Eight- Dirga

700 22 10
                                    

"Lo dengeri apa Ta?" Tanya Kevin saat baru saja musik yang gue putar mengalun indah. Demi membuat pikiran gue terpecahkan dari kegugupan laknat ini akhirnya gue mencoba mendengarkan musik dalam perjalanan yang baru ditempuh lima belas menit ini.

Setelah bus berjalan, Dirga berdiri ditengah-tengah Bus, memberi sedikit penjelasan dengan apa yang akan dilakukan disana. Pelatihan apa saja yang akan dilakukan dan siapa saja pemateri yang akan hadir.

"Dengeri lagu, mau?" Tawar gue yang langsung diangguki oleh Kevin, jadilah sekarang gue dan Kevin berbagi earhone.

"Lagu siapa nih? Asik.."

Gue menatap Kevin horor, gue sekarang lagi muteri lagunya Payung Teduh yang judulnya Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan. Lagu itu cukup booming dimasa nya dan Kevin tidak tau.

"Seriusan gak tau ini lagu siapa?" Tanya gue memastikan dan kevin mengangguk lagi sembari memakan snack nya.

"Payung Teduh, masa iya lo gak tau. Cupu deh Mpin.."

"Payung Teduh? Judulnya Payung teduh?"

Gue menepuk jidat sendiri karena merasa jika temen baru gue satu ini memang beda dari yang lain, gue jadi curiga jika di ponsel nya tidak ada lagu.

"Coba liat ponsel lo?"

Kevin memebrikan ponselnya dan setelahnya gue mencari aplikasi yang berhubungan dengan musik dan setelah menemukan nya hasilnya adalah, NIHIL.

Tidak ada lagu satu pun dalam pemutar musik diponselnya dan kini gue mantap Kevin lebih horor.

"Lo gak pernah dengeri Musik?"

Kevin menggeleng. "Dengeri radio mungkin."

Oke, sepertinya Kevin memang memiliki kelainan, lain dari pada yang lain dan sekarang cowok ini sedang menjadi teman gue.

Sangking kesalnya setelah melihat wajah santai Kevin gue akhirnya mengublek-ublek tas tempat snack yanga da dipangkuan Kevin, berusaha mencari minuman segar demi melepas emosi yang sudah mendara daging sampai DNA ini. lebay!!

"Minum mana?"

"Datas Ta, tadi gue lupa ngambil. Lo haus?"

"Iya.."

"Nih minum gue mau?" Kevin menyodorkan minuman bersoda yang sudah setenga diminumnya. Yakali gue minum soda, bisa langsung pinsan gue.

"Engga, yang rasa buah."

Kevin menjuk keatas, dimana tas gue dan tas Kevin memang disimpang dibagasi atas. Gue menahan emosi lagi, melepaskan earphone dan mencoba mengambil tas yang sudah disimpan.

Satu kali, kaya nya gue gak sampai.

Dua kali, oke ini ketinggian, siapa yang buat bagasi setinggi ini.

Tiga kali,

Eh.

Gue menatap kebelakang yang sudah ada seseorang dibelakang gue, dan saat pertama kali mata gue bertubrukan dengan orang itu, wangi maskulin dan kaos oblong berwarna bata lah yang gue tatap. Naik kewajah membuat gue terkejut setengah mati dan memundurkan diri sedikit.

Dirga?

Mungkin jika orang lain melihatnya ini seperti adegan, euhm, pel.- uk. Mungkin?

Oke sekarang gue jelaskan, posisi gue menghadap Dirga yang tentu saja lebih tinggi dari gue dan tangannya seolah sedang memeluk gue padahal saat ini Dirga sedang membukakan bagasi dimana tas gue berada.

Setelahnya gue sadar saat suara Athan terdengar.

"Vin, gila lo, cewe masa suru narik tas sendiri."

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang