Twenty Two- Dirga

455 6 0
                                    

Gue sudah berada ditaman fakultas sejak 15 menit yang lalu. Menikmati suara air mancur yang ada didepan gue, melihat sekeliling gue yang ditumbuhi tanaman hijau yang menyejukan mata dan menikmati roti isi yang gue beli di kantin vegetarian di fakultas Psikologi.

Jangan tanya apa gue bertemu dengan Dante atau tidak yang pasti jawaban nya 'Iya' gue bertemu dengan Dante untuk mengembalikan power bank yang gue pinjam tadi malam. Tapi tidak lama karena Dante akan ada acara sosial di kota lain.

Beberapa hari yang lalu saat sedang scroll halaman Instagram gue menemukan ssebuah postingan yang membuat gue ingin mencoba nya. Ternyata benar-benar asik Quality time dengan diri sendiri. Awal nya gue mencoba untuk mematikan ponsel agar tidak mendapat pesan dari teman-teman gue, pergi ke kampus sendiri, berjalan ke Fakultas Psikologi sendiri, pergi ke Kantin Vegetarian sendiri dan duduk sembari menikmati roti isi juga sendiri. Dan hasil nya gue merasa bahagia.

Awalnya mungkin terlihat dan tarasa canggung dan tidak percaya diri, namun saat melihat sekeliling gue tidak ada yang akan memperhatikan dan peduli jika gue sendirian gue semakin mantap berjalan, yang awalnya hanya ingin bertemu Dante jadi ingin membeli sarapan dan lain nya. Seperti nya gue harus mencoba untuk jalan sendiri keliling Mall, belanja sendiri, Hunting di store make up dan sepatu sendiri, makan di tempat enak sendiri dan atau mungkin bisa nonton bioskop sendiri.

Gue menatap jam tangan dari Bonowatch yang baru saja gue beli dipergelangan tangan kiri gue dan jam sudah menunjukan pukul 10.11, 4 menit lagi kelas akan dimulai dan gue harus kembali ke kelas jika tidak bisa bisa gue tidak di izinkan masuk kelas.

Setelah membereskan segala sampah bekas gue makan, gue beranjak dari taman. Bersamaan dengan gue yang akan keluar Dirga yang juga sampai didepan pintu masuk taman berhenti.

Gue yang kaget juga ikut berhenti, memaksa bibir untuk melengkung ternyata sangat sulit hingga gue rasa hanya ada senyum bulan sabit yang tunjukan.

"Hay Kak.." Ahh, akhir nya suara gue keluar.

Dirga tersenyum kembali dan mengangguk. "Hay."

Gue sedikit, sangat sedikit menunduk untuk berpamitan kepada Dirga, namun suara Dirga lagi menghentikan gue.

"Cesta.."

Gue yang terkejut langsung berbalik spontan berucap "Ya?"

Dirga terdiam sebentar terlihat memikir, sementara gue menahan deguban yang tak karuan entah dengan perasaan seperti apa jelas nya.

Setelah beberapa detik berdiri dan menunggu Dirga ingin mengatakan apa, Dirga tersenyum tipis lalu menggeleng.

"Gak Papa.."

Disaat yang bersamaan gue bisa bernafas lega dan disaat yang lain gue merasa dipermainkan, gue sudah deg-degan bahkan tanpa sadar menahan nafas karena Dirga memanggil gue menghentikan gue tetapi Dirga hanya tersenyum lalu melenggang pergi.

Gue melanjutkan langkah meninggalkan taman dan Dirga menuju kelas. Dirga telah membuang waktu gue satu menit lewat 56 detik dan sudah bisa dipastikan gue bisa terlambat jika saja tak ada mahasiswa yang menghentikan Pak Samsul.

"Nyaris lo!" Sambut Ailen yang duduk di bangku depan.

"Berisik!" gue memandang ke sekitar Ailen duduk. Tidak ada kursi tersisa disampingnya, Ailen malah sibuk bercengkrama dengan Sofi dan teman-teman baru nya mempromosikan produk terbaru nya yang baru baru baru saja dirilis.

"Cestaa!!!" Seseorang melambaikan tangan nya dari arah belakang. Begitu terlihat gue langsung menujunya.

"Aldy! Kok lo disini?"

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang