NORMAL POV
Kongpop terbangun di pagi buta saat getaran ponselnya mengganggu tidurnya, dengan wajah masih mengantuk Kongpop meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja lampu sebelah tempat tidur, diliriknya sekilas layar ponselnya dan langsung terduduk saat nama Pa nya yang tertera di sana.
" Pa " lirih Kongpop lalu melihat jam dinding yang menunjukkan jam 4 pagi.
Kongpop heran tidak biasanya Pa nya akan menghubungi dirinya sepagi ini. Pasti ada sesuatu yang menganggu pikiran Pa nya pikir Kongpop. Tidak ingin membuat Pa nya menunggu lama, Kongpop menjawab panggilan dari tuan Suthiluck.
KONGPOP POV
" Halo. Sawadee krap, Pa " sapaku dan tak berapa lama suara berat Pa menyapa pendengaranku, ada nada kekhawatiran setiap kata katanya.
Pa dan Ma pasti tidak percaya dengan keputusanku untuk datang ke makam Ran untuk pertama kalinya. Dulu setiap tanggal ini aku pasti selalu menghindar karena aku tidak pernah ingin bertemu keluarga bibi Yin lagi. Hanya Ma dan Pa selalu datang ke makam Ran untuk menperingati kematiannya. Bagaimanapun aku, Tan dan Ran tumbuh bersama.
Aku belum bisa menerima perlakuan buruk paman Tor padaku dan sangat kecewa pada bibi Yin yang tega membohongiku. Berkali kali bibi Yin minta maaf padaku dan aku selalu mengabaikannya.
Marah ! tentu saja.
Benci ! apalagi.
Satu hal yang selalu aku tekan pada diriku ' Jangan mempercayai orang asing yang berbuat sangat baik padamu '.
' Tapi mereka bukan orang asing bukan ' tanyaku pada diri sendiri.
Entahlah
Aku tersentak dari pemikiran dan bayangan tentang kejadian itu saat suara Pa terus memanggil manggil namaku.
" Ya, Pa. Kong masih di sini. Kong baik baik saja. Jangan khawatirkan, Kong " jawabku pelan, ada sedikit nada ragu di suaraku.
Bagaimanapun berkali kali nyawaku hampir melayang di tangan Tan dan orang orang tak di kenal. Aku tidak ingin membuat keluargaku semakin khawatir padaku.
" Tidak usah menjemput Kong, Pa. Kong bisa berangkat sendiri naik bus nanti malam "
" .... "
" Sawadee Krap, Pa " jawabku mengakhiri percakapan dengan Pa.
Ini masih terlalu pagi, lebih baik aku berjalan jalan saja menghirup udara segar tapi sebelumnya aku ingin menyapa matahariku. Ku langkahkn kakiku menuju balkon dan memandang ke arah kamar yang masih tertutup rapat di seberang.
" Pasti P'Arthit masih tidur, good morning my sunshine, i love you " bisikku lalu pergi meninggalkan dorm. Pagi yang tenang.
NORMAL POV
Cahaya matahari pagi masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka dan mengusik tidur seorang pemuda imut dari mimpi indahnya. Arthit, nama pemuda itu.
Enghhh
Lenguhnya saat secerca sinar mengenai wajahnya tapi Arthit masih mengantuk lalu dia menarik selimutnya kembali menutupi wajahnya dan tidur lagi.
.
.
Beberapa jam kemudian, Arthit yang masih terlelap dalam tidurnya tersentak dengan bunyi alarm yang nyaring.
RING
RING
RING
" Shit ! " umpatnya dengan mata terpejam, di rabanya meja lampu sebelah tempat tidur mencari alarm yang terus berbunyi lalu melemparkannya ke arah samping dan membentur dinding kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine, Arthit
RomanceKong bertemu dengan Arthit lagi saat Sotus berlangsung. Kong melihat Arthit berbeda dengan Arthit yang dulu pernah ditemuinya saat akan mendaftar di fakultas teknik. Seiring waktu perasaan cinta tumbuh dalam hati Kong untuk Arthit, tapi Arthit bingu...