Chapter 19

1.8K 180 25
                                    

NORMAL POV

Hampir satu setengah jam lamanya Kongpop hanya duduk diam didalam mobil sambil mendengarkan musik dengan headset yang terpasang di kedua telinganya dengan kedua matanya yang tertutup.

Hhhhhh

Berkali kali helaan nafas keluar dari bibir Kongpop pertanda dia sangat bosan sekali.

' Seandainya di sini ada P'Arthit pasti menyenangkan ' pikir Kongpop dengan mata yang masih tertutup sambil membayangkan wajah jutek Arthit. Seulas senyum terukir di wajah tampan Kongpop mengingat kelakuan lucu ketua hazer yang selalu dianggap menyeramkan di mata para maba dan senior jurusan teknik.

" Seram darimana, wajah P'Arthit cantik, tampan dan imut gitu " ujar Kongpop dan terkekeh kecil.

" Kan jadi kangen " lirih Kongpop.

Kongpop melirik jam tangan rolexnya yang melingkar di pergelangan tangan kiri.

Pukul 12.15 pm

" P'Arthit lagi apa jam segini sih "

Kongpop mengusak rambutnya kayak orang frustasi, sedetik saja pikirannya tidak pernah lepas dari sosok Arthit.

" Berjuang aja belum gimana mau jadi pacar " gumam Kongpop lagi sambil mengantukkan kepalanya pelan ke sandaran kursi penumpang di depannya.

Hhhhhh

" Lebih baik aku berkeliling saja "

Kongpop langsung mengambil kamera dari dalam tas rangselnya dan menggantungkan dileher lalu keluar dan mengunci mobilnya. Kedua matanya mengitari sekelilingnya hingga kedua retinanya menangkap hamparan laut yang luas beberapa meter dari tempatnya berdiri, kedua tangannya mengepal kuat dengan kepalanya tertunduk untuk beberapa detik.

Kongpop mengalihkan tatapannya kearah lain dan melangkah menjauh. Tidak ada arah tujuan tapi setiap ada objek yang menarik perhatiannya, Kongpop pasti akan menjepretnya. Langkah Kongpop terhenti saat melihat gerobak penjual minuman berwarna merah muda kesukaan Arthit lalu mendekati paman penjual minuman itu.

" Paman, aku pesan es susu pink nya satu "

" Oke, sebentar ya nong "

Kongpop langsung membayar dengan uang pas pada penjual minuman itu lalu duduk di trotoar di bawah pohon dan tak berapa lama pesanan Kongpop siap.

" Nong ini minumannya "

" Khap khun krap Paman "

Kongpop menyerut minumannya dengan tenang hingga habis lalu kembali berjalan sambil mencari objek objek lain yang menarik. Di tengah keasikannya, Kongpop malah menangkap seluet penampakan di lensa kameranya.

" Eh ... P'Arthit ... " ujar Kongpop tak percaya bisa melihat mataharinya di sini.

" Jodoh pasti bertemu " gumam Kongpop sambil senyum senyum sendiri.

Dalam diam Kongpop terus mengamati gerak gerik pujaan hatinya dan mendengar sayup sayup teriakan Arthit yang menjadi pusat perhatian orang orang yang berlalu lalang.

Kongpop pun ikut tertawa.

" Manis " Gumam Kongpop lagi saat melihat semburat merah di wajah Arthit, terbesit ide untuk menjahilinnya.

" Gangguin ahh " Kongpop hendak melangkah menghampiri Arthit namun kedua kakinya harus terhenti saat melihat seorang pria menghampiri Arthit.

Kongpop menelisik perawakan pria itu dan betapa terkejutnya melihat Arthit malah memeluk pria itu dengan senyuman yang sangat manis berbeda jika melihatnya. Bahkan Arthit tertawa bersama pria itu dan sepertinya pria itu juga terlihat akrab dengan keempat sahabat Arthit.

My Sunshine, ArthitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang