PART 27

80K 5.9K 101
                                    

FARA

Malam itu tidak ada yang berbeda. Rutinitasnya masih sama. Letihnya pun masih sama.

Pukul 11 malam aku dan Revan sudah berada di dalam mobil menuju apartement, di sebelahku Revan terlihat letih juga, seharian ini Revan sudah melakukan beberapa kali rapat dengan klien, tentu saja dia letih.

"Fara kamu langsung ke kamarmu saja. Toh kita sudah makan malam."ujar Revan saat kita sudah berada di dalam lift

Aku mengangguk, sedikit bersyukur, setidaknya aku bisa langsung membilas muka dan bertemu dengan kasur.

"Selamat malam, Fara. Terima kasih untuk hari ini."ujar Revan saat dia harus keluar dari lift

Aku tersenyum, "Selamat malam, Bapak."

Tak lama setelah Revan keluar dari lift, ponselku berdering di dalam tas. Aku memejamkan mata sejenak sebelum mencari ponselnya dan melihat sebuah nama di layar ponselnya.

Kiara.

Kiara jarang sekali menelfon di luar jam kantor, kecuali itu memang sangat penting.

"Hallo, Ki?"jawabku tepat saat lift sudah berada di lantai kamarku.

"Bu, maaf menganggu sebelumnya--"

"Iya Ki, ada apa?"

Kiara terdiam sejenak, ada keraguan dari suaranya, "Ibu udah cek message saya?"

"Belum, ada apa?'

"Bisa dicek dulu Bu?"

"Oke."

Aku langsung mematikan telfon tersebut dan membuka aplikasi messager, terlihat nama Kiara berada di paling atas.

Kiara : Bu, saya dapat foto ini dari temen saya. Dia tanya sama saya apa ini bener Pak Revan?

Kiara : Kayaknya fotonya baru diambil kemarin malam, dan sekarang foto itu tersebar di media sosial di banyak akun gosip.

Aku terenyak melihat foto yang kini memenuhi layarku. Revan bersama dengan 2 orang wanita di kanan dan kirinya, matanya terlihat terpejam, namun bibirnya tersenyum bahagia, kedua wanita dipelukannya mencium kedua pipinya. Sebuah klub malam menghiasi sebagai latar belakang foto tersebut.

Aku membuka pintu apartemenku, menghempaskan tubuhku diatas sofa. Tanganku masih menggengam ponselku yang menampakkan foto tersebut.

Sesak dan-- sakit.

Namun aku sadar bukan 2 perasaan itu yang seharusnya aku khawatirkan dan menjadi proiritasku.

ʘʘʘ ʘʘʘ

REVAN

Fara duduk disamping gue. Terlihat tenang. Namun, gue tau bahwa dirinya sama sekali tidak baik-baik saja.

"Dia udah di Rumah Sakit, jadi kamu gak perlu khawatir lagi."ucap gue akhirnya

Fara masih terdiam, dadanya terlihat naik turun, menahan emosi.

"Kalau kamu mau marah, marah aja, dibanding kamu tersiksa seperti ini."lanjut gue

Fara menoleh, tatapannya tidak dapat diartikan, dia lalu mengalihkan pandangannya.

She's My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang