"Viiiiiin," panggil Natasha sambil berlari kecil. Sementara yang dipanggil tetap berjalan tanpa menghiraukannya.
Untung saja kakinya sudah sembuh setelah Reyhan mengobatinya dua hari yang lalu.
Dengan sabar, Natasha tetap mengikuti Kevin sampai ke kantin.
Setelah mendudukkan tubuhnya di samping Kevin, Natasha protes. "Vin, daritadi dipanggilin juga."
Kevin melirik cewek yang sedang menggembungkan pipinya itu sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah dua orang yang duluan berada di meja ini dengan tatapan sebal.
"Kevin, ih. Orang ngomong dikacangin mulu."
"Apaan?"
Natasha memutar bola matanya. Untung suka. "Daritadi aku ngomong juga, eh kamu kacangin."
"Ya elo ngomong apa?"
Natasha tidak percaya dengan pertanyaan Kevin. Sejak kapan Kevin jadi tuli begini?
"Kamu daritadi nggak denger? Makanya jangan pura-pura nggak denger mulu kalo aku ngomong. Jadi budek kan nih kupingnya," ucap Natasha sambil memegang kedua telinga Kevin yang otomatis membuat wajah keduanya berdekatan.
"Masih normal kuping gue. Udah, lepas."
Natasha tidak menghiraukan perkataan Kevin. Ia masih saja tetap memegang telinga Kevin selama dua puluh detik. Kevin juga tidak berniat melepasnya membuat dua orang yang juga penghuni meja ini hanya menatap mereka dengan tatapan berbeda.
Ih dasar cowok murahan. Mau aja dipegang-pegang. Batin Assyifa kesal. Ya, dua orang yang sedari tadi hanya diam adalah Assyifa dan Reyhan.
Eh, tunggu! Kenapa Assyifa jadi kesal begini melihat Kevin dipegang-pegang Natasha?
"Biasa aja kali, Vin ngeliatinnya." Setelah mengatakan itu, Reyhan tertawa.
Segera Kevin menjauhkan wajahnya yang membuat pegangan tangan Natasha pada telinganya terlepas dan menatap ke arah lain selain wajah Natasha. Bahkan ia tidak sadar jika sedari tadi ia menatap Natasha. Dalam jarak dekat.
"Gue liatin siapa emang?" Kevin mencoba mengelak. Mau ia titipkan di mana mukanya jika ia mengaku?
Reyhan terkekeh yang kali ini diikuti oleh Natasha. "Aduh, apa perlu gue perjelas?"
Kevin mendengus.
"Nggak dilanjutin lagi, Vin? Liatin aja nih." Natasha memajukan wajahnya.
Kevin mendorong wajah Natasha dengan tangannya. "Apaan sih lo?"
"Cie, blushing. Rey, Kevin blushing."
"Ck, lucu lo. Siapa juga yang blushing."
Natasha menyeringai ketika matanya menangkap Assyifa yang memasang muka sebal. Cemburu, huh? "Ya siapa lagi. Kamu lah. Masa kambing bandot."
Assyifa juga tidak tahu kenapa ia merasa kesal sekarang. Apa karena hari sedang panas atau ia sedang PMS. Ia tidak tahu.
Karena tidak mau ada orang yang mengetahui jika dirinya kesal tiba-tiba tanpa alasan, Assyifa pamit. "Rey, gue ke kelas dulu, ya. Takut udah masuk."
"Oh, gitu. Mau dianterin nggak?" Reyhan bangkit dari duduknya.
"Nggak usah, gue bisa sendiri kok."
Setelah melempar senyum tipis kepada Reyhan, Assyifa berjalan meninggalkan kantin.
Natasha memasang senyum kemenangannya. Padahal ia hanya mengada-ada tentang Kevin yang blushing. Tapi dengan mudahnya Assyifa terpancing.
Menatap Reyhan, Natasha ingat ada yang janggal. "Rey."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sideness
Teen Fiction(Completed) Setiap cerita pasti memiliki peran antagonis. Ketika dua anak manusia sedang menjalin hubungan, pasti ada perusaknya. Kesal? Ya, kita pasti membenci perusak itu. Ketika kita sedang menikmati suatu kisah cinta, kenapa si perusak itu harus...