KTUBSM; 06. Tidak untuk Mengulang Kisah yang Sama

329 27 1
                                    

Yosse, 2019
Liburan Akhir Semester Dua.

Disinilah gue sekarang, meneguk segelas air dingin yang baru saja gue ambil dari dalam kulkas. Bingung, canggung, dan nggak tau apa sebenarnya yang gue khawatirkan, sebentar lagi jam menunjukkan pukul delapan pagi, sudah sekitar satu jam Alea belum turun lagi dari kamar.

Gue jamin semua ini hanya kebetulan, atau memang gue saja yang tanpa berpikir panjang dan memaksa ikut liburan Yovi dengan teman-temannya di salah satu Vila yang berada di Gunung Kidul, dan sialnya gue nggak mempertimbangkan salah satu probabilitas jika abang gue itu bakal mengajak pacarnya ikut serta, kemudian ditambah juga dengan Alea.

"Yos, keluar ayok sarapan." Panggil Edgar, salah satu teman Yovi.

Jadi begini, semalem Yovi baru bilang kalau mau ke Gunung Kidul pagi ini, ah enggak karena sebenarnya Yovi sudah bilang dari beberapa hari yang lalu, dia juga sempat mengajak gue ikut serta, jujur saja gue kurang tertarik awalnya, meski gue mengenal teman-teman yang akan ikut karena pernah beberapa kali berkumpul dengan mereka untuk sekadar nongkrong atau main game di kosan Yovi jadi misal ikut pun gue udah saling kenal, jadi aman aja nggak bakal ada canggung-canggungan.

Terus setelah dipikir-pikir sudah hampir semingguan gue nggak kemana-mana, setelah jadwal UAS berakhir gue beneran ngerasa suntuk banget, nggak ada niat buat pulang ke rumah juga karena Yovi juga memilih buat nggak pulang, jadi nggak ada salahnya menyetujui ajakan Yovi beberapa hari yang lalu langsung pagi tadi.

Tapi karena Yovi harus menjemput teman-temannya yang beda arah tujuan dengan kosan gue jadi tadi pagi Edgar yang jemput gue, ternyata ada Kaila juga ceweknya Edgar. Nggak disangka-sangka ternyata yang Yovi maksud mau dijemput itu adalah Ersa, pacarnya. Dan, Alea.

Satu hal yang gue lihat dari Alea tadi pagi, setelah enam bulan gue mati-matian buat coba move on dan menjauh darinya, nggak ada yang berubah sama sekali, Alea malah makin cantik.

"WOWW. Breakfast with view." Gue mengambil tempat duduk yang berada di ujung halaman, bergabung dengan Edgar yang sudah lebih dulu ngambil sarapan yang tadi disiapkan Kaila.

Sementara Yovi dan Irsyad malah bermain badminton di bagian halaman kosong yang lain.

Vila ini adalah pilihan terbaik sih, di depan sana terhampar lautan luas yang berwarna biru pekat, ombak berdebur tidak begitu kuat, langit pukul delapan pagi juga memang perpaduan yang sangat sempurna, belum terlalu terik tapi sangat cerah dan ya semua ini semakin sempurna, saat cewek yang jujur gue kangenin banget keluar dari vila untuk bergabung dengan kita semua di halaman.

Alea sudah menganti pakaiannya, jika tadi saat datang dia hanya mengenkan celana jeans dan hoodie berwarna cream, sekarang dia mengenakan dress selutut berwarna kuning cerah dengan motif bunga-bunga kecil, rambutnya di kuncir rendah, dan lihat senyum manisnya saat menyapa Kaila kemudian dia membantu merapikan apa-apa saja yang berada di atas meja, entah mereka bertiga membicarakan apa, tapi gue bisa lihat Alea nampak nggak setegang tadi pagi.

"Biasa aja kali ngeliatinnya." Sindir Edgar di samping gue.

"Hah?" Gue memutar kepala, sial ketahuan ya?

"Dua diantara mereka bertiga udah sold out, yang satu pacar abang lo yang satu pacar gue. Jadi gue tebak lo lagi ngincer Alea, kan?"

"Sok tau lo, Bang! Nggak lah." Nggak salah sih, tapi dulu.

"Atau lo ada sesuatu ya sama Alea, kayak tadi pagi sewot banget pas tau ada Alea juga disini."

"Alea tuh temen SMA gue, jadi gue cukup kaget kayak nggak expect apa-apa aja gitu."

Edgar mengangguk-angguk, "Tapi pernah naksir?"

"Pernah lah, Alea cantik gitu." Jawab gue amat sangat jujur.

Kita Telah Usai, Bahkan Sebelum MemulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang