KTUBSM; 08. HTS, Cara Ceroboh Saling Mencintai

404 26 0
                                    

Yosse, 2019.

Udah mau dua jam gue guling kanan guling kiri nggak bisa tidur sama sekali, mata gue beneran masih awas banget natap langit-langit kayu di atas sana, Edgar udah terlelap di samping gue sejak sejam yang lalu setelah selesai jalan-jalan sama pacarnya, Kaila.

Sedangkan gue yang udah mencoba tidur sejak jam sebelas malam masih belum bisa merem sama sekali sampai sekarang udah mau jam satu dini hari.

Sialan, dampak ciuman sama Alea tadi sore beneran segede itu buat gue, sampai gue bahkan nggak bisa berhenti kepikiran. Bahkan kita berdua secanggung itu setelah dengan amat sangat sadar saling membalas pungutan bibir yang nggak lebih dari tiga menit.

Alea sadar kan, dia yang pertama kali memulai ciuman sore tadi, meski selanjutnya under my control tapi gue rasa dia sama-sama menikmatinya. Tapi kenapa setelahnya dia pergi gitu aja dan saat makan malam dia sama sekali nggak ngomong apapun ke gue, kayak apa semua ini jadinya salah gue?

Fuck off, gue nggak bisa gini terus, akhirnya gue bangun dan mengambil rokok dan jaket di atas nakas terus keluar kamar pelan-pelan, takut malah bikin Edgar yang kayaknya capek banget kebangun.

Vila beneran sepi, semua orang kayaknya emang udah pada tidur, semua lampu utama juga udah dimatikan, hanya ada lampu temaram di ujung ruangan yang memang dibiarkan menyala, gue turun dari lantai dua, keluar vila dan memilih duduk di halaman depan vila dimana posisinya langsung menghadap ke laut, untung ada lampunya jadi nggak serem-serem amat.

Mematik korek kemudian menyalakan rokok, mungkin cuma ini distraksi yang bisa gue lakukan untuk saat ini, sambil mikirin gimana menghadapi Alea besok pagi.

"Sejak kapan ngrokok?"

"Anj, eh Alea? Nggak sering kok."

Gue buru-buru mematikan rokok yang baru setengah terbakar, kaget jujur sampai barusan mau ngumpat, ya bayangin aja sekitar dua puluh menitan duduk sendirian dipinggir pantai tiba-tiba ada yang ngomong di belakang gue padahal nggak ada suara langkah kaki mendekat.

Oke skip, karena ini Alea, dia kenapa disini? Tanyain langusng, Yosse bodoh.

"Gue duduk ya?" Dia bertanya, kemudian tanpa menunggu persetujuan gue, Alea udah duduk di bangku sebelah gue.

"Kok nggak tidur?" Tanya gue penasaran, apa iya dia juga nggak bisa tidur kayak gue?

"Lo sendiri kenapa nggak tidur?" Kebiasaan, jawab dulu dong cantik baru balik nanya, untung lo Alea, jadi gue nggak papa.

"Nggak bisa tidur, kepikiran."

"Kepikiran yang tadi sore?" Tepat sasaran, gue tebak Alea juga sama kepikirannya sama gue.

"Emang lo enggak?"

Dia diam beberapa saat, "Kenapa ya lo tuh harus selalu jadi yang pertama buat gue?"

Jujur gue nggak paham sama yang dia bilang barusan, "Maksudnya?"

"Lo cowok pertama yang dateng ke rumah gue buat ngajak jalan, lo juga cowok pertama yang secara terang-terangan bilang tertarik sama gue, dan juga lo yang pertama cium gue." Jelasnya tidak menatap gue yang duduk di sebelahnya, pandangannya lurus ke depan lautan yang gelap disana.

"Lo marah ya karena itu gue?" Tanya gue jujur sedikit khawatir, ada perasaan kecewa karena Alea mengatakannya tidak dengan raut wajah terlihat senang.

Dia diam beberapa saat, membuat gue beneran takut dengan jawabannya.

"Kenapa lo harus selalu jadi yang pertama dalam hidup gue, sedangkan lo sendiri pasti pernah melakukan semua itu ke cewek-cewek lain sebelum gue." Kadang pemikiran Alea yang seperti inilah yang susah gue tangkep, atau gue-nya aja yang emang terlalu bodoh.

Kita Telah Usai, Bahkan Sebelum MemulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang