Part 4

78.8K 2.5K 20
                                    


Bagai disambar petir, ucapan ayahnya tadi membuat ia tersedak oleh makanannya sendiri. Alfarez melihat adiknya yang terbatuk batuk menyodorkan segelas air yang langsung disambar Neta dan menengguk habis.

" Maksud ayah apa sih ?" tanya Alfarez sedikit tidak terima dengan apa yang ayahnya ucapkan tadi.

" Ayah hanya menepati janji ayah,Al"

" Janji apa? Dan kenapa harus menikahkan Neta dengan anak teman ayah?"

Emosi Alfarez sedikit memuncak saat ayahnya mengorbankan Neta untuk menepati janjinya. Neta sampai menghabiskan tiga gelas air karena terkejutannya saat ayahnya menyuruh untuk menikah. Ia mengelus punggung Alfarez dengan lembut guna menenangkannya.

" Yah , Neta masih SMA dan masih kelas 11. Papa tega hah?! " sentak Alfarez.mengusap punggung tangan Alfarez tak ada gunanya sama sekali bagi Neta. Alfarez  adalah orang yang cepat emosi.

" Ayah " panggil Neta.

" Hm ?" Ayah Neta hanya berdeham menanggapi panggilan Neta.

" Neta..s-siap terima pernikahan itu" cicit Neta tapi masih bisa didengar orang orang yang ada di meja makan itu.

" APA !!"  teriak Alfarez membuat Neta menutup telinganya,kakaknya ini sangat lebay. Lihat saja ekspresi kakaknya, matanya melotot dan mulutnya yang tak terkatup membuat Neta ingin tertawa tapi ia tahan.

" Apaan sih lo kak !! Lebay deh." dengus Neta.

" Kalo ayah tetep nekat, adek dinikahin..Al gak akan mau bicara sama ayah " finalAl tapi penuh penekanan.

" Al selesai "

Alfarez berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan meja makan.

" Kak ?!" panggil Neta tapi tak dihiraukan oleh Alfarez sama sekali,kakaknya itu terus menaiki anak tangga dan berakhir dengan dentuman keras karena Alfarez membanting pintu kamarnya.

" Neta ? Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya Dian, Neta hanya mengangguk menjawab pertanyaan ibunya itu.

" Maafin ayah sayang , karna ayah kamu harus menikah muda dan menanggung beban ayah." ucap Briyan tanpa menatap manik mata Neta.

" Iya. Neta paham kok yah. Neta keatas dulu. Malam Ayah, malam bunda" pamitnya lalu melenggang pergi meninggalkan bunda dan ayahnya.

                                     ***

" Dozan, sini kamu. Papa mau bicara sebentar."

Dozan menghela nafas berat , baru saja ia memasuki rumah. Memang sehabis mengantar Neta pulang,ia tak langsung pulang. Dozan lebih memilih berkumpul bersama dua temannya.

" Mau bicara apa sih pa? Dozan capek"

" Sebentar saja,Dozan " ucap Thomas-ayah Dozan- Lalu meninggalkan putranya dan menuju ruang kerjanya.

Dengan langkah malas, Dozan mengikuti papanya masuk ke ruang kerjanya. Dozan menjatuhkan tubuhnya di sofa, dan menatap papanya yang sedang memijat pelipis didepannya.

" Dozan , kamu sudah punya pacar?" tanya Thomas dengan to the point membuat dahi Dozan mengkerut.

" Hah ?! Maksud papa?" tanya Dozan dengan wajah bingung.

" Kamu sudah punya pacar ?" ulang Thomas dengan sedikit gemas.

" Belum..kenapa papa tanyain tentang itu?. Papa gak ada niatan buat jodohin Dozan kan?"

'Skakmat'. Batin Thomas terkekeh.

" Iya sangat betul, papa memang sudah menjodohkan kamu dengan anak teman papa"

Young MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang