Chapter 14

1.9K 217 26
                                    

NORMAL POV

Setelah mengantar Fon kembali ke fakultasnya, Kongpop segera mencari keberadaan Arthit. Sejak pagi Kongpop tidak melihat keberadaan Arthit, pikirannya jadi tidak tenang. Setiap sudut fakultas teknik sudah didatanginya tapi Arthit belum ditemukan juga.

Kedua kakinya terus melangkah dengan lemah hingga kedua matanya menangkap sosok yang dicarinya. Arthit duduk menyendiri di rerumputan halaman belakang dekat fakultas seni. Kongpop tanpa ragu mendekati keberadaan Arthit.

ARTHIT POV

Apa yang terjadi denganku sih?

Apa yang dilakukan Kongpop dan dengan siapa dia dekat, seharusnya bukan menjadi urusanku kan?

Itu hidupnya, aku bukan siapa siapa dia tapi kenapa setiap aku tak melihatnya, kedua mataku ingin mencari keberadaannya dan setelah bertemu dengannya apalagi dia bersama orang lain, aku selalu kesal.

Sejak insiden gear itu, saat kedua mata kami bertemu, sesuatu berubah, ada detakan didadaku.

Apa artinya ini ?

Aku tidak mungkin menyukai Kongpop kan ?

Aku masih normal, masih suka dengan wanita berdada besar dan montok. 

" Aghh, pusing " lirihku dengan mengacak rambutku kesal.

Hhhhhhhh

Hanya menghela nafas

Kedua mataku teralihkan pada kantong plastik dipangkuanku yang sempat terabaikan. Sudah tiga hari ini, aku menerima bungkusan dengan isi yang sama dan memo yang terus membuatku tersenyum.

Prem bilang mungkin dia penggemar rahasiaku.

Apa itu mungkin ?

Tapi siapa dia ?

Aku membuka memonya dan membaca tiap huruf yang tertulis berulang kali " aku mencintaimu P'Arthit , love KP "

' Dia mencintaiku '

Selalu kata kata ini yang ditulisnya.

Apa yang aku rasa ?

Bahagia ? tentu saja.

Tapi ...

Ini berbeda, saat aku menyentuh dadaku, tak ada detakan yang sama setiap melihat Kongpop.

Kau siapa huh? KP ?

Inisial namamu tidak asing sepertinya.

Ehem ehem

" P'Arthit, sedang apa di sini ? " suara ini, aku tolehkan kepalaku ke belakang.

" Kongpop ? " dia hanya tersenyum manis yang selalu membuatku terpaku.

DEG

Dadaku berdetak, aku harap wajahku tak memerah.

" P'Arthit, kenapa sendirian di sini ? " aku menatapnya datar.

' Ini anak selalu ada dimana mana deh ' pikirku.

" Ck, bukan urusanmu " kataku ketus.

" Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kau lakukan di sini Kongpop ? " sambungku dan menatapnya tajam.

" Aku mencari P'Arthit dari tadi, eh ternyata P'Arthit di sini " jawabnya santai.

" Ada apa kau mencariku ? " heran lihat kelakuan anak ini.

" Tidak, hanya ingin saja "

" Dasar gila " cibirku.

" Hmm, mungkin "

My Sunshine, ArthitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang