Harusnya update-nya besok, tapi gue lagi berantem sama 'Revan', jadi gue update malem ini aja deh. Wkwk.
FARA
Aku membuka mataku perlahan saat pintu yang ada dihadapanku ikut bergerak terbuka secara perlahan,
"Fara?"
Harapanku tidak terkabul. Doa yang dari tadi kupanjatkan ternyata masih belum sampai kepada Tuhan, atau mungkin sudah sampai namun Tuhan menghendaki hal lain karena ternyata kini Revan berdiri sambil menatapku terkejut
Aku menatapnya, entah seperti apa pandanganku padanya saat ini, namun aku yakin saat ini wajahku benar-benar menampakkan amarah dan kecewa yang amat besar. Aku sendiri kini hanya berdiri kaku di hadapan Revan, rencanaku belum terfikirkan sampai disini hingga aku sendiri tidak tau apa yang harus aku lakukan saat benar-benar menemukan Revan di dalam kamar ini, bersama wanita lain.
"Kamu tau darimana saya disini?"tanya Revan bingung dan terlihat sedikit gugup, "ah lupakan, ayo masuk."
Mulutku tidak menjawab pertanyaannya, but my tears did. Aku membeku di tempatku dengan air mataku yang terus bercucuran.
Rasanya sangat sakit dan menyesakkan. Aku menyesali akan konektivitas transaksi kartu kredit Revan dengan nomorku, aku menyesali keberanianku yang datang kemari, aku menyesali kecerdasakanku yang bisa mendapatkan nomor kamar Revan begitu mudah. Andai saja... Andai saja....
"Fara, what's going on babe? Kamu baik-baik saja?"tanya Revan panik dan menghapus air mataku perlahan
Aku menepis tangan Revan, yang tentu membuatnya semakin terkejut,
Bagaimana bisa aku baik-baik saja saat menemukan lelaki yang seharusnya berstatus kekasihku berada satu kamar dengan wanita lain? Bagaimana bisa aku baik-baik saja saat mengetahui lagi-lagi aku dikhianati oleh lelaki yang mengatakan bahwa ia sangat menyayangiku?
Aku berusaha menahan tangisku, namun air mata ini terus saja jatuh tanpa izin. Revan semakin panik, ia akhirnya mengangkat tubuhku dan membawaku masuk ke dalam.
Aku meronta dalam pangkuannya.
Aku menutup mataku, tak ingin melihat apapun yang ada di dalam sini. Fikiranku terbang menuju semua moment-memont indah yang sudah kami lalui.
Revan menurunkanku tak lama setelah terdengar suara pintu kamar yang menutup.
Tangan Revan menyentuh kedua bahuku, memintaku untuk tenang. Aku masih memejamkan mataku dan bergerak untuk kembali keluar,
"Fara, ada apa ini sebenarnya?"tanya Revan bingung
Aku menggeleng kuat-kuat,
"Fara, tatap saya."perintahnya
Aku terdiam, mengatur nafasku dan akhirnya memutuskan untuk membuka mataku perlahan, sejujurnya aku tidak siap namun aku sadar sampai kapan aku akan menutup mataku dan malah terjebak di dalam sini semakin lama. Aku tau bahwa aku harus menghentikkan semua ini. Hubungan ini.
"Kenapa kamu me....."ucapanku tergantung saat aku benar-benar membuka mata dan melihat keselurahan isi kamar hotel ini
Tidak ada gaun dan kemeja berserakan di lantai. Tidak ada aroma parfume wanita yang menyengat. Dan yang pasti tidak ada wanita di dalam sini. Yang aku dapatkan adalah tubuh Kiehl yang tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjang besar tak jauh dari tempat kami berdiri.
Aku menatap Revan yang masih menatapku bingung,
"A--apa semua ini?"tanyaku bingung
Revan menghela nafas lega, "saya fikir kamu mendadak kehilangan pita suaramu."ujarnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Secretary
RomanceAda suatu teori yang mengatakan: "Terlalu mengenal seseorang terkadang membuat kita malah enggan bersamanya." Teori yang sebenarnya masih diragukan keakuratannya. Saskyra Faharani, 30 tahun. Revan memangilnya Fara. Dia tidak secantik kekasih Revan...