya. Ia menghampiri Yeonji dan duduk di hadapan gadis itu. Kedua tangannya bergerak untuk menggenggam tangan Yeonji.

"Jangan bersedih." Jinmin mengusap air mata itu dengan lembut. "Bibimu tak akan tenang jika kau terus menangisinya."

Yeonji terus terisak. Ia semakin bergetar hebat saat Jimin bergerak maju untuk memeluknya. "Aku hiks- Aku harus bagai-mana," kalimat Yeonji terpotong karena isakan yang keluar terus menerus melalui mulutnya.

Jimin terus mengusap punggung Yeonji. Ia hanya tak ingin melihat Yeonji begitu rapuh. Melihatnya menangis seperti ini, ia kembali teringat tentang tangisannya saat ibunya meninggal. Itu benar-benar menyakitkan.

"Aku - aku sendi-rian hiks sekarang."

Mendengar kalimat itu, Namjoon segera menghampiri Yeonji dan beralih memeluk Yeonji dengan erat. Yang membuat Jimin melepaskan pelukannya. "Kau bicara apa? Kau tak sendirian. Lalu apa gunanya kami di sini?"

Namjoon membiarkan Yeonji menangis di pundaknya. Ia tahu betul bagaimana Yeonji ketika dilanda kesedihan seperti ini. Yang Yeonji butuhkan hanyalah kenyamanan dan ketenangan. Namjoon melepas pelukannya, menatap kedua mata Yeonji yang membengkak karena terlalu lama menangis.

"Ingat ini mulai sekarang. Kau tak perlu khawatir, aku, ayah dan ibuku akan selalu mengurusmu, Yeonji-ya. Jangan pernah beranggapan kau sendirian. Kau punya kami. Mengerti?"

DARKNESS | pjm ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang