Hello-17

2 3 0
                                    

Aristoteles ahli dalam berfilosofi
Bolehkah aku mengikuti jejaknya
Untuk memfilosofikan perasaanku
Cintaku
Benciku

⭐⭐⭐

Ada sengatan kecil yang terasa di dada Leony. Aneh, dia merasa sulit bernafas. Dia yang biasanya sangat ceria kini sulit untuk tersenyum hanya karena satu kalimat yang seharusnya tak berarti untuknya.

Leony membuka mulutnya, ia hendak bicara namun sulit. Ia menutup mulutnya kembali, mengabaikan semua pertanyaan yang timbul di pikirannya.

Leony berdiri. Mengabaikan lututnya yang terasa sangat sakit. Dadanya jauh lebih sakit saat ini. Verlian ikut berdiri. Verlian hendak bertanya pada Leony, namun dering telepon dari ponsel Leony membatalkan niat Verlian.

"Halo, Bang. Ada apa?"

"Ini lagi di taman sama... Sama temen."

"Oh, Abang mau jemput? Ya udah deh. Leon gak jadi pulang naik taksi. Leon tunggu, Bang Randy..." Sambungan telepon terputus. Leony menghembuskan nafasnya gusar. Sangat sulit baginya untuk menyembunyikan perasaan.

'Kenapa sakit banget rasanya? Masa aku suka sama Verlian?' Seharusnya Leony sudah tahu jawabannya. Namun ia agak ragu.

"Kakakmu jemput di taman bagian mana? Biar kuanter ke sana." Verlian memecah keheningan.

"Gak usah. Aku bisa sendiri. Duluan ya?" Tanpa menunggu persetujuan dari Verlian, Leony berlari menembus hujan dan meninggalkan Verlian.

Verlian menatap nanar punggung Leony. Verlian sadar jika ucapannya tadi akan menyentil perasaan Leony, namun ia tak tahu jika efeknya akan seperti ini. Verlian hanya tak mau jika Leony sampai menaruh rasa padanya karena akan sulit nantinya.

🍂🍂🍂

Randyaz lemas seketika. Ternyata memang benar, Verlian yang diceritakan Leony sama dengan Verlian kekasih Roseline. Dia telah membuktikannya dengan menelpon Leony tadi. Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Dia sudah berjanji akan membantu Roseline. Namun ia tidak tega membuat adiknya terpisah dengan Verlian. Randyaz mencium bau-bau cinta bersemi saat mendengar Leony bercerita tentang Verlian.

Randyaz kembali menuju Roseline, hendak pamit untuk menjemput adiknya, padahal Leony ada di depan mata Randyaz.

"Lo mau kemana lagi? Gue mau jemput adik gue nih." Randyaz berusaha berbicara senormal mungkin.

Roseline hanya menundukkan kepalanya. Randyaz tahu Roseline menangis, terbukti dengan bahunya yang bergetar.

"Rose... Gue anter pulang ya? Yuk." Randyaz menarik tangan Roseline dan membawanya menuju mobil. Randyaz terpaksa membatalkan janjinya menjemput Leony. Sebenarnya Randyaz tidak tega, karena dia melihat Leony seperti kesakitan tadi.

Tanpa ada yang tahu, Verlian sudah tau jika Roseline ada di sekitarnya selama ini. Bahkan saat Roseline bersama lelaki lain. Saat Roseline menangis karena ia berdekatan dengan perempuan lain. Dan sekarang Verlian sungguh tak peduli jika tunangannya berdekatan dengan pria lain di depan matanya. Karena Verlian sungguh tak pernah mencintai Roseline.

🍂🍂🍂

Tiga sahabat tak terpisahkan itu memasuki area kampus. Seperti biasa sebelum berpisah dan menuju gedung fakultas masing-masing, mereka akan terus bersama sampai mata kuliah pertama akan dimulai.

Hello From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang