"Jangan nangis terus Dhe, mata lo udah kaya mata panda!" Kata Yumna berusaha menghibur.
Sudah tiga hari ini Dhea bersedih. Sedikit tersenyum, tapi tiba tiba dia menangis, dan itu membuat Yumna sangat tidak enak hati melihat sahabatnya seperti ini.
"Besok ulangan kita yang terakhir yah Na? Hikss" Tanya Dhea di sela tangisannya.
"Iyah. Lo jangan nangis lagi yah?" Ucap Yumna kembali menenangkan. Dhea membalas dengan mengangguk.
Bukannya berhenti, tangisannya malah menjadi. Yumna bingung, bukankah tadi Dhea mengangguk tidak akan menangis lagi. Lah.. Ini malah nambah nyaring tangisnya.
Yumna kewalahan dan mulai Frustasi. Berapa kali Yumna harus menenangkan Dhea? Apa takdir gadis ini, hanya untuk menangis? Dan apakah takdir Yumna, harus menjadi pawang air mata Dhea?
Yumna mendekati meja belajar Dhea yang berantakan. Mungkin saat hatinya sudah lebih tenang, Dhea akan menyempatkan belajar. Mungkinnnn
Mata Yumna beralih ke sebuah kertas kertas yang tertempel di dinding kamar. Dia tersenyum manis, melihat potretnya bersama Dhea terpajang dengan tidak beraturan. Mungkin Dhea sengaja, menempelkan poto poto itu untuk membuat kesan Seru.
"Dhe, kita berapa taun sahabatan sih? Kok gue baru nngeh kita sedeket ini!" Yumna mengambil beberapa Foto yang tertempel dan membawanya ke Dhea yang masih terduduk di atas kasurnya.
"Dhe, ini tuhh pas waktu Nara ulang tahun yah?"
Yumna menunjukan sebuah Foto kepada DheaDhea melihat Foto yang Yumna berikan. Tanpa sadar Dhea sudah berhenti menangis, dan fokus melihat foto itu.
"Iyah. Dann parahnya, yang ulang tahun malah di suruh buat motoin kita" Ucap Dhea mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
Senyum Yumna menggembang. Karna kini Dhea sedang tertawa, Dhea menceritakan kembali muka kesal Nara yang malah jadi tukang Foto di acara ulang tahunnya sendiri.
"Sumpah Na. Mukanya si Nara lucu banget. Kaya orang yang nahan boker. Muka merah, bibir di manyunin, berusaha keliatan imut padahal gue pengen muntah liatnya. Haha, kita emang gila Na!" Dhea terus bercerita. Dan itu membuat Yumna kembali mengembangkan senyumnya.
"Kita Gila? Sori gue masih waras. Bisa di ralat gak mba? Seharusnya lo doang yang Gila"
Setelah mengucapkan itu , Yumna langsung dihadiahi jitakan keras dari Dhea.
"Kampret lo. Hewan peliharaan gak boleh ngebantah sama majikan!" Dhea mengarahkan telunjuknya ke atas lalu menggerakkannya ke kanan dan ke kini.
Ck. Yumna berdecak sebal. Saat Dhea tidak menangis, malah menjadi seperti ini. Sangat menyebalkan.
"mengapa... Slalu... Aku... Yang mengalah..." Ucap Yumna sambil berlagu.
Dhea bergidik ngeri melihat Yumna yang sedang bergaya, layaknya seseorang yang benar-benar tertindas. Sungguh sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Hati [SELESAI]
Teen FictionDhea Farach Al-anamy, si Cewe multi talenta yang di miliki sekolah Nusantara. Aktif di segala bidang dan berambisi menjadi pemenang. Cantik, Jago bermusik, dan sikap Humor yang menjadikan dirinya menarik. Kisah ini, tentang hidupnya. Tentang Ci...