Eleven- Dirga

674 17 11
                                    

Gue mengeratkan jaket gue, udara masih sangat dingin, dan juga mata gue masih sangat sulit diajak kompromi. Tapi pesan dari seseorang diponsel gue membuat gue akhirnya terbangun.

Bayangkan saja, gue baru masuk tenda jam setengah tiga pagi, Baca dengan benar, SETENGAH TIGA PAGI coyyyy! Gimana gak ngantuk berat gue. Dan penyebab gue tidur pagi dan bangun pagi lah yang membuat gue berdiri disini.

Didepan Dante. Didepan Ate yang sedang memakai sepatunya. Pagi-pagi sekali ponsel gue berbunyi beberapa kali, dan itu panggilan dari Dante. Lalu mengirim pesan yang membuat gue langsung menuju ke TKP. Seorang Dante meminta gue untuk menemuinya sebelum pulang Ke Jakarta.

Pagi-pagi begini, gue sudah seperti istri yang akan mengantarkan suami bekerja dipagi buta ini. sunggu dramatis sekali ya?

"Aku pulang dulu ke Jakarta yaa." Ujarnya sembari menarik resleting jaket nya. Semenjak kemarin, gue pikir Dante akan mengganti panggilannya menggunakan 'lo-gue' lagi. Tapi ternyata sampai pagi ini masih aku-kamu.

"Iya, hati-hati dijalan." Balas gue masih setengah sadar.

"Masih ngantuk banget ya? Sorry.." Ujar nya dengan nada penyesalan melihat gue masih enggan membuka mata. Ini dingin dan masih pagi, siapa yang gak ngantuk sini bilang sama gue? Kalau ada yang gak ngantuk, sini gue jadiin Suami.

Heheh

"Ya abis nya tidur nya jam setengah tiga pagi. Dingin lagi!!" entah enapa nada biacar gue menjadi rengekan yang menjijikan didengar.

Dante berjalan mendekat kearah gue, mengelus kepala gue dengan sayang. Yang langsung saja membuat mata 5 watt gue menjadi 100watt langsung.

"Maaf deh, next time kalau di Jakarta kita nonton atau ke kemana gitu biar greget." Ujar nya yang membuat gue salah tingkah.

"Iya, Yaudah Ha..-"

"Teee!!" seseorang memanggil Dante dibelakang gue. Dante dan gue tentunya menatap kebelakang. Melihat siapa yang sudah bangun.

Saat tubuh gue ikut berbalik. Sosok yang paling ingin gue hindarilah yang berjalan kearah kami berdua.

Dirga lagi!

"Oii Gaa.."

Dirga dan Dante bersalaman, dan membenturkan tubuh kedua nya. Ala-ala anak cowo gitu deh. Kemudian berdiri disamping gue bersebrangan dengan Dante yang ada didepan gue.

Ini kaya nya gue fix gak ada niatan untuk tidur lagi. Gimana coba kalau lo sendiri yang ada di posisi gue. mungkin uda pada pinsan. Untung aja gue kuat kan jadi gak malu-maluin.

"Uda mau balik lo?"

Dante mengangguk. "Banyak yang perlu gue kerjain. You know lah.." Ujar nya sembari tertawa namun repon Dirga hanya meninju lengan Dante.

"Lo sendiri uda bangun? Perasaan tadi malam lo juga malam banget masuk tenda"

"Gak ngantuk gue!" Ujar Dirga santai yang membuat gue auto melotot. Yang benar saja, manusia ini gak ngantuk gaes! NGGA NGANTUK!

"Herrooo!!! Eeh gue balik dulu yaaa.."

Dirga mengangguk, memasukan tangannya ke saku jaket nya. Dingin pagi ini memang luar biasa. Lebih parah dari malam mungkin. Kaya nya gue gak mandi deh nanti soalnya bisa beku mendadak gue.

"Yoi, hati-hati.."

Dante mengangguk lalu menatap gue. "Balik dulu yaa.."

Gue mengangguk mengiyakan Dante. "Sering-sering ngobrol biar gak kaku, masa senior sama junior satu fakultas diem-dieman.." Ujar Dante sembari tertawa sebelum pergi yang membuat gue langsung menatap Dirga disamping gue. Tapi laki-laki mengesalkan disamping gue hanya senyum segaris.

DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang