She's My Secretary

PART 32

FARA

6 tahun bekerja dengan Jaya Hartono tentu membuatku sangat mengenal lelaki berumur 65 tahun itu.

Jaya adalah tipe pemimpin yang bisa merubah apapun menjadi sukses. Jika, kita hanya memberikannya 10 dollar, dalam waktu 1 bulan, beliau bisa menghasilkan 100 dollar dari 10 dollarnya tersebut. Dan, ini kisah nyata.

Namun dibalik kehebatan dan kesuksesannya, terdapat 2 sifat yang juga sangat erat dengan beliau yaitu: Otoriter dan manipulatif.

Hartono Corp awalnya merupakan perusahaan kecil yang didirikan Jaya bersama dengan kedua sepupunya pada tahun 1988, yang kini menjadi Perusahaan Konstruksi terbesar di Indonesia. Meskipun Hartono Corp. sudah menjadi public company, namun dalam manajemennya masih tetap mengikuti nilai-nilai private company, terbukti dengan Jaya yang lengser dari jabatannya dan kini berakhir ditangan Revan, anaknya sendiri.

Bekerja selama 6 tahun juga tentu aku mengetahui seluruh rahasia Jaya. Mulai menyuap para pejabat, melakukan persekongkolan tender, melakukan affairs dengan beberapa model ternama yang salah satunya bertengger menjadi istri siri-nya hingga... kisah Revan dan Kareena.

Kareena.

Wanita yang sangat dicintai Revan, namun, sangat dibenci oleh Jaya.

Hanya satu alasan kenapa Jaya membenci Kareena.

"wanita tidak tau diri. berani-beraninya dia menggoda anak saya padahal sudah memiliki suami! Dasar wanita binal! Jika tidak memikirikan Revan yang sangat mencintai wanita itu, dalam sekejap saya bisa menghancurkan wanita itu!"

Kalimat yang selalu Jaya lontarkan saat dia baru saja menerima laporan dari orangnya. Dan, aku selalu berada disana. Berdiri. Menunggu Jaya tenang.

Aku mengetahui sebesar apa Revan mencintai wanita bertubuh ramping itu. Aku mengetahui sebesar apa Revan membenci ayahnya. Aku mengetahui sebesar apa keinginan dia untuk meninggalkan Jaya. Aku mengetahui sebesar apa rasa bersalahnya pada Elena.

Semua "ketahuanku" itu seperti tali yang terus mencekikku. Semua "ketahuanku" itu seperti rantai yang terus menahanku. Semau "ketahuanku" itu seperti takdir yang tidak bisa aku abaikan begitu saja.

Namun, Revan selalu menjadi alasan yang tidak berdasar mengapa aku bisa bertahan selama ini. Bukan gaji dan bonus yang tidak berdigit. Bukan fasilitas yang menyamankan.

Lelaki itu yang selalu menjadi pengecualian. Lelaki yang masih terjebak di masa lalunya.

***

Lelaki brengsek itu tidak akan pernah berubah.

Sejak perusahaan yang dia bangun semakin besar. Sejak assetnya setiap tahun selalu bertambah. Harta tersebut menyilaukannya, membuatnya tersesat.

Sejak gue kecil, gue tidak pernah benar-benar mengenal sosok seorang Ayah. Jaya hanya akan berada dirumah 2 sampa 3 kali dalam seminggu, itupun akan dia habiskan didalam kamarnya atau ruang kerjanya. Gue dan Ryan layaknya orang kaya pada umumnya, hanya akan dialiri oleh bergelimangnya harta dan kasih sayang seorang ART.

Tidak apa-apa jika dia hanya sibuk. Tidak apa-apa jika dia tidak mempedulikan gue dan Ryan. Tidak apa-apa jika dia melupakan rumahnya.

Tapi, tidak.

Dia tidak hanya melakukan semua itu.

Dia menghancurkan kami.

Menghancurkan impian kami.

Meminta kami melakukan ini dan itu, menjadi anak yang baik di saat dia tidak bisa bertindak selayaknya orang tua yang baik.