Hello-19

5 2 0
                                    

Diskusi bersama senja
Membuatku sadar
Hatimu adalah fana
Dari merah jambu cintamu

⭐⭐⭐

R

andyaz mengantar Roseline ke Bandara. Tanpa Verlian lagi. Roseline sangat murung sejak kedatangan Verlian ke rumah sakit waktu itu.

"Lo yakin mau balik ke Paris sekarang?"

"Iya. Aku udah gak ada urusan di sini."

"Tunangan macam apa Verlian itu?" Randyaz geram pada Verlian.

"Verlian baik." Roseline menjawab seadanya.

"Lo jangan belain dia terus donk." Randyaz mulai kehilangan kontrol. Orang-orang di lobi keberangkatan yang merasa terusik dengan geraman Randyaz mulai melirik.

"Aku serius. Verlian baik, sebelum rencana pertunangan itu. Aku gak pernah tahu papa ketemu sama Verlian dimana. Pertama kali aku ketemu Verlian saat di kantor papa. Papa senang sekali memperkenalkan dia padaku."

"Dia baik. Sangat baik. Dan terlalu baik menurutku. Apapun yang papa perintahkan, Verlian selalu bisa melakukan. Sebesar apapun masalah di kantor papa, Verlian selalu bisa mencari solusi."

"Dia karyawan di kantor papa lo?" Randyaz menyela.

"Bukan. Dia pemilik perusahaan terbaru dan tersukses di dunia Internasional. Pengusaha paling muda. Lulusan tercepat universitas di Jerman. Makanya waktu itu aku pernah bertanya padamu, apa kau mengenal Verlian. Dan kamu tak mengenalnya."

"Papa cuma menawari Verlian untuk singgah sementara di kantor papa. Katanya untuk koreksi kekurangan di kantor."

"Baru-baru ini aku tahu, Verlian tak memakai nama Verlian di dunianya. Verlian hanya sebagai nama panggilan dari papa dan aku. Juga orang-orang kantor papa. Diluar lingkup kantor papa, Verlian memiliki nama sendiri. Verlian memiliki satu sahabat sekaligus pengawal. Dia orang kami. Roy namanya. Hanya Roy yang tahu segalanya tentang Verlian."

"Bagaimana bisa Verlian kelihatan jahat gitu?" Randyaz sangat tak percaya dengan penuturan Roseline.

"Papa sangat ambisius. Ia ingin mengambil alih perusahaan Verlian. Bukan mengambil alih sebenarnya, menjadikan Verlian suruhan yang menjalankan perusahannya. Aku sangat tak setuju hal itu. Awalnya Verlian tak tahu rencana papa. Papa sangat pandai bersandiwara. Namun Roy adalah orang kepercayaan papa sekaligus kepercayaan Verlian. Dan Roy memiliki hati yang baik. Maka ia memutuskan untuk melindungi Verlian."

"Salah satu cara agar rencana papa berhasil adalah dengan menikahkan aku dengan Verlian. Verlian setuju dengan perjodohan itu. Karena kami memang dekat. Verlian memang belum menyukaiku waktu itu, namun ia bilang bahwa rasa cinta bisa tumbuh seiring waktu."

"Semuanya berubah saat Verlian mengetahui niat busuk papa. Verlian selalu menyakiti hatiku, baik di depan papa atau tidak. Agar papa mau menghentikan niat busuknya itu. Verlian sangat terpukul saat mengetahui perusahaannya terancam. Perusahaan itu sangat berarti untuknya. Makanya ia menyakitiku agar papa juga merasa sakit atas diriku." Roseline meneteskan air mata. Seandainya papanya tak memiliki niatan busuk, Verlian tak akan sekejam ini padanya.
"Siapa nama lain Verlian?" Randyaz seperti melihat karakter sahabatnya dalam cerita Roseline.

"Ilham. Verlian R. Ilham. Aku tak tahu nama tengah Verlian." Begitu kalimat Roseline selesai, Randyaz merasa dunianya akan runtuh saat itu juga. Mengapa ia tak menyadari bahwa Verlian adalah Ilham, saat mereka bertemu di rumah sakit.

"Boleh gue minta nomor telepon Ilham- ah, Verlian maksud gue." Randyaz mulai tak sabaran. Ia harus bertemu Ilham.

"Buat apa?" Roseline tak mau memberi nomor telepon Verlian pada sembarang orang. Ia takut orang yang diberi nomor Verlian malah menambah beban Verlian. Walaupun Roseline tahu Randyaz bukan orang seperti itu.

Hello From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang