NORMAL POV
Di sudut kamar seorang pria tampan, duduk termenung di atas tempat tidurnya, tangan kirinya memegang dimana letak jantungnya berada, jantungnya berdetak sangat cepat tapi senada, seolah ada ribuan kupu kupu hinggap di rongga hatinya saat mata hati dan isi kepalanya menyeru satu nama P'Arthit.
Kongpop tidak pernah membenci Arthit dari awal Sotus, rasa penasaran tentang perubahan sikap pria itu membuatnya ingin tahu dan bertanya dengan para senior lain bahkan dosen-dosen yang ada di kampus mereka yang sangat mengenal baik ketua hazer itu tentu saja secara diam diam.
Selain itu keinginan untuk selalu dekat membuatnya menyadari bahwa dia sudah terjatuh terlalu dalam untuk menyukai ketua hazer itu apa adanya. Apalagi sebelum dia berangkat ke kampus tadi pagi sempat dilihatnya Arthit yang baru bangun tidur dengan kaos lengan pendek dan celana pendek serta rambut yang super acak acakan terlihat sangat polos, imut dan menawan dengan senyuman indahnya.
Kongpop terpaku.
Kongpop menyukai sisi lain dari Arthit ini tapi moodnya sempat kembali buruk saat Arthit mempermainkannya di kantin tadi namun rasa kesal dan marah hanya sesaat setelah dia mengingat Arthit yang polos berada di seberang kamarnya tadi pagi, mengamati hal menarik dari seorang Arthit.
Hanya dirinya yang tau.
Hati Kongpop mulai menghangat ketika dia dengan lantangnya akan menjadikan Arthit sebagai istrinya. Apalagi kedua mata mereka saling bertemu dan menatap lebih dalam lagi saat itulah Kongpop merasakan jantungnya terus berdetak dan kini rasa itu membuncah setiap mengingat nama dan wujud Arthit.
Kongpop belum merubah posisi duduknya, tangan kanannya kini menuliskan sesuatu yang tidak bisa di suarakan oleh mulutnya tapi dia tahu rasa apa yang dimilikinya untuk senior galak yang dipandang menyebalkan oleh maba tapi baginya pria yang lebih tua darinya itu sangat berharga.
P'Arthit, aku mencintaimu !!!
.
.
.
Di waktu yang sama, di salah satu kamar yang berada tepat disebrang kamar milik Kongpop, pria bernama Arthit sedang tertidur sangat damai dengan wajahnya terlihat bahagia, sepertinya dia sedang bermimpi indah. Siapa yang dimimpikannya ??Alam bawah sadar Arthit
" Kong hmm pop hmm hhhh "
" Ahhh hhhmm Kong hmm uhhh "
" Aghhhhhh hhh " kedua mata Arthit terbuka, deru nafasnya seperti orang yang habis berlari kencang.
Kembali ke reality
" Apa yang aku mimpikan tadi ? " Arthit merasakan sesuatu tak nyaman di daerah selangkangannya. Dia melihat sesuatu membesar di balik celana pendeknya seketika kedua matanya membulat melihat Arthit kecil yang kesakitan terbungkus celana dalamnya. Arthit segera berlari ke kamar mandi demi menyelesaikan seperti mimpinya yang terputus tadi dengan meneriaki nama maba yang paling menyebalkan "Konghhhhhpopppphmmmm hhhhhh " Arthit pun terduduk lemas di kamar mandinya.
Arthit segera membersihkan tubuh dan mengganti pakaian lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya lagi. Pikiran Arthit kembali menerawang ke kejadian di aula kemaren sore.
Hhhhh
Kongpop menantangnya akan menjadikan dirinya sebagai seorang istri. Arthit merasa Kongpop sudah gila tapi jika diingat lagi, Arthit bisa merasakan detak jantungnya sangat cepat tapi menyenangkan namun bersamaan dengan emosinya yang meluap karena malu dan merasa terhina sebagai seorang pria dan juga senior hingga membuatnya emosi tinggi dan hampir memukul Kongpop
Sebelum keluar dari aula, kedua mata mereka bersibobrok dan Arthit semakin merasakan ribuan kupu-kupu menggelitik rongga hatinya dan ditambah rona merah yang muncul di kedua pipi putihnya, berusaha mengabaikan perasaan asing membuat sesak namun juga nyaman. Arthit mengajak sahabat-sahabatnya bermain ke bar tempat biasa mereka berkumpul untuk mencari wanita sexy dan mabuk-mabukan teruntuk Toota dan Bright tapi untuk malam ini mereka hanya sekedar minum tidak sampai mabuk dan melakukan hal hal aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine, Arthit
RomanceKong bertemu dengan Arthit lagi saat Sotus berlangsung. Kong melihat Arthit berbeda dengan Arthit yang dulu pernah ditemuinya saat akan mendaftar di fakultas teknik. Seiring waktu perasaan cinta tumbuh dalam hati Kong untuk Arthit, tapi Arthit bingu...