Hello-5

9 4 0
                                    

Banyak tempat
Di dunia ini
Namun takdir menentukan lain

⭐⭐⭐

"Siapa bilang saya tidak akan membelinya." Katanya dengan dingin.

Seketika Leony mendongak dan menatap wajah orang tak dikenal itu. Satu hal yang Leony sesali adalah dia tidak memperhatikan siapa yang akan menjadi lawan bicaranya itu. Seorang pria tinggi berkacamata dan berwajah sepertinya. Khas Indonesia. Dengan pakaian formal khas pengusaha sukses.

Dan yang paling mengejutkan, pria itu adalah seseorang yang sedang memenuhi pikirannya sejak kejadian di toko kue Jane. Seseorang yang ia kira adalah almarhum sahabat Randyaz yang bangkit kembali.

Dengan kasar pria itu menarik buku yang sebentar lagi akan menjadi haknya dari tangan Leony.

"Oh.. Oh.. Maafkan aku." Leony melepas buku itu dengan raut wajah yang masih menunjukkan keterkejutan. Leony masih setia berbicara menggunakan bahasa Inggris.

"Astaga.. Apa yang aku lakukan? Kau sangat ceroboh. Dan kau telah mengganggu singa di kandangnya, Leony." Umpat Leony pada dirinya sendiri. Ia menundukkan pandangannya.

"Kau kira aku tidak mengerti apa yang barusan kau katakan?" Kata pria itu dengan nada rendah dan pelan.

Untuk kesekian kalinya pria di hadapannya ini berhasil membuatnya terkejut. Dia bisa berbahasa Indonesia. Memperkuat keyakinan bahwa pria di depannya adalah Ilham. Dan baru saja Leony mengatai pria itu sebagai 'singa ngamuk'. Parahnya, pria itu mendengarnya.

Leony menundukkan kepalanya lebih dalam lagi. Ia bergeming. Secara tiba-tiba, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat menuju celah-celah rak lain.

Pria itu memandang aneh punggung Leony yang berlalu tanpa permisi. Ia terkekeh karena merasa berhasil mempermalukan gadis aneh tak dikenal itu.

🍂🍂🍂

Apa yang harus dilakukannya saat ini. Perasaan Leony menjadi campur aduk antara terkejut, sedih, takut, dan malu karena insiden 'singa ngamuk' tadi. Ia masih setia bersandar pada rak buku besar di bookstore ini. Ia enggan bergegas keluar dari sini karena apa yang ia takutkan sedang berada di dekat akses utama bookstore ini.

"Pria itu sungguh menyebalkan." Geram Leony pelan sambil mengintip melalui celah rak buku. Pria itu sedang membaca buku yang sudah dibelinya di kursi yang disediakan bookstore ini.

Di sisi lain, tanpa Leony sadari pria itu tengah menertawainya dalam diam. Pasalnya Leony seperti orang bodoh sekarang. Mengintip bak pencuri, mengumpat tidak jelas, dan mondar mandir mencari akses untuk keluar tanpa bertemu sang 'singa ngamuk'.

Dan tanpa Leony sadari, sebenarnya ia masih setia berdiri di dalam bookstore ini bukan karena malu akan insidennya dengan pria itu. Namun jauh di dalam hati dan pikirannya, ia masih berharap bahwa pria itu adalah almarhum sahabat kakaknya. Ilham.

"Honey! Ternyata benar kau disini. Aku sudah mencarimu ke kantor dan kau tidak ada." Gadis itu. Gadis yang diwawancarai wartawan di toko kue Jane.

Leony melihat pria itu mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap gadisnya yang sedang merengek.

"Ada apa?"

"Papa mencarimu. Menanyakan persiapan pernikahan kita."

"Astaga. Itu masih lama. Aku sedang sibuk. Jadi kumohon kali ini jangan menggangguku." Pria itu berdecak sebal lalu berdiri dan berlalu meninggalkan gadis itu.

Hello From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang