Hello-14

9 3 0
                                    

Kamu meminta padaku
Untuk kebaikannya
Namun tak kusangka
Dia-mu adalah dia-ku

⭐⭐⭐

Leony meninggalkan Nala dan Febri di rumahnya. Rencananya mereka akan menginap di rumah Leony, sejujurnya untuk menguatkan dan mendengarkan Leony yang saat ini akan menemui Jeff di depan rumah.

"Pakai jaket ya?" Jeff melepas jaketnya dan menyampirkannya di bahu Leony. Leony peka bahwa saat ini Jeff sedang menekan rasa tak nyaman di hatinya, maka Leony hanya diam saja.
Jeff menuntun Leony menuju mobil. Selama perjalanan, baik Leony maupun Jeff sama-sama menutup mulut. Hingga mobil terparkir rapi di depan sebuah cafe favorit Jeff.

"Mau pesan apa, Leon?" Jeff mencoba menekan egonya. Gadis di hadapannya ini berbeda umur beberapa tahun dengan, masih labil. Jeff paham itu.

"Kayak biasanya aja, Jeff." Leony mencoba tersenyum tulus, walau hasilnya malah seringaian aneh yang terlihat.

"Orange Juice nya satu, Strawberry Juice nya satu. Ditambah mendoan satu porsi dan french fries satu porsi." Jeff mendikte pesanan mereka seperti biasa saat jalan berdua.

"Gimana kabar mama sama papa?" Jeff memecah keheningan mereka.

"Baik. Kemarin sempet nanyain kamu. Waktu itu aku mau hubungin, tapi angkatan kamu lagi gencar-gencarnya praktek." Terang Leony sambil menunjukkan sederet gigi putihnya.

Jeff memang sudah mengenal dengan baik keluarga Leony. Dan mendapat respon yang baik pula.

Pembicaraan mereka terhenti sejenak karena pesanan yang datang.

Setengah perjalanan makan diisi oleh candaan dan obrolan ringan mereka. Sampai Leony lupa bahwa diantara mereka sedang ada yang tidak beres. Sampai Leony juga lupa Jeff sempat marah padanya di telepon tadi.

"Cowok yang waktu itu... Siapa?" Jeff memulai pokok permasalahannya. Bahkan Leony tak mengira Jeff akan menanyakan ini.

"Cowok? Yang mana?" Leony masih belum paham lelaki mana yang dibicarakan Jeff.

"Yang kamu gandeng tangannya biar dia gak duduk di depan panti jompo." Leony membelalakkan matanya.

"Kok kamu tahu?" Leony sangat ingat malam itu. Tapi dia heran bagaimana Jeff bisa tahu tentang itu. Bukankah... Bukankah waktu itu Leony sendirian?
"Astaga Leony. Kamu bahkan lupa sama aku? Aku jemput kamu malam itu dan kamu malah ninggalin aku sendirian bersama ketidaktahuanku demi cowok itu." Jeff menatap Leony tidak percaya. Yang ditatap hanya menundukkan kepalanya.

"Aku ini pacar kamu Leony. Kita udah sama-sama dewasa disini. Apa kamu belum pengen serius sama aku?"

"Siapa dia, Leony?" Jeff menggenggam tangan Leony yang terletak di atas meja. Mencoba meyakinkan Leony bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Dia cuma teman aku, Jeff." Leony tidak bisa menjelaskan alasannya mendekati Verlian. Ini masih menjadi rahasianya, bahkan Randyaz tidak tahu. Tidak boleh tahu.

"Leony, kamu sampai lupa lho sama aku. Aku gak yakin dia cuma teman." Jeff sedikit takut saat mengutarakan keraguannya. Tapi Leony berhak tahu. Dan juga agar semua cepat kelar.

"Maaf, Jeff. Waktu itu aku kaget banget saat lihat dia duduk di trotoar. Itu dingin banget, Jeff. Kamu juga tahu itu." Jeff kurang puas menerima jawaban Leony.

"Sebenarnya kamu merasa kita pacaran gak sih?" Jeff menatap tepat pada manik mata Leony. Leony hanya menghela nafas.

"Aku harap kita tetap saling percaya di dalam hubungan ini. Kamu tahu bahwa aku mencintai kamu, Leony. Dan aku harap kamu juga merasakan yang sama." Jeff percaya pada Leony. Selalu seperti itu. Leony menganggukkan kepalanya. Masih ada seulas senyum sedih di sana.

Hello From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang