23. Apology

1.3K 143 75
                                    

"I'm sorry.."

----

Taehyung terdiam, tubuhnya seperti tertimpa ribuan beton yang seolah meremukkan seluruh tulangnya.

"Kau bohong"

Akhirnya satu kalimat tersebut berani memecah keheningan yang menyikap ruangan tersebut semenjak tadi. Keheningan akibat duka dalam.

"Untuk apa Aku berbohong?" Jawabnya

"Kau berhasil, kau berhasil membuat jalanmu untuk bersatu dengan dia semakin mulus" sambungnya

"Kau bohong, aku yakin itu" kini giliran Taehyung lagi yang tak mau kalah

"Bukankah kau melihatnya sendiri kemarin?" Tanya Mingyu sambil menunjukkan smirknya

"Tidak, tidak. Jika Irene memang hamil kenapa dia tidak mengatakannya padaku? Kenapa dia diam saja?" Tanya Taehyung

Mingyu meminum kopinya dan melirik Taehyung yang duduk di depannya sekilas.

"Kau tanya pada dirimu sendiri apakah kau memberi sedikitpun ruang pada Irene? Apakah kau membiarkan dirinya mengungkap semuanya padamu sedangkan Ia sendiri tak memiliki waktu sedikitpun bersamamu" jawab Mingyu

"Lalu Irene harus apa? Menangis? Memohon di depan kakimu untuk tidak meninggalkannya karena bayi yang dikandungnya adalah anakmu?" Sambungnya

"Ia bukanlah tipe orang seperti itu, Ia bahkan lebih memilih untuk memendam lukanya sendiri daripada Ia harus mengungkapnya pada sahabatnya yang sudah jelas memberi ruang dirinya untuk tidak menyerah, nyatanya dia memilih diam"

Setelah Mingyu menyelesaikan kalimatnya ponsel miliknya bergetar menandakan jam istirahat sudah selesai. Ia langsung berdiri.

"Kim Mingyu boleh kutanya sesuatu?"

Mingyu membalikkan tubuhnya dan mengangkat satu alisnya sambil menatap orang tersebut.

"Apakah benar, bayi yang dikandung Irene sebelumnya adalah benar - benar anakku?"

"Tidak menutup kemungkinan juga dia bukan anakku karena Aku jarang pulang"

Mingyu tertawa sinis kemudian langsung berlari ke arah Taehyung kemudian memukulnya, membabi buta Taehyung.

"Kau pikir dia seperti dirimu eoh?"

"Kau pikir dia wanita yang tidak baik eoh?!"

"Dia terlalu mencintaimu bodoh!"

"Bahkan untuk diriku yang menjanjikan bahagia, pendiriannya benar - benar teguh untuk cintamu hingga tak ada sedikitpun peluang untukku!"

"Dan setelah itu kau masih ragu bahwa dia anakmu atau tidak? Jika bisa kuubah takdir maka akan kubuat dirinya adalah anak kandungku dan Aku akan menyerahkan segenap hidupku untuk mempertahankan dirinya"

"Namun tuhan memiliki hal terbaik dalam hidupnya ataupun hal terburuk, Ia tak bisa melihat dunia ini tetapi diapun takkan tau bagaimana cara Appanya mencampakkan anaknya"

Expectation Of Love (Vrene - Book II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang