PART 17

88.7K 6.4K 228
                                    

FARA

Jangan! Jangan sampai kalian berfikir bahwa Revan ini bos yang kejam, careless, apalagi jahat. Sesungguhnya dia adalah laki-laki terhebat yang pernah aku temukan. 

Jadi, segala kejadian yang aku sampaikan di Bab sebelumnya bukan mau menunjukkan seberapa jahatnya Revan.

Tapi ...

mau menunjukkan seberapa pentingnya Revan bagiku.

ʘʘʘ ʘʘʘ

REVAN

Namanya Kareena. 

Gue mengenalnya saat kami satu kelas dalam mata kuliah yang jika di Indonesia, disebut sebagai kelas manajemen.

Gue tidak terlalu tertarik dengan pelajaran manajemen ini, karena, gue percaya bahwa kemampuan praktek manajemen gue sudah jauh lebih baik daripada yang diajarkan dalam kelas yang hanya sebatas teori.

Namun, tidak hari itu.

Saat Kareena masuk kedalam kelas. Sebagai dosen pengganti.

Alisnya yang tebal. Matanya yang bulat. Hidungnya yang mancung. Badannya yang tinggi. Kulitnya yang eksotis.

Kareena berasal dari India, tepatnya kota yang berada di dataran tinggi Himalaya, Shimla. Wajah dan sikapnya setenang dan seindah perbukitan yang ada di kota kelahirannya itu. Hari itu gue meyakini bahwa wanita tercantik yang pernah ada berasal dari India.

Intinya, tak perlu waktu lama bagi gue untuk jatuh hati padanya. 

Tidak terhitung jari gue menjalin hubungan dengan wanita. Sudah banyak wanita dengan berbagai paras yang bertengger sebagai pacar gue. Namun, tidak pernah ada satupun yang bisa bertahan dan mencuri hati gue selain Kareena. Tepatnya, jatuh hati untuk pertama kalinya setelah bernafas di bumi ini selama 23 tahun.

"Hi"sapa gue siang itu, setelah hampir 2 minggu memikirkan topik terbaik apa yang dapat gue katakan

Kareena menoleh, "Hi."sapanya balik bersama senyuman manisnya

"You look gergous in white"sapa gue sambil menatap dress putih yang sedang dia gunakan

Dia melihat dressnya dan tertawa pelan, "thank you. buy, actually this is cream not white."jawabnya renyah

Gue terdiam sejenak, menggaruk kepala gue yang tak gatal, sebelum akhirnya mentertawakan diri gue sendiri.

Semenjak pujian gue dan fakta bahwa ternyata gue buta warna parsial, kami semakin dekat. Kareena ternyata sedang meneruskan studi masternya saat diminta bantuan oleh Dosen Manajemen untuk menggantikannya selama 3 bulan.

Fakta lainnya, ternyata gue dan Kareena menyukai kopi yang sama dari kedai yang sama. Gue dan Kareena menyukai spot yang sama di kampus kami. Gue dan Kareena sama-sama berkeinginan untuk pergi ke  Lopes Mendes di Brazil.

Intinya, gue dan Kareena seperti satu jiwa yang terpecah kedalam 2 tubuh.

Namun, terdapat satu hal yang cukup berbeda dari kami.

Gue yang saat itu single. Dan, Kareena yang saat itu sudah memiliki suami di Kota kelahirannya.

ʘʘʘ

Jam menunjukkan pukul 10 malam saat gue dan Fara sedang berkendara menuju Apartement kami setelah seharian menghabiskan waktu di Pulau Macan.

Gue terus memandang ke depan, mencoba fokus dengan stir di tangan gue, mencoba memecah perhatian gue yang sedari tadi terus memikirkan Fara yang sebenarnya berada di sebelah kiri gue.

She's My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang