Part 11 : Awal dari Sebuah Rasa

114 5 0
                                    

"Nayra bantu ya, ma?" ucapku sambil ikut menata piring-piring yang sudah dicuci.

"Lho, sayang, kamu kok ikut bantu-bantu sih?" mama kaget, "pengantin baru tuh gak boleh ikut bantu gini."

Kok gitu sih? Tadi di ruang tamu gak boleh, sekarang, gak boleh juga, nih?

"Mama, nggak papa kok, lagian Nayra lagi nggak ngapa-ngapain. Tadi di ruang tamu, Nayra juga nggak boleh bantu-bantu sama ibu," rajukku, sambil menunjukkan ekspresi mupeng. " Lagipula, resepsi tadi cuman berlangsung 3 jam, ma, Nayra nggak capek-capek banget, kok."

"Ssttt.. tetep nggak boleh. Ferdy mana sih? Feerrr.. Ferddyyyy.. Ferdy!"

Tak lama, nampak Mas Ferdy berjalan dengan sedikit tergesa menghampiri mama. Ini juga kenapa mama harus panggil Mas Ferdy?

"Iya, ma. Ada apa? Ada yang harus Ferdy bantu?"

"Hihhh.. kamu ini. Lagi apa sih kamu didepan?"

Mas Ferdy bingung. "Lagi bantu beresin kursi tamu, ma," dengan rasa tak bersalah ia menjawab. Ups! Rupanya, mama benar-benar kelewat gemas sekarang.

"Kalian berdua ini, ya. Okelah, kalau gitu gini aja, kamu Fer, ajak Nayra jalan-jalan, kemanaaa gitu. Mau ke mall, ke taman, ke resto, ke cafe, terserah, bebas. Mau gak pulang juga gak papa."

Refleks saja aku menganga. Ini.. baru kali ini.. ada pengantin yang diusir dari rumahnya sendiri secara halus. Padahal, akad pernikahan dan resepsinya baru selesai beberapa jam yang lalu. Dan.. lebih hebohnya lagi, pengantin yang diusir itu.. kami.

Bahkan Mas Ferdy masih menggaruk-nggaruk tengkuk lehernya yang kuyakin itu tak gatal sama sekali. "Tapi, ma.."

"Ssttt! Nggak ada tapi-tapian, udah cepetan, ganti baju sana, trus jalan-jalan," dengan heboh, mama mendorong halus kami berdua ke dalam untuk berganti pakaian.

Seperti anjing yang penurut, akhirnya kami dengan kikuknya bersama berjalan ke kamar.

"Mas.. mau ajak aku jalan-jalan beneran?" ragu aku bertanya.

"Udah nggak papa, itung-itung buat refreshing habis ngurusin nikahan kita. Lagian.."

Ucapannya yang menggantung lama-lama membuatku curiga. "Lagian apa?"

Sore ini, Mas Ferdy memilih untuk memakai hem kotak biru tua polos dengan celana panjang hitam sebagai pelengkapnya.

"Lagian.. aku kangen sama kamu. Sudah lama, aku nggak bercanda berdua bareng kamu."

Oke, sepertinya aku harus membiasakan diri untuk mengontrol rona pipiku yang suka memerah tiba-tiba. Apalagi saat Mas Ferdy mulai menggencarkan aksi mesranya. Rasanya benar-benar ingin meleleh saja.

♡♡♡

Sore ini, pilihanku jatuh pada jilbab pink bermotif bunga dan khimar berwarna pink polos. Dan menurut saja dengan Mas Ferdy saat ia bilang, ikuti saja arah jalan. Pasti nanti akan terfikirkan arah tempat yang mendadak ingin dikunjungi.

Seperti sekarang, sudah setengah jam perjalanan kita di mobil, namun belum juga terfikirkan arah tempatnya.

"Mas, kita ini mau kemana sih? Daritadi muter-muter aja."

Shalihah BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang