Alea, 2019.
"Jadi ini Alea sama Kaila aja yang bakalan stay di vila?" Tanya Kak Yovi saat cowok itu sudah menganti pakaiannya dengan pakaian berenang.
Yosse menyusul di belakangnya, aku sendiri emang dari awal nggak mau ikut karena nggak begitu suka berenang, bisa sih berenang tapi emang cuma sekadar bisa aja.
"Gue sama Alea nanti mau jalan-jalan aja di pinggiran pantai."
"Yaudah, hati-hati ya sayang." Kak Edgar mengelus rambut Kak Kaila yang bediri di sampingku.
"Kamu juga." Jawabnya kemudian Kak Edgar menyusul Kak Yovi dan Ersa yang sudah pergi lebih dulu.
Sementara Yosse tadi nampak naik lagi ke lantai dua dimana kamarnya berada entah untuk mengambil apa, mungkin saja ada yang tertinggal, tak lama aku lihat dia buru-buru menuruni tangga, membawa sebuah kamera digital di tangannya berjalan mendekat ke arahku.
"Nitip ya. Gapapa dipake juga." Katanya memberikan kamera miliknya padaku, maksudnya aku disuruh jadi fotografernya kah?
"Lo nyuruh gue foto-fotoin lo gitu?" Aku hanya memastikan.
Yosse menggeleng, "Bawain nanti ke pantai, gue mau hunting foto sekalian. Tapi kalau boleh ya foto apa aja terserah lo, gue bakal lebih seneng." Katanya tidak lagi menunggu persetujuanku kemudian berlari kecil keluar vila untuk menyusul yang lain.
Kak Kaila tiba-tiba merangkul lenganku, setelah dia mengambil totebag yang berisi cemilan dan kain untuk duduk-duduk di tepi pantai. Dia senyum-senyum menatapku, maksudnya apa aku nggak tau.
"Kata lo Yosse ganteng ga sih Al?" Tanyanya tiba-tiba.
"Hah?"
"Ini kalau dia nggak brondong dan gue nggak punya pacar kayaknya gue gebet sih, lumayan lah. Good looking, tinggi, charming, mana gampang akrab sama siapa aja. Lo katanya temenan pas SMA ya sama Yosse, masak sih nggak pernah naksir gitu?"
"Aslinya dia mah nyebelin, Kak."
"Loh iya kah? Emang sih tampangnya tuh kek cowok tengil gitu, tapi bukannya cewek-cewek biasanya pada suka yang modelan Yosse gitu ya?"
Aku mengangguk-angguk sedikit setuju, karena kenyataannya semenjak pertama kali mengenal Yosse ya memang cowok itu banyak banget cewek yang terang-terangan menyukai Yosse duluan.
"Mungkin. Tapi aku nggak begitu tertarik sih sama cowok kayak Yosse, terlalu friendly."
"Lo nih tipe-tipe cewek posesif gitu deh kayaknya." Aku hanya menanggapi dengan mengangkat bahu dan tersenyum.
Kak Kaila kemudian mengajakku untuk bergegas menuju bibir pantai yang harus dicapai dengan berjalan turun dari lokasi vila sekitar dua ratus meteran. Saat ini sudah jam empat sore jadi matahari sudah tidak terlalu terik, rencananya memang mau sambil menunggu sunset di pinggiran pantai.
Tapi, daripada menunggu yang lain selesai snorkeling di vila saja, rasanya akan sangat rugi, jadi mending jalan-jalan di pinggiran pantai.
Salah satu pantai di Gunung Kidul ini memang luar biasa cantik, aku saja masih sering takjub dengan yang aku lihat di sekitarku, bagaimana bisa Kak Yovi dan teman-temannya menemukan vila di pinggiran pantai yang mudah menjangkau segala hal, bahkan ada layanan snorkeling segala.
Aku memilih untuk berjalan lebih jauh, sementara Kak Kaila sudah mengelar kain yang tadi dia bawa kemudian merebahkan tubuhnya di atas sana.
Tadi Yosse bilang suruh make aja kan kameranya, jadi aku coba membidik apapun yang aku lihat, entah itu batu karang, hamparan laut di depan sana, hingga langit yang dihuni burung-burung camar berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Telah Usai, Bahkan Sebelum Memulai
RomanceKTUBSM | Kita Telah Usai, Bahkan Sebelum Memulai Tuhan, jika boleh aku ingin jatuh cinta lagi, aku ingin merasakan perasaan suka dan senang bersama dengan orang lain, aku ingin dengan tenang menjalin hubungan baru, tanpa harus selalu terbayang akan...