CHAPTER 1

4.7K 274 10
                                    

Kongpop POV

Hari ini, aku putuskan untuk mendaftar di fakultas teknik universitas yang dipilihkan ma dan pa. Ma bilang fakultas ini banyak menghasilkan lulusan yang hebat seperti Pa mu. Aku baru tahu ternyata Pa lulusan teknik, aku kira selama ini Pa lulusan ekonomi. Ma terus memaksaku untuk mengambil faktultas teknik walau aku bersikeras dengan pilihanku, Ma tahu kelemahanku lalu menggunakan kesempatan itu dan berhasil.

Pa dan kedua kakak kandungku pun mendukung pilihan Ma. Bahkan P'Arm, kakak iparku menyuruhku tinggal bersama keluarganya nanti selama aku mengikuti perkuliahan. Aku menolak dan memberikan syarat kepada Ma dan Pa jika aku mau memilih fakultas teknik maka mereka juga harus menyetujui keinginanku. Awalnya mereka ragu tapi mereka tahu betapa keras kepalanya putra kecintaan mereka, akhirnya mereka pun menyetujui syaratku juga.

Keluargaku terdiri dari Ma dan Pa, kakak pertamaku P'Fah, usianya 10 tahun lebih tua dariku, sudah menikah dengan P'Arm dan memiliki dua orang anak perempuan bernama Via dan Tia, kemudian kakak keduaku P'Fay usianya 8 tahun lebih tua dariku, juga sudah menikah dengan P'Ohm dan memiliki seorang putri bernama Vin. Pa memiliki perusahaan besar dan perhotelan di Thailand dan beberapa negara Asia sedangkan Ma mantan model terkenal sebelum menikah dengan Pa.

Sejak kecil Pa mengajariku menjadi seorang pemimpin perusahaan yang baik, berwibawa dan bertanggungjawab sedangkan Ma mengajariku menjadi sosok anak yang menghormati dan menghargai orang lain bukan karena status sosial. P'Fah ikut mengurusi perusahaan Pa sedangkan P'Arm adalah dokter sekaligus pemilik rumah sakit ternama di Thailand. P'Fay memilih menjadi seorang designer terkenal sedangkan P'Ohm adalah pemilik beberapa restoran di Thailand. Keluargaku sangat overprotektif padaku karena aku anak laki-laki satu-satunya penerus keluarga Suthiluck.

Mereka mengawasi dan menjagaku dengan cara mereka agar aku selalu aman, tidak ingin kejadian beberapa tahun lalu terjadi lagi walau aku tahu kejadian itu masih membekas diingatan mereka. Semenjak kejadian itu, aku meminta P'Ohm mengajariku beladiri dan kini aku menyandang sabuk hitam.

Keinginanku masuk fakultas ekonomi selain aku ingin lebih pandai berbisnis juga karena janjiku dengan kekasihku dulu. Kami ingin masuk fakultas ekonomi dan universitas yang sama. Hubungan kami tidak lama karena aku memintanya mengakhiri hubungan kami setelah aku menemukannya berciuman dengan seorang pria. Dia menyadari keberadaanku dan kami saling diam. Jika ditanya apa aku patah hati jawabnya tentu saja tidak, alasannya dari awal aku mengajaknya pacaran hanya tertarik dengan kesederhanaannya dan kebaikan hatinya, dan sebagai seorang laki laki aku harus bertanggungjawab dengan ucapannya bukan.

Apa aku sedih ? tentu saja karena aku merasa gagal menjadikan dia gadis spesial dihatiku hingga dia berpacaran dengan pria lain saat bersamaku. Ma berulang kali memperkenalkanku dengan anak gadis temannya tapi aku selalu menolak. Hal terpenting bagiku saat ini ingin membahagiakan Ma dan Pa.

Sepanjang perjalanan dalan taksi pikiranku tidak lepas dari keputusanku yang aku ambil, hingga tak terasa taksi yang aku tumpangi berhenti di depan fakultas teknik. Aku rasakan getaran di kantong celanaku, panggilan dari Ma.

" Sawadeeka krap Ma "

" .... "

" Aku baru saja tiba Ma "

" .... "

" Tidak usah Ma, aku bisa pulang sendiri, bukankah Ma sedang banyak pekerjaan di hotel "

" .... "

" Ma, sudah janji tidak ada perjodohan lagi "

" .... "

" Aku tidak ingin mereka mengenaliku Ma "

" .... "

" Aku akan menghubungimu setelah semua urusan selesai Ma, bye Ma "

Kusimpan kembali ponselku setelah pembicaraan dengan Ma berakhir. Ku tolehkan kepalaku ke kanan ke kiri, lebih baik aku ke sana sepertinya beberapa siswa dan siswi yang memakai seragam sekolah mereka masing-masing berkumpul melihat sesuatu di papan itu. Aku pun ke sana dan tiba-tiba salah satu siswa berbalik dan tampak kaget dengan keberadaanku di belakangnya. Aku senang bertemu dengan sahabatku ini.

My Sunshine, ArthitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang