Disinilah gue sekarang, coffe shop yang menyuguhkan pemandangan hijaunya pada rumput yang ada didepan dengan sinar sunset menyilau kearah tempat gue duduk sekarang. Tempat yang sedang hits sekarang karena banyak yang mengunjunginya walaupun sekedar jadi spot foto.
Gue sengaja mengabari Dante tempat nya terlebih saat dia sampai ditempat ini karena jujur setelah sampai gue sangat mengangumi pemandangannya dan ingin sendiri sebentar sebelum bertemu dengan Pers BEM ganteng seperti Dante.
Setelah puas menikmatinya, akhirnya orang yang ditunggunya sampai. Sempat ragu jika benar gue. Tapi akhirnya Dante duduk juga didepan gue setelah gue tersenyum.
"Beneran Cesta kan?" Tanya nya setelah sudah duduk didepan gue.
Gue mengangguk seraya tersenyum manis. Jaga image dulu didepan Pers BEM, mana tau gue bisa jadi anggota BEM, kan lumayan terkenal gue dikampus. Hehe
"Uda lama ya?" Dante melepaskan tas ransel hitam yang memang ia bawa tadi. Seperti tas Petualangan yang gue juga gak tau apa namannya.
"Belum kok Kak.."
Dante mengangguk lagi dan kini sembari melepaskan jacket nya. "Mau pesen lagi? Makan?" Tanya nya yang gue jawab gelengan dan menawarkan dirinya untuk memesan sesuatu. Dan pilihan Dante jatuh pada coffe yang sedang gue minum sekarang.
Setelah minumannya sampai dan setelah kami melakukan obrolan-obrolan kecil sebagai basa basi.
"Ada apa ya kak soal kakak mau ketemu?" gue masih bersikaf formal, seperti dikampus, hubungan antara senior dan junior.
"Duh Ta, jangan formal banget ya, nanti kesannya gue lagi ngehukum elo."
Gue menggeleng. "Lo kan Pers BEM kak, gak sopan gue mah maba sok akrab sama lo.."
Dante tertawa terpingkal didepan gue. dan gue mengerutkan kening, kenapa jadi ngakak begini.
"Kenapa sih kak?"
"Lo lucu.." Dante menghapus sedikit air mata nya yang mengalir disudut mata nya.
"Lucu nya dimana coba? Kan benerr."
"Uda pokoknya sekarang kita gak boleh formal banget."
Gue mengangguk. "Oke? So?"
Dante berdehem. "Panggil gue Ate aja ya kaya yang lain."
Gue kembali mengangguk. "Kak Ate.."
"Jadi gini, setelah gue liat video lo menyampaikan aspirasi dan kejadian awal Ospek yang lo masalah sama senior lo itu gue jadi pengen ngajak lo gabung di komunitas gue."
"Sejenis Mapala gitu?" Potong gue.
Dante menggeleng. "Gue belum siap. Bukan komunitas Mapala, itu mah gak ada sangkut pautnya. Gue punya komunitas relawan gitu. Jadi komunitas gue ini bergerak seperti ngebantu korban bencana. Kita sebagai mahasiswa psikologi ngebantu traumanya orang-orang yang baru aja kena bencana, dan lo kan anak FK, jadi ya lo bisa bantu kita dikesehatan, pokoknya gitu deh intinya."
Gue cukup takjub, karena jujur resolusi gue setelah jadi mahasiswa gue akan ikut beberapa komunitas untuk jadi relawan. Membantu orang itu asik banget, makanya selain dapat pelajar gue juga semakin banyak temen, semakin nunduk kebawa, jika gue kesepian maka ada banyak orang yang lebih kesepian dibandingkan gue.
"Senior-senior lo di FK juga banyak kok yang gabung. Kaya Athan, Cakra, Tera, Dirga juga ikuta." Gue tersedak saat nama Dirga disebutkan. Ternyata manusia kaku itu juga ikut komunitas kemanusiaan.
"Pelan-pelan Taaa.." Dante mengingatkan.
"Terus kalau misalnya kalian gak jadi relawan masih ngumpul juga gitu kaya kebanyakan komunitas lainnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga
Random"Gue jahat dan brengsek saat mutusi Nail begitu liat lo, gue juga brengsek karena mengkhianati Dante. Tapi setelah sejauh ini. Gue nggak akan berhenti. Lo adalah tujuan gue, akhir dari cerita gue Cesta. Gak ada yang bisa menghentikan gue menuju tuj...