FARA"Fara, tolong cancel hotel yang kamu pesan kemarin itu. Garnida akan telfon kamu, jadi ikutin aja permintaannya"ujar Revanaldi di dalam telfon
"Oh baik,Pak."
"Sekarang ya, Fara."
"Iya, Pak."
"Oke selamat malam. Maaf saya ganggu tidur kamu."
Aku terdiam sebentar menunggu jaringan telfon tersebut benar-benar sudah tidak tersambung sebelum akhirnya melempar ponselku tersebut ke sembarang arah.
Jam menunjukkan pukul 3:00 dini hari.
Aku menghela nafas panjang, sudah 9 tahun aku bekerja menjadi Personal Assistant merangkap Sekretaris di Hartono Corp, perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia.
Namun, baru hampir 3 tahun belakangan ini aku kerap menyesali pekerjaan ini. Yap, semenjak Pak Jaya, Direktur Utama Hartono Corp. mengalihkan jabatannya kepada anak sulungnya, Revanaldi Hartono.
Aku pribadi sudah mengenal Revanaldi jauh sebelum dia akhirnya mengganti Pak Jaya. Aku kerap melihatnya saat acara-acara besar kantor. Pak Revanaldi yang lebih sering dipanggil Revan, memiliki paras yang terbilang 99% menawan, dan dia tidak pernah mau menyia-nyiakan kemenawanannya terserbut. 6 bulan sekali perusahaan mengadakan acara, selama itu pula dia selalu berganti pasangan.
Dulu sekali, aku tidak begitu peduli mengenai perangainya tersebut hingga akhirnya kini aku harus menjadiPersonal Assistantnya. Perangainya kerap membuat aku hendak meledak dan mati berdiri.
Tiba - tiba ponselku yang entah dimana itu berdering nyaring, Yap! Nyaring! Salah satu dari sekian permintaan Pak Revan saat aku menjadi Personal Assistantnya, dia tidak ingin aku mengsilentku ponselku tersebut atau mendengar aku beralasan tidak mengangkat telfonnya karena aku tidak mendengar. Termasuk seperti dini hari ini.
Aku terlonjak dan langsung panik mencari ponselku tersebut, merutuki diriku sendiri yang tadi melemparkan benda sialan tersebut.
Yap, finally aku menemukannya diantara pakaian kotorku yang tergeletak di lantai. Aku lansung meraihnya dan melihat caller id tersebut, "Nyonya 2".
Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengangkatnya, "Malam, Bu."sapaku
"Fara---Apa Revan tadi udah call kamu?"tanya Garnida disebrang sana, terdengar suara hiruk pikuk khas klub malam di belakangnya
"Yes Mam, Pak Revan sudah telfon tadi."jawabku
"Oh oke, jadi gini---saya mau ganti hotel yang kemarin itu kan tanggal 27---"sambil Garnida mengoceh disebrang sana, aku langsung meraih kertas dan bolpoin yang tersedia di meja, mencatat setiap ucapannya.
Untuk kalian di luar sana yang bercita - cita menjadi Personal Assistant, lebih baik memikirikannya kembali, kecuali kalian siap untuk selalu kehilangan waktu tidur.
***
REVAN
Gue keluar dari gedung apartement dan terlihat mazda putih milik gue yang sudah terparkir tepat di depan gedung apartement.
Fara sudah berdiri tak jauh dari mobil terlihat dia yang sibuk berbicara dengan ponselnya sedangkan tangannya memegang tab dan tas-nya yang tersampir di bahunya. Pemandangan pagi yang selalu sama hampir 3 tahun belakangan ini.
Fara melihat gue dan langsung menghampiri, ia mengangguk hormat.
Gue hanya membalas anggukannya dan memberikan kode agar dia masuk kedalam mobil, agar mengikuti gue. Fara masuk ke dalam mobil dan duduk di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Secretary
Любовные романыAda suatu teori yang mengatakan: "Terlalu mengenal seseorang terkadang membuat kita malah enggan bersamanya." Teori yang sebenarnya masih diragukan keakuratannya. Saskyra Faharani, 30 tahun. Revan memangilnya Fara. Dia tidak secantik kekasih Revan...