Elliot tersenyum sendiri. Sementara itu, ujung jarinya berkali-kali mengetuk rahangnya di mana rambut-rambut halus mulai tumbuh. Ketika mengingat hal yang dilakukannya bersama Angel beberapa hari lalu di panti asuhan, membuat bibirnya terus menerus tertarik ke atas. Dia ingin sekali bersama gadis itu saat ini juga dan setiap saat.
Sialnya, dia malah terjebak di dalam ruangan salah satu rumah sakit ini selama beberapa hari belakangan. Sekarang, satu-satunya hal yang berputar-putar di dalam kepalanya adalah rasa ingin tahu tentang Angel. Apa yang sedang dilakukan gadis itu? Apakah dia baik-baik saja? Bagaimana kabarnya? "Kamu tampaknya sangat senang?"
"Tampak begitukah?" tanya Elliot tanpa memupus senyuman dari bibirnya meski dia menatap dokter yang kini tengah menulis sesuatu pada kertas yang terjepit pada clip board. Wanita itu berdiri tidak jauh dari tempat Elliot berbaring.
"Ya, itu yang kulihat." Dokter wanita itu tersenyum cerah.
"Entahlah."
"Kenapa? Takut?"
"Sedikit. Hidupku mulai menggairahkan justru kondisiku begini," sahutnya sambil menarik napas berat.
Wanita itu duduk di samping ranjang Elliot. "Kamu akan sembuh, kamu hanya harus yakin soal itu.
Elliot sekarang membuang muka dan memilih untuk menatap jendela. "Aku bahkan tidak berharap kamu akan mengatakan kebohongan manis seperti itu."
"Aku hanya mencoba menghibur."
"Agar aku merasa lebih baik?"
"Kurasa. Kamukan bukan anak kecil jadi pikirkan sendiri!" Wanita itu kemudian tergelak.
Ellliot hanya mendengkus pelan. Sebenarnya dia berterima kasih karena usaha dokter itu untuk menghiburnya. Namun, anehnya dia malah tidak terhibur sama sekali. Mungkin berbaring di tempat ini selama beberapa hari belakangan membuatnya jadi tidak waras.
"Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya tubuhmu sekarang?"
Elliot melirik tangannya yang kini ditancapi selang infus. "Well, kurasa terapi dengan obat ini mulai ada efek sampingnya."
"Benarkah?"
"Kurasa."
"Obat ini penemuan terbaru. Untuk saat ini, hanya dua negara yang menerimanya untuk pengobatan. Jadi, apa pun yang kamu rasakan bisa jadi acuan untuk penelitian selanjutnya." Dokter wanita itu melebarkan pupil matanya.
"Aku tahu. Aku juga baca jurnal penelitian itu Mei ini." Elliot menimpali.
"Kalau begitu, apa efek samping yang kamu rasakan?" Ada rasa penasaran yang terselip dalam pertanyaan itu.
"Aku jadi sensitif." Elliot terkekeh lalu terbahak hingga dadanya bergerak naik turun. Merasa berhasil mengerjai seseorang. Dia tertawa lebih keras lagi ketika dokter itu menyumpah pelan.
"Aku lihat obat itu juga membuatmu lebih ceria," katanya sambil menepuk bahu Elliot.
"Dia memang lebih ceria akhir-akhir ini."
Suara perempuan lain terdengar seiring dengan pintu ruangan yang terbuka. Becca muncul di depan pintu dengan tawa lebar. Gadis itu melangkah cepat mendekati Elliot sambil menenteng tas karton di tangan.
"Guardian angel pribadimu sudah datang, El." Dokter wanita itu tersenyum dan mengangguk ke arah Becca.
"Jangan salah, guardian angel milik Elliot bukan lagi aku." Becca tertawa saat menimpali. Salah satunya juga menngedo sekali.
Elliot sendiri hanya bisa berdeham pelan ketika hawa panas menjalari wajahnya. Mungkin dua wanita itu mulai terkikik bersama ketika melihat wajahnya yang memerah. Becca bahkan menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk. Ya, dirinya memang jarang sekali menunjukkan perasaannya. Sialnya, pipinya langsung memanas hanya dengan mengetahui orang yang dimaksud Becca. Identitas guardian angel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Than Almost Anything
ChickLitBagaimana kalau mimpi buruk yang selama ini kamu alami bukan hanya sekadar mimpi? Elliot, pemilik hotel terbesar di kota selalu dihantui mimpi buruk. Pada satu malam, seorang anak perempuan misterius memberikannya fortune cookies dengan secarik pesa...