"Lebih lagi saat kau menggunakan sweater kuning, seperti waktu itu."
"Maksudnya?"
•••
Seharian ini Yeonji akan terus di rumah. Karena ini adalah hari liburnya. Jadi, daripada hanya diam saja, lebih baik ia bersih-bersih rumah.
Hal itu sudah biasa ia lakukan. Karena kalau bukan ia yang melakukannya, siapa lagi? Dan mulai sekarang ia juga pasti melakukan semuanya sendiri, karena bibinya sudah pergi.
Yeonji mengikat rambutnya dengan asal dan mulai membersihkan seluruh isi rumah. Ia membersihkan ruangan paling atas lalu terakhir ruangan paling bawah. Setelah loteng sudah bersih, ia beralih ke kamarnya.
Kini giliran ruangan di samping kamarnya, kamar Bibi Jung. Perlahan ia membuka pintu kamar itu dan melihat keadaan di dalamnya. Hal pertama yang ia lakukan adalah menghela nafas ketika tahu bagaimana kondisi kamar mendiang Bibi Jung.
"Tak apa Yeonji. Ini semua harus bersih." Ucapnya untuk memberi semangat pada dirinya sendiri. Ia langsung membereskan semua barang di sana hingga benar-benar rapi. Ia juga sedikit memindah-mindahkan barang bibinya yang kira-kira tak akan terpakai lagi.
Ia membuka lemari Bibi Jung dan terkejut ketika melihat isinya. Baju-baju di dalamnya tak dilipat dengan rapi. Ia merasa sedih. Ia bahkan masih ingat dulu bibinya yang mengajarkan padanya cara melipat baju dengan rapi. Dengan telaten, ia melipat satu persatu baju itu dan meletakkannya di dalam beberapa kardus. Setelah bagian atas selesai, ia membuka lemari bagian bawah.
"Astaga!"
Ia melompat karena seekor cicak yang tiba-tiba keluar ketika ia membukanya. Ia menghembuskan nafas lega dan kembali berkutat pada lemari bibinya. Ia mengeluarkan semua isinya yang hanya terdapat kertas-kertas usang dan beberapa lipatan baju di bawahnya.
Cukup banyak kertas yang ia keluarkan, dan kini tersisa baju-baju usang di bawahnya. Sebagian besar dari baju-baju itu adalah bajunya saat ia masih kecil. Pergerakannya terhenti ketika melihat sweater berukuran kecil di sana. Dengan cepat ia mengambilnya dan melihatnya dengan lamat-lamat.
"Ini bukannya.."
"Kau manis Yeonji. Lebih lagi saat kau menggunakan sweater kuning, seperti waktu itu."
Pandangannya mulai kabur. Rasa pusing itu kembali menyerang. Ia menjatuhkan sweater itu dan menarik rambutnya karena rasa pusing yang menggerayangi kepalanya.
"Argh, apa lagi sekarang?"
Susah payah ia berdiri dengan sweater kecil di tangannya. Ia menjatuhkan tubuhnya tepat di atas ranjang bibinya. Pusing itu memang sedikit mereda tapi kepalanya masih terasa berputar. Ia meremat sweater kecil berwarna kuning itu. Semakin ia menatapnya, kepalanya akan berdenyut semakin kencang.
"Oh iya!"
Dengan segera ia berlari menuju loteng. Ia ingat ia pernah melihat fotonya memakai sweater yang sama dengan itu. Ia menggeledah semua koleksi fotonya hanya untuk menemukan foto itu.
Jantungnya berdetak kencang, nafasnya tercekat, tangannya bergetar. Sama persis. Ia meraih foto itu dan menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Bagaimana bisa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfiction[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...