"Tapi harus darimana hyung?"
"Bawalah dia ke kenangan kalian di masa lalu."
•••
Yeonji terkejut setengah mati. Karena setelah bel pulang berbunyi, ia berjalan menuju gerbang sekolahnya dan mendapati Jimin ada di sana, dengan mobil kesayangannya. Yeonji sempat menanyakan kenapa Jimin ada di sekolahnya. Namun jawaban Jimin benar-benar membuatnya tertawa.
"Kau seharusnya bersyukur ada pangeran tampan di sini."
Yeonji tak tahu harus bagaimana lagi menanggapinya. Jimin itu lucu, senyumnya juga manis saat berusaha membuat lelucon. Jimin memintanya untuk masuk ke dalam mobil. Dengan ragu, ia menurutinya. Tapi Jimin bisa melihat perubahan raut wajah Yeonji saat berada di dalam mobilnya.
Tanpa aba-aba, ia mengusap pundak Yeonji dan berkata, "Jangan takut. Aku tidak akan mencelakakan dirimu."
Anggukan ragu yang bisa Yeonji berikan padanya. Kemudian Yeonji memintanya untuk mengantarkannya ke Jeon's Company, tempatnya bekerja. Awalnya Jimin bertanya untuk apa Yeonji ke sana. Yeonji menjawabnya dengan ringan. Ia bilang, "Sekarang aku bekerja di sana."
Yeonji sadar, setelah ia mengatakan itu, Jimin menjadi sedikit diam. Entahlah, mungkin moodnya sedang jelek. Yeonji juga tak banyak berbicara setelah itu.
Hari demi hari, minggu demi minggu. Yeonji mulai menjalani pekerjaannya dengan baik. Yah.. Walaupun tak begitu baik. Setidaknya itu cukup untuk pekerjaan pertamanya. Bayangannya tak sesuai dengan kenyataan. Ia kira bekerja menjadi sekretaris pribadi seorang CEO hanya perlu diam menemani, atau membantu mengisi berkas-berkas penting.
Ternyata tidak. Semuanya salah. Kenyatannya pekerjaannya itu jauh lebih merepotkan. Karena Tuan CEO itu selalu menyuruhnya melakukan ini dan itu. Bukan hal yang berat, tapi itu cukup membuatnya lelah. Karena ia harus berulang kali ke supermarket hanya untuk membeli minum yang Jungkook inginkan.
Tapi Jungkook sebenarnya punya sisi baik. Salah satunya saat ia sengaja menyimpan makanan dan minuman yang Yeonji belikan. Ia memberikannya pada Yeonji. Karena waktu itu ia tahu Yeonji sedang lapar. Juga waktu Yeonji tak sengaja tertidur di kantor. Saat ia membuka mata, ia sudah berada di kursi sofa, dan tubuhnya juga sudah tertutup selimut. Jika ia bertanya, Jungkook pasti menjawab bahwa ia yang melakukan semuanya.
Tapi tetap saja, sifat menyebalkan lebih dominan pada dirinya. Sama seperti sekarang, Jungkook kembali meminta Yeonji untuk membeli minuman di luar. Begitu Yeonji masuk ke dalam supermarket dekat kantor, penjaga kasir selalu menyapanya. Bisa dibayangkan seberapa sering ia datang, hingga penjaga kasir saja hafal dengan wajahnya.
"Selamat siang, nona. Beli minum lagi?"
"Selamat siang. Yah... Seperti biasa." Yeonji berjalan memasuki supermarket tersebut. Ingin mencari minuman yang berbeda dari sebelumnya.
Setelah membelinya, ia berjalan keluar dari supermarket tersebut, dan kembali menuju kantor Jungkook. Ketika ia berjalan ke arah ruangan Jungkook, ia melihat seorang gadis keluar dari ruangan itu. Yeonji hanya melihatnya. Gadis itu menangis. Apa yang sedang terjadi di sana?
Setelah mengetuk pintu, Yeonji masuk dengan hati-hati. Ia melihat Jungkook yang tengah berdiri melihat ke arah luar jendela. "Ekhem. Aku bawa minumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfiction[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...