Empat Belas

1K 112 26
                                    

"Eh, Sya ini seriusan buat gue?" tanya Daina riang.

Natasha tersenyum. "Iya, buat lo lo pada."

Kemarin, Mami Natasha membawa banyak oleh-oleh dari Yunani. Bukan hanya untuk Reyhan. Daina, Queen, dan Bella juga dapat.

"Baik banget sih Mami lo, Sya. Kita-kita dibeliin baju begini." Bella bangkit dari tempat dari tempat duduknya, beralih berdiri di samping Natasha. "Makasih, Sya. Ah, gue utang banyak nih sama lo." Bella memeluk Natasha.

Natasha juga senang jika sahabat-sahabatnya suka. Ia pun balas memeluk Bella. "Iya-iya. Nggak usah gitu lah, lo semua kan sahabat gue."

"Nanti sore ke mall yuk?" Queen yang duduk di sebelah Natasha akhirnya membuka suara.

Bella yang sudah melepas pelukannya cemberut. "Ih, nggak bisa. David ngajak jalan."

"Ck, yang taken mah beda deh."

"Bukan begitu Dee," Bella kembali ke tempat duduknya di samping Daina lalu menatap gadis itu. "Sepupunya David masuk rumah sakit. Nah, David minta gue nemenin ngejenguk. Kalo jalan biasa mah gue bakal batalin deh."

Queen melerai. "Yaudah, bisa lain kali."

Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Natasha mengedarkan pandangannya ke seisi kelas yang kosong. Hanya ada mereka berempat. "Kalian nggak pada balik?" tanyanya.

"Oh, iya. Lukas udah nungguin daritadi."

"Yeee, elo juga taken, Dee." Queen mencibir.

"Kan nggak kayak Bella tapi, yang satu sekolah jadi sering hangout. Gue duluan, ya?" Daina menyampirkan tasnya ke bahu lalu melambaikan tangannya sebelum berjalan ke luar kelas.

"Yaudah kalo gitu, gue ke David dulu, ya?" Sekarang giliran Bella yang pergi.

Hanya Natasha dan Queen yang belum beranjak dari tempatnya.

"Lo balik sama siapa, Sya?" tanya Queen.

"Sama Rey lah. Kan biasanya juga gitu."

"Lo nggak mau bareng gue aja gitu?"

"Enggak ah. Lo balik duluan aja gih. Gue mau ke Rey nih." Natasha bangkit. "Lo mau di sini terus?"

Queen ikut bangkit. Mereka berjalan beriringan ke luar kelas. Sesampainya di koridor kelas sebelas, Natasha berpisah dengan Queen.

***

Natasha sampai di kantin. Ia kira, ia akan menemukan Reyhan di sini. Karena biasanya ia akan mencari cowok itu ke sini jika bel pulang sekolah. Tapi sekarang, cowok berbadan tegap itu tidak ada. Hanya ada Fero, Aldi, Kevin, dan Wildan di sini. Segera Natasha menghampiri mereka.

"Nyari Reyhan ya, Sya?" Wildan yang pertama kali menyapanya.

Oh, rupanya cowok itu sudah kembali dari rumah neneknya. Pasalnya, sudah beberapa hari ini Natasha tidak melihat cowok berbulu mata lentik itu.

Natasha hanya tersenyum tipis lalu mendudukkan tubuhnya di samping Kevin setelah menyuruh Aldi bergeser sedikit.

"Reyhan mana, Al?" Natasha menengok ke samping kirinya.

Aldi mengangkat bahunya. "Nggak tau. Dari tadi tuh anak nggak keliatan. Telepon aja coba."

Natasha mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya dan menekan angka satu yang sudah ia setting sebagai nomor Reyhan.

Reyhan tidak mengangkat panggilannya sampai suara perempuan yang memberitahu bahwa penerima telepon tidak mengangkat panggilannya menggantikan. Natasha mendengus. Tidak biasanya Reyhan tidak mengangkat teleponnya. Biasanya pada dering kedua, cowok itu langsung mengangkatnya.

SidenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang