Setelah semua kenangan tertanam dengan baik, kini waktunya mereka kembali ke rumah masing-masing. Mengistirahatkan pikiran mereka guna mempersiapkan diri untuk minggu depan mengikuti perkuliahan aktif. Setelah sampai dirumah Cesta langsung meneliti isi rumahnya. Sunyi seperti biasa.
"Bii... Pak Annaaasss.." teriak gue saat memasuki rumah. Seluruh tubuh gue terasa remuk redam karena petualangan selama tiga hari di hutan. Saat masih di hutan gue tidak merasakan apapun, tapi saat tiba dirumah rasa nya semua perasaan pecah seketika.
"Biiibiii.."
"Iyaa Nooonn." Sahut Bibi dari arah taman belakang. Pantas saja tidak ada orang didepan ternyata semua sedang berkumpul dihalaman belakang.
Bibi terlihat terburu-buru sembari mengehapus kotoran ditangannya dengan kain lap yang ada disaku baju kerja nya. Mendekati gue.
"Uda pulang Non?"
Gue mengangguk, menahan kantuk juga hingga membuat gue tidak semangat sekali. "Mas Barra mana Bi? Anne?"
Bibi terdiam sejenak. "Sejak Non ke Puncak Mas Bara langsung pergi dinas lagi Non, pulangnya mungkin Minggu. Bapak sama Ibu juga gak jadi pulang karena tahu kalau non ada acara kampus. Jadi sepakat pulang minggu juga Non.."
Gue mendengus kesal. Selalu seperti itu. Sepulang dari manapun gue tidak akan bisa menemukan mereka, tidak ada sapaan hangat dari mereka saat lelah menggerogoti diri gue. Huh!! Semakin terlihat menyedihkan kan gue?
"Anne?"
"Non Anne menginap dirumah teman SMP nya Non, katanya pulangnya pas masuk kuliah aja.." Ujar bibi yang membuat kepala gue semakin pusing.
"Yaudah aku mau tidur dulu ya Bi, makanya entar malam aja kalau aku gak bangun yauda besok pagi aja sekalian."
"Gak makan dulu sekarang aja Non?"
Gue menggeleng. Tidak berselerah. "Engga! Yaudah aku naik dulu ya Bi.."
Bibi hanya bisa mengangguk pasrah saat gue memilih untuk tidur membawa tas gue naik keatas kamar dan mengistirahatkan diri sejenak. Ya sejenak nya gue bisa sampai pagi.
***
Gue terbangun dari kelelahan yang sangat menguasi diri dipagi hari. Saat ketiga manusia langka ini memasuki kamar gue dengan berisiknya.
"Taaa.. Kebooo!! Bangun!!" Suara panggilan itu terasa melengking ditelinga gue. disertai dengan suara tv dengan volume yang gak santai.
"Bangun Taa. Kebo banget sih Lo!"
Oke, mau tidak mau gue harus bangun karena kamar gue sudah dimasuki penjajah seperti mereka bertiga. Saat membuka mata gue langsung bisa menatap jam yang ternyata sudah tidak pagi lagi.
Maklum ya Pemirsa, gorden gue tebel banget jadi mau siang mau malam sama aja suasana nya. Tetap gelap, and I like it.
"Ngapain si lo pada? Gak capek apa?"
"Yaahh elo aja yang cupu! Begitu aja capek." Salsa sudah bersuara sembari mengunya makanan yang ia beli didepan kasur gue. Ada karpet tebal dan hanga disana, juga ada televisi didepannya.
"Ujan Taa.. bangun kali.." Sofi kini menarik selimut gue. "Makan lo, dari pulang kemarin belum makan kan lo?"
Gue mengangguk, lalu mengembalikan seluruh nyawa gue yang sebelumnya menjelajah dialam mimpi. Merenung sebentar lalu berjalan bangkit dari kasur ke kamar mandi. Membersihkan diri terlebih dahulu mungkin pilihan terbaik sebelum bergabung dengan mereka.
Setelah membersihkan diri gue ikut bergabung dengan mereka yang sedang asik-asiknya menyantap berbagai makanan yang sudah mereka bawa.
Sofi menyodorkan gue nasi, ayam spichy dan salad, kemudian air putih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga
Random"Gue jahat dan brengsek saat mutusi Nail begitu liat lo, gue juga brengsek karena mengkhianati Dante. Tapi setelah sejauh ini. Gue nggak akan berhenti. Lo adalah tujuan gue, akhir dari cerita gue Cesta. Gak ada yang bisa menghentikan gue menuju tuj...