Part 7 : Dakwahku

140 5 0
                                    

Stok jilbab, cek.
Stok kerudung, cek.
Stok mihnah*, cek.
Oke, yang terakhir..
Stok buku-buku Islam, cek.

Hmm.. perlengkapan mandi, oke, perlengkapan kesehatan, oke, sepertinya semuanya sudah. Alhamdulillah.. tidak membutuhkan waktu lama untuk mengecek barang-barang yang harus kubawa saat KKN nanti.

Untuk KKN kali ini, aku lebih memilih untuk blusukan ke desa-desa saja. Rasanya, turun untuk mengabdi pada masyarakat lebih terasa bersahabat, selain itu, tentu kita bisa lebih merasakan bagaimana susahnya kehidupan ini. Lagipula, ini juga ajang terbaik untuk berdakwah pada umat, bukan?

"Nayra, Felianya udah datang," bergegas aku membawa tas yang isinya tak terlalu banyak itu. KKN ini hanya berlangsung selama 2 minggu, jadi, tak terlalu banyak yang kubawa. Rencananya, kami akan mencari penginapan kecil disana. Entah kos atau lossmen barangkali.

"Bunda, Nayra berangkat dulu ya?" dengan penuh khidmat kucium punggung tangan bunda, lalu memeluknya. 2 minggu mungkin akan berjalan lumayan lama.

"Jaga diri baik-baik, ya, Nay. Yassarallah umurokii.. jangan lupa shalat tahajjud, ngaji juga."

"Iya bun, salam sama ayah ya, tadi pagi sih waktu ayah berangkat kerja, Nayra udah pamit. Salam sama TwoRay juga."

"Iya, nanti bunda sampaikan. Kalau sudah nyampe sana, telfon kesini ya?"

Aku tersenyum pasti. Dan mengangguk tanda menyanggupi.

Untuk kesana, Alhamdulillah Felia bersedia membarengiku. Kelompok mahasiswaku hanya terdiri dari 7 orang. Aku dan Felia yang berbonceng kali ini. Ditemani Ririn, Yunita, Sinta dan 2 orang laki-laki, Aldi dan Agung.
Kami diamanahi untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan gizi pada masyarakat yang berada di Dusun Krajan. Tepatnya di Desa Duwetkrajan, Tumpang yang berada di dekat daerah kaki Gunung Tengger.

Desa Duwetkrajan ini terkenal dengan pertanian apel yang sering kita sebut Apel Manalagi. Sangat manis, namun manisnya manis yang nikmat. Desa Duwetkrajan terdiri dari 3 dusun. Yakni Dusun Swaru, Dusun Krajan dan Dusun Tosari. Dan KKN kita kali ini, akan memfokuskan diri di daerah Desa Dawetkrajan bagian tengah, yakni Dusun Krajan.

Perjalanan menuju Dusun Krajan ini tidaklah terlalu jauh. Mungkin hanya berkisar antara 3 km dari pintu masuk desa. Kami bertujuh, memang sudah sepakat menjadikan pintu masuk itu menjadi titik kumpul kami. Dan memasuki dusunnya secara bersamaan.

Sekitar 2 hari yang lalu, kami sudah survei tempat dan wawancara lumayan lama dengan Kepala Dusun Krajan, yakni Pak Dodik. Beliau dengan hangat menyambut kami dan bahkan menyediakan kami beberapa rumah kecil untuk dijadikan penginapan. Tentu saja antara laki-laki dan perempuan terpisah rumah. Bersyukur, walaupun dusun ini terletak sangat pedesaan, namun masih menjunjung tinggi keagamaan. Apalagi mayoritas penduduk disini adalah Muslim.

Sesampai mengkonfirmasi kedatangan kami ke kepala dusun, kami pun mengistirahatkan diri sejenak di rumah. Menata barang dan sedikit bersih diri. Cuaca yang panas ini benar-benar membuat tubuh seolah ingin diguyur air saja. Tapi, hawa sejuk disini rupanya membuatku cepat bersin. Sehingga, kuputuskan untuk mandi air hangat.

"Penyuluhan Gizinya dimulai besok jam 8, di Aula Posyandu Krajan, kan, Yun?" tanya Felia sambil membuka buku tebal yang berisi agenda dan beberapa program yang hendak kami jalankan untuk 2 minggu kedepan ini.

"Iya, tapi nanti sore kita juga kudu grapyak dulu ke warga. Katanya juga nanti sore itu, bakalan panen apel juga gitu," jelas Yunita.

"Wah, kebetulan banget ya lagi panen apel. Seusai shalat ashar kan nanti?"

"Iyalah, Nay. Nanti kita bisa shalat jamaah di ruang tamu depan ya? Kasih tau tuh si Sinta sama Ririn di kamar sebelah."

"Siap!"
Ya, di rumah ini terdiri dari 2 kamar, 1 ruangan dapur dan 1 kamar mandi. Walau sederhana dan kecil, tapi nyaman, rasanya benar-benar bernuansa pedesaan.

Shalihah BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang