PART 8

103K 7.1K 40
                                    

FARA

Sudah 3 hari kami berada di Singapore. Aku masih ingat saat malam itu Revan menelfonku dengan suara terbata-bata, tidak banyak bicara hanya memintaku untuk datang ke National University Hospital di Singapore. 

Aku tidak banyak bertanya meskipun banyak pertanyaan ada di kepalaku. Hanya satu yang aku tau saat malam itu, aku harus tiba disana secepat mungkin. Sesuatu yang buruk telah terjadi.

3 bulan semenjak aku resmi menjadi Personal Assistantnya, Revan memberitahukan sesuatu hal yang sangat penting. Aku bahkan masih bisa mengingat jelas malam itu.


Aku sedang berada di ruangan Revan malam itu. Esok hari adalah pertama kalinya Revan akan mendatangi Rapat Umum Pemegang Saham, aku membantunya menyiapkan segala bahan yang sekiranya akan dia butuhkan.

"Besok saya jadi pemeran utama ya, Far?"tanya Revan 

Aku mengangguk, "kemungkinan besar iya, semua orang akan memperhatikan Bapak."

"Saya harus bisa meyakinkan mereka bahwa perusahaan berada di tangan yang tepat ya, Far?"tanyanya kembali

Aku kembali mengangguk meskipun tidak tau arah pembicaraan ini.

"Bagaimana kalau ternyata saya bukan orang yang tepat?"

Aku menatapnya bingung.

Pemilihan Revan menjadi direktur utama saat ini memang diisi dengan sedikit drama.  Saat itu terdapat 2 calon kuat untuk mengisi posisi Pak Jaya yaitu Revan dan Direktur Keuangan, Pak Anton.

Pak Anton sendiri adalah Adik bungsu dari Pak Jaya. Umurnya masih terbilang muda, sekitar 45 tahun, hanya selisih 13 tahun dari Revan. Aku sendiri sudah mendengar kabar bahwa pengganti Pak Jaya nantinya adalah Pak Anton. 

Namun, 3 bulan sebelum Pak Jaya berhenti, Revan tiba-tiba menduduki jabatan sebagai Direktur Advokasi. Aku sendiri tidak begitu tau pekerjaan Pak Revan sebelumnya, karena dia lebih banyak berada di luar negeri.

Kedatangan Revan saat itu membuat beberapa pemegang saham dan komisaris sedikit menimbulkan keributan. Akhirnya terdengarlah kabar bahwa Revan digadang-gadang akan menggantikan ayahnya tersebut meneruskan perusahaan besar keluarganya ini. Seperti seharusnya.

"Fara."panggil Revan membuyarkan lamunanku

"Maaf Pak--"ucapku 

"Bagaimana jika saya bukan orang yang tepat, Far?"

Aku terdiam lama, "Saya yakin Pak Jaya dan pimpinan lain yang memilih Pak Revan 3 bulan yang lalu tau bahwa Pak Revan adalah orang yang tepat untuk memegang perusahaan ini."

Revan terdiam lama. Dia lalu bangkit menuju salah satu lemarinya, mengambil sebuah tumpukan berkas.

"Fara, kamu sudah kerja sama Pak Jaya berapa lama?"tanya Revan

"6 tahun, Pak."

"Apakah kamu mau bekerja selama itu juga denganku?"tanyanya

Aku terdiam tak menjawab.

"Ada suatu hal yang saya harus beritahu padamu"ucapnya sambil menatapku serius

Aku terdiam tak menjawabnya, tiba-tiba jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya. 

"Asalkan kamu mau berjanji, bahwa kamu akan mendampingiku menjalani perusahaan ini seperti yang sudah kamu lakukan untuk Pak Jaya 6 tahun sebelumnya."

She's My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang