Oknum

289 31 0
                                    


A

neh!!!

Satu kata yang terlintas dalam benak Yumna. Apa yang membuat Dhea bangun sepagi ini? Yumna saja belum bersiap ke sekolah, tapi Dhea sudah meminta di jemput saat ini juga. Apa Dhea kesurupan?

"Kenapa Na? Lo gak bisa jemput gue sekarang?" Tanya Dhea di sebrang telepon.

Yumna masih terdiam, benarkah ini Dhea? Atau mungkin Yumna masih tertidur dan sedang bermimpi?

Ihhhh
Untuk apa juga Yumna mempermasalahkan hal ini, jelas ini sangat menguntungkan. Jadi, Yumna tidak perlu repot repot membangunkan Dhea lagi.

"Bisa kok. Lo tunggu aja, gue mandi dulu!" Yumna menutup sambungan teleponnya, lalu bergegas menuju kamar mandi.

Dhea menuruni tangga menuju lantai bawah. Dhea tidak menemukan Haikal, di mana mana. Kemana laki laki itu? Apa dari semalam dia sudah tidak di rumah?

"Neng Dhea, Sarapan Dulu" Ucap Bi Ela, Asisten rumah tangga di rumah Dhea.

Dhea megangguk, dia duduk di kursi meja makan, lalu menyantap roti yang sudah Bi Ela siapkan.

"Bi, Bang Ical kemana?" Tanya Dhea sambil terus melahap rotinya.

Tidak pernah Dhea sesantai ini saat sarapan. Dia pasti terburu buru karna takut terlambat, dan takut di omeli Yumna

"Aden nginep di rumah temennya, neng" Jawab Bi Ela sambil membersihkan alat alat Dapur yang kotor.

"Nginep di bang Fahri?" Tanya Dhea lagi, sikap Keponya memang selalu muncul kapan saja.

"Sepertinya bukan. Kemaren Aden bawa perempuan kesini waktu dia ambil baju"

Ukkhhuukk... Ukkhhuukk

Dhea terbatuk saat mendengar aduan pembantunya ini. Sejak kapan Haikal dekat dengan perempuan, selain Dhea dan teman temannya. Bukankah Haikal, paling risih dengan yang namanya perempuan.

"Pelan pelan, neng, makannya" Bi Ela, menyodorkan segelas air bening kepada Dhea.

Gila tuh anak?
Gue semaleman teriak teriak ketakutan. Dia malah enak enakan pacaran.

Dhea beranjak dari duduknya, meninggalkan sepotong roti yang tersisa. Nafsu makannya hilang seketika mendengar kabar tentang Haikal. Padahal Dhea belum makan dari semalam.

Dhea mengambil ponsel di dalam saku bajunya. Mencari nomber seseorang, lalu memanggilnya.

Saat sambungan terhubung, ada suara di seberang sana.

"Assalamualaikum, Kenapa Dhe?"

"Waalaikumsalam. Lo dimana hah? Bukannya lo di suruh buat jagain gue, kenapa lo malah pergi!!"

Yah Dhea menelepon Haikal. Dia sangat marah.Sangat!!
Suaranya hampir habis, memanggil orang yang tidak ada.

"Sorry Dhe. Mendadak gue ada acara. Lo udah gede juga kan. Bisa jaga diri sendiri"

"Heuhh"
Dhea langsung mematikan sambungan teleponnya lagi. Dia punya Abang yang sangat sangat menyebalkan! Tidak tau keadaan Dhea saat ini, bahkan dia tidak menanyakan, apakah Dhea sudah sarapan atau belum. Benar benar Abang yang tega.

Sebenarnya Dhea tidak tidur semalam. Kantung matanya terlihat menghitam, sudah tak tidur, nangis pula. Di tambah Sifat Haikal pagi ini, dan satu lagi... Yumna belum datang , yang membuat Dhea tambah kesal. Lengkap sudah penderitaan Dhea pagi ini.

"Bi,  kalau Yumna datang, bilang. DHEA UDAH BERANGKAT!!"
Dhea berjalan sambil mengepal tangannya. Emosinya saat ini sedang berada di puncak. Bukan di Jakarta lagi.

Melodi Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang