Fortune Cookies

6.8K 392 66
                                    


Suara tangisan itu kembali terdengar malam ini hingga membuat Elliot membuka mata dan menatap nanar ke segala arah. Matanya kini beralih ke langit-langit, tetapi tidak menemukan apa pun. Pandangannya lalu terantuk pada jam dinding, baru pukul delapan malam. Dia mendengkus, ini bahkan belum tengah malam, tetapi mimpi buruk sudah datang aja.

Iya, benar, semua ini hanya mimpi. Suara tangisan perempuan itu tidak nyata. Jemarinya mengusap keringat yang membasahi kening. Napasnya menderu ketika suara itu kembali berpindah di dalam benaknya. Meski dia berusaha mengabaikan, suara itu terus menerus bergema di dalam kepalanya. Selama beberapa minggu, mimpi buruk itu terus saja datang. Mimpi yang sama, setiap malam.

Elliot bangkit berdiri. Mendesah lega ketika kakinya masih bisa bergerak turun, setidaknya dia belum cacat sekarang. Elliot kemudian melangkahkan kakinya yang telanjang menuju meja di dekat jendela. Tangannya gemetar ketika meraih kotak rokok lalu menyalakan korek api dan menyulut ujungnya. Dia menikmati asap manis dan nikmat yang pelan-pelan memasuki rongga mulutnya. Beberapa batang rokok tidak membuatnya lebih tenang setiap kali rasa gelisah mulai menyerang. Mimpi buruk itu terus saja datang tanpa diundang. Membuatnya semakin gelisah hingga kadang jantungnya berdebar kencang atau napasnya mulai sesak. Kegelisahan ini benar-benar membuatnya merasa sakit.

Sembari mengisap batang rokok itu, pandangannya beralih pada amplop besar di meja. Amplop besar yang berisi bencana dan kabar buruk. Sebuah bencana yang datang tiba-tiba dan membuatnya terganggu seperti ini. Dia menekan puntung yang hanya terisap setengah itu ke dalam asbak kaca di atas meja. Amplop yang telah mengubah hidupnya dalam beberapa jam terakhir. Semua yang telah dilakukannya selama ini seolah tidak ada artinya baik kedudukan ataupun kekayaan. Padahal dia telah melakukan semua hal untuk mencapai posisinya saat ini. Lalu, amplop itu memberikan kabar kalau dirinya akan menjadi manusia cacat selamanya. Penyesalan timbul di dalam pikirannya. Apa yang telah dilakukannya selama ini?

Elliot menunduk dan menatap tangannya. Semua hal buruk dan menjijikkan itu dilakukannya sendiri dengan sengaja. Dia juga tidak keberatan untuk mengotori tangannya. Ya, semua ini memang salahnya karena dia sudah memilih.

Tapi, tunggu. Itu bukan salahnya bukan? Manusia yang kuat menekan yang lemah itu manusiawi. Selayaknya sifat manusia. Namun, wajah pria itu kembali membayang. Cara orang itu memohon padanya kala itu lalu tangisannya.

Tangannya meraih gelas di meja. Seluruh umpatan, sumpah serapah dari yang paling sopan hingga paling kasar keluar dari mulutnya. Dia melempar gelas langsung ke tembok hingga menimbulkan bunyi gaduh sesaat. Bunyi yang langsung menghilang saat serpihan-serpihan kaca mulai berhamburan di lantai. Dia menarik napas kasar, itulah hidupnya di masa depan. Menyedihkan, suram, sepi, dan sendirian atau mungkin putus asa. Semua itu akibat amplop putih itu.

Elliot meraih jaket dari gantungan baju di balik pintu. Dia melangkahkan kaki keluar. Melirik sejenak ke arah meja lobi. Ada tumpukan koran di sana. Berita yang terpajang di Berita tentang pria yang memohon di depan hotel terbesar di Weinssten. Posisi berita itu hanya di pojok surat kabar hingga membuat peristiwa besar itu jadi terlihat samar dan tidak terlihat. kolom halaman delapan. Meski begitu, semua itu cukup untuk membuat dirinya terus menerus gelisah hingga bermimpi buruk.

Elliot menggeleng, kali ini dia berusaha menyentakkan pikiran buruk itu dari otaknya. Tungkainya melangkah keluar. Dia menarik napas. Udara dingin musim gugur mulai menyambut. Jemarinya dengan cepat merapatkan jaket sementara kakinya melangkah. Sesekali matanya melirik pepohonan yang berjajar memagari taman di dekat kompleks hotel tempatnya tinggal. Sungguh selama ini dia tidak menyadari semua ini. Pepohonan itu berjajar rapi membentuk suatu pola. Rapi layaknya pola dalam hidupnya selama ini sebelum semua bencana ini menimpanya.

Better Than Almost AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang