NORMAL POV
Suasana aula tempat berlangsungnya pertemuan maba dan hazer tampak hening, tidak ada satu pun maba berani bersuara. Kongpop yang biasanya akan menantang pun juga diam.
Sejak di mulai kegiatan ini beberapa menit yang lalu, ketua hazer sudah memasang wajah marah bahkan dia meremas salah satu buku tanda tangan itu karena sebelumnya para maba harus mengumpulkan buku tanda tangan itu dan para hazer tampak kecewa dengan hasil yang mereka lihat.
" Apa kalian tidak ada niat satu pun meminta tanda tangan dengan para tim hazer di sini ? " bentak Arthit pada para maba.
" Lihat beberapa dari kalian tidak menyelesaikan tugas dengan sempurna padahal aku memberikan waktu selama seminggu " para maba hanya menundukkan kepala mereka.
" Baik, aku akan memberikan kalian hukuman, kalian harus menulis 1000 kalimat: aku ingin menjadi junior P'Arthit, dan kumpulkan dua hari lagi, mengerti !! " Arthit menatap tajam seluruh maba yang tampak takut kecuali Kongpop dan Wad yang terlihat biasa saja.
Kongpop yang menatap Arthit jengah dan Wad yang sesekali mencuri pandang ke arah Prem.
" Mengerti Phi " jawab maba serentak.
ARTHIT POV
Kepalaku benar benar pusing dengan kelakuan maba tahun ini. Apa waktu seminggu tidak cukup bagi mereka mengumpulkan 1000 tangan saja. Dasar pemalas !!.
Aku ingin kegiatan Sotus ini segera berakhir. Bisa bisa aku cepat tua karena kelakuan mereka yang selalu membuatku marah-marah. Mau jadi apa mereka nantinya.
" Menyebalkan " cibirku.
Dan apa apaan si Kongpop melihatku terus seperti itu, dia selalu saja ingin mencari masalah denganku. Aku akui kau hebat bisa mengumpulkan 1000 tanda tangan dalam waktu singkat meskipun tidak meminta tanda tanganku lagi.
' Tetap saja, sepertinya aku tidak dianggap sebagai seniornya nanti '
Lebih baik abaikan saja dia.
.
." Aku lihat beberapa maba tidak mengikuti pertemuan sore ini, apa kalian tahu alasannya mereka ? " tanyaku lantang tapi mereka hanya diam.
Aku mendekati salah satu maba untuk mencari tahu alasan mereka yang tidak ikut di pertemuan ini namun justru aku menemukan maba yang tidak memakai tag nama dilehernya pantas dia terus menundukkan kepalanya dan tampak gelisah.
" Kau, berdiri " perintahku. Ternyata dia salah satu teman Kongpop yang paling dekat dengannya.
Ck, mengapa yang berhubungan dengan Kongpop selalu pembuat masalah. Sangat menyebalkan.
" Di mana tag namamu ? "
" Aku lupa Phi " jawabnya pelan.
" Lupa?! apa kau pikir tag nama itu hanya sebuah aksesoris " kataku tajam dan dari ekor mataku aku bisa melihat Kongpop tidak menyukaiku memarahi temannya ini.
' Kau tampak khawatir sekali, Kong '
" Aku memberikan tag nama itu agar kalian sesama maba dan senior bisa saling mengenal " jelasku lagi.
" Tapi kau tidak membawanya, apa kau tidak ingin kami mengenalmu ? apa teman-temanmu sudah mengenalmu makanya kau tidak memakainya " aku menatap tajam pada maba ini.
" Bu bukan begitu Phi " jawabnya gugup.
" Baiklah, aku ingin tahu apa kalian mengenal pemuda ini ? angkat kepala kalian " tanyaku kepada maba lainnya tapi tak ada satupun yang menjawabku.
" Lihat tidak ada sat ... "
" Namanya Aim " jawab sebuah suara yang aku kenal, memotong perkataanku.
" Siapa yang menjawabnya ? berdiri ! "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine, Arthit
عاطفيةKong bertemu dengan Arthit lagi saat Sotus berlangsung. Kong melihat Arthit berbeda dengan Arthit yang dulu pernah ditemuinya saat akan mendaftar di fakultas teknik. Seiring waktu perasaan cinta tumbuh dalam hati Kong untuk Arthit, tapi Arthit bingu...