Pemanasan itu perlu
.
.Dhea, Tasya, Nara dan Desis kini berada di lapang basket. Istirahat ini mereka di kumpulkan Yumna untuk sebuah pengumuman bagi seluruh anggota X school, dari kelas 10,11, sampai kelas 12.
"Assalamualaikum wr wb " Ucap Yumna mengawali pertemuan.
"Waalaikumsalam" Jawab semua anggota dengan kompak.
"Jadi gini temen temen. Gue dapet amanat dari pembina. Kalau mulai besok, bakal di terapin konsekuensi bagi yang enggak latihan tanpa keterangan yang jelas, jadi gue harap kalian semua lebih disiplin" Tutur Yumna di depan semua Anggota Basket.
Semua anggota hanya ngangguk ngangguk, entah mereka benar-benar mengerti, atau cuma pura pura mengerti.
Dhea mengacungkan tangannya tinggi. Dia mempunyai satu petanyaan. Semua pasang mata, menatap Dhea, penasaran."Boleh gue ke kantin sekarang? Lapaaarr" Kata Dhea di tengah keseriusan orang orang yang menatapnya.
Karna ucapannya tadi, Dhea mendapat jitakan dari Tasya, Nara dan Desis.
"Makan mulu pikirannya!" Ucap Desis kesal."Eh, ka. Makan itu kebutuhan Jasmani, di mana kalau kita melakukannya bakal mendapatkan pahala" Ucap Dhea membela.
Kerjaannya makan, tidur. Cuma itu, tapi badannya tetep aja gak berubah. Tetep kecil. Salah satu kehebatan yang Dhea miliki.
"Oke. Berhubung gak ada pertanyaan yang lain. Silahkan kalian istirahat. Wassalamu'alaikum" Yumna membubarkan anggotanya itu, lalu berlari mengejar Dhea yang sudah ngibrit jauh ke kantin, di ikuti Tasya, Nara dan Desis.
Kantin penuh. Tapi untungnya masih ada satu meja tersisa untuk mereka berlima duduki.
"Dhe, lo lagi deket sama Sidik yah?" Tanya Desis di tengah teman temannya yang sedang makan siang itu.
Desis, satu kelas di Sebelas IPA 1 dengan Sidik. Desis tukang gosip. Jelas dia tau semuanya tentang cowo cowo ganteng di kelasnya.
"Lo juga deket sama Anggi kan?"
Kini Tasya juga bertanya.Entah kebetulan ataupun memang takdir. Sahabat sahabatnya ini satu kelas dengan lelaki yang sedang berusaha mendekati Dhea. Tasya juga anak kelas sebelas, Sebelas IPS 2 barengan dengan Anggi.
Hanya Yumna dan Nara yang tidak ada urusannya dengan laki laki yang mendekati Dhea. Mereka satu kelas, dan di sepuluh IPA tiga, gak ada Cowo gantengnya. Bukan gak ada, tapi gak ditemukan.
"Hebat lu dhe, Mantan Ganteng. Gebetan juga pada ganteng, Hidup lo enak benerr" Ucap Nara sambil meminum jus Alpukatnya.
"Enak dari mana, kesiksa yang ada" Ucap Dhea ketus.
Ketiga temannya memandang Dhea bergantian. Mungkin mereka merasa aneh, yang enak malah di bilang enggak enak sama Dhea. Punya pendirian yang tak terduga.
"Hallo Sampah" Ucap Seorang lelaki yang berdiri di sebelah Dhea, lelaki itu sempat mencolek dagu Dhea.
Aji, adalah mantan Dhea. Mereka sempat berpacaran saat masih SMP, sebuah penyesalan yang mendalam bagi Dhea, pernah berpacaran dengan brandalan seperti Aji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Hati [SELESAI]
Teen FictionDhea Farach Al-anamy, si Cewe multi talenta yang di miliki sekolah Nusantara. Aktif di segala bidang dan berambisi menjadi pemenang. Cantik, Jago bermusik, dan sikap Humor yang menjadikan dirinya menarik. Kisah ini, tentang hidupnya. Tentang Ci...