Hello-18

8 3 0
                                    

Aku ingin menjadi bulan
Yang tanpa pamrih menemani bumi
Walau ia tahu
Ia hanya sebagai pengobat rindu
Kala sang surya enggan bergelap

⭐⭐⭐

Verlian membawa Roseline keliling taman rumah sakit menggunakan kursi roda. Verlian ingin sekali lagi menyadarkan Roseline bahwa ia tak pernah mencintai Roseline. Verlian ingin Roseline berhenti mencintainya dan perjodohan konyol ini segera dihentikan.

"Aku senang kau mau menemuiku." Setelah sekian menit hening, Roseline membuka percakapan.

"Dia hanya seorang teman. Kau tidak usah khawatir." Roseline berusaha menenangkan Verlian.

"Berterima kasihlah kau pada pria yang bersamamu tadi." Verlian menjawab seadanya.

Hening.

"Apa kau sudah menentukan tanggal per–" Belum sempat kalimat yang berbulan-bulan mengganjal di hati Roseline itu tuntas, Verlian menyela.

"Aku ingin kau sadar, bahwa aku tak pernah mencintaimu. Hentikan. Hentikan obsesimu. Hentikan perjodohan gila itu." Ucap Verlian datar. Verlian datar, namun Roseline tidak. Ia sangat terpukul mendengar kalimat Verlian.

Verlian memang selalu menunjukkan sikap tidak suka pada Roseline. Namun Roseline kira, Verlian hanya jaga image dan sok cuek. Ternyata, Verlian memang sangat membencinya. Apalagi setelah melihat kejadian kemarin. Saat Verlian begitu perhatian kepada gadis lain. Mata dan gerak-gerik Verlian menunjukkan bahwa ia tak ingin kehilangan gadis itu. Roseline semakin yakin bahwa Verlian tak pernah mencintainya.

"Hhh... Baiklah... Kita hentikan perjodohan ini. Kembalikan aku ke kamar sekarang juga. Aku lelah bersamamu." Roseline lelah. Lelah pikiran dan batin. Itu semua karena Verlian. Selalu begitu. Ia tak mau menangis di depan Verlian.

Melihat Verlian yang tak segera mendorong kursi rodanya, Roseline merasa Verlian sudah tak mau lagi berurusan dengannya. Maka Roseline berinisiatif menjalankan kursi rodanya sendiri.

Belum sempat kursi roda itu melaju. Kalimat Verlian meluncur dengan indahnya. Kalimat itu menyakitkan.

"Bisakah aku memelukmu untuk pertama dan terakhir kalinya? Kau tahu, sebagai tanda perpisahan dan perdamaian kita?" Verlian gila saat mengatakan itu. Bisakah ia melihat bagaimana hati Roseline saat ini? Setelah dipatahkan dan kini kembali diberi harapan yang tidak mungkin tercapai.

Roseline tahu Verlian tak bermaksud memberi harapan. Biar Verlian menjengkelkan, Roseline tahu Verlian tak suka menyakiti hati seorang perempuan. Maka Roseline menyetujui permintaan Verlian.

Air mata yang Roseline tahan lolos seketika saat Verlian memeluknya. Pelukan perpisahan. Verlian tulus, dan Roseline tahu akan hal itu. Andai saja Verlian bersikan baik dan manis pada Roseline dari dulu.

🍂🍂🍂

"Iya, halo, Mamiku cintaku... Febri udah di rumah sakit sekarang. Ruangan apa?" Febri terus mengoceh di telepon. Adiknya baru saja mengalami kecelakaan kecil namun seluruh keluarga besarnya heboh tak terkira.

Febri tak sendiri, ada Leony bersamanya. Nala tak ikut karena ada titah dari sang dosen. Sembari menunggu Febri yang menanyakan dimana letak ruang inap adiknya, Leony dan Febri duduk di salah satu bangku taman.

Hello From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang