NORMAL POVArthit menatap langit langit kamarnya dengan perasaan campur aduk. Kedua matanya masih enggan untuk menutup meskipun malam semakin larut. Pikirannya terus tertuju pada sosok wajah Kongpop yang terus bermain di dalam otaknya.
Aghh
Arthit ingin sekali menampar wajah tampan Kongpop tadi, tapi kenyataannya adalah seluruh sistem sarafnya lumpuh hanya dengan sebuah kecupan singkat di dahi yang sarat kasih sayang. Tidak dapat dipungkiri, Arthit menyukai apa yang dilakukan Kongpop.
BLUSH
Wajah Arthit kembali memerah sungguh Arthit tak menyangka bagaimana dirinya bisa terjatuh ke pesona Kongpop tanpa bisa dicegah, begitu saja membiarkan deguban deguban di dadanya berdetak tak karuan bahkan sempat terpintas keinginan Arthit mencium bibir tipis Kongpop dan melumatnya.
Oh Tuhan, Arthit tak habis pikir menjadi mesum begini hanya karena bibir Kongpop lalu memukul kepalanya pelan berusaha menyingkirkan pikiran laknatnya yang tiba tiba muncul. Rasanya Arthit ingin lompat dari Rama Bridge saja.
Brengsek !!
Sok tampan !!
Aku benci kau !!
Bla Bla !!!!!!!!!
Makian demi makian Arthit lontarkan untuk Kongpop sambil berguling guling di atas ranjangnya, mengabaikan waktu yang sudah lewat tengah malam.
" Bisakah aku hidup tenang tanpa harus merasakan sakit lagi " lirih Arthit akhirnya.
Sungguh Arthit tidak tahu harus bagaimana lagi, entah sejak kapan rasa itu muncul, semakin dia menyangkal semakin tumbuh rasa yang dulu pernah hidup di hatinya tapi bukan untuk wanita yang pernah dicintainya tapi untuk pria yang sangat menyebalkan di kampusnya.
Arthit bukanlah orang bodoh yang tidak mengenal cinta. Dia sangat tahu bagaimana jantungnya dulu berdetak tak karuan bila didekat sahabat wanitanya.
NAMTARN
Dan kini deguban itu muncul lagi setiap Arthit bertemu dengan maba bernama Kongpop, yang tiap saat menguras kesabaran Arthit melihat tingkahnya yang selalu memancing emosi.
Namun sekali lagi Arthit yang memiliki harga diri sangat tinggi harus menampik jika dia bukan seorang gay, apalagi menyukai Kongpop, maba yang dianggapnya menyebalkan dan harus dijauhi selamanya.
" Aku takkan pernah menyukaimu " ujar Arthit tak terima dengan perasaan anehnya sekarang.
Apalagi Kongpop itu pangeran kampus yang disukai oleh kaum wanita dan pria berstatus uke di kampus mereka bahkan sudah beberapa kali Arthit menangkap basah kebersamaan Wad, salah satu maba yang sama menyebalkannya seperti Kongpop.
Arthit menggeram tak suka mengingat kedekatan dua maba yang sering dielukan sebagai pasangan yang cocok oleh maba seangkatan mereka selain dengan Praepillin, salah satu teman Kongpop yang dekat dengannya juga. Ditambah kenyataan Kongpop sudah bertunangan dengan wanita dari fakultas lain.
Aaghhh
" Berhentilah bermain di kepalaku !! " teriak Arthit sambil memukul pelan kepalanya berusaha mengenyahkan hal hal tentang Kongpop.
Hhhhh
Lelah dengan pikirannya dan kantuk tak kunjung datang, Arthit bangkit lalu membuka laci ranjangnya dan mengambil beberapa memo pemberian dari penggemar rahasianya yang tersimpan baik di sana.
" KP " ujar Arthit pelan.
ARTHIT POV
Aku sangat penasaran dengan penggemar rahasiaku ini, entah bagaimana dia sangat mengenalku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine, Arthit
RomanceKong bertemu dengan Arthit lagi saat Sotus berlangsung. Kong melihat Arthit berbeda dengan Arthit yang dulu pernah ditemuinya saat akan mendaftar di fakultas teknik. Seiring waktu perasaan cinta tumbuh dalam hati Kong untuk Arthit, tapi Arthit bingu...