Pilih mana?

176 19 25
                                    

Di luar rumah Rendi, Sidik langsung di sambut oleh Dhea yang sedang melipat tangannya di dada. Ia sempat Reuwas, kenapa Dhea ada di sini?

"Dhea? Lo ngapain di sini?" Tanya Sidik dengan wajah bingungnya.

"Lah, terserah Gue. Ini kan rumah Rendi, bukan rumah kaka" Jawab Dhea sedikit ketus.

"Iyasih. Tapi lo mau ngapain?"

"Lo mau minta balikan ke Rendi?" Lanjut Sidik

"Ihh soudzon. Kakak yang ngapain? So soan masuk kandang lawan. Kalo ka Sidik di temukan tewas gimana? Sekarang Rendi itu gak kaya dulu. Dia jadi bahaya, kaya kucing betina yang baru bertelor"

Sidik melongo dengan ucapan Dhea. Kenapa Dhea bisa berpikir seperti itu? Mana mungkin Rendi akan membunuhnya, dan lagi, mana ada kucing bertelor?

Sidik menyentuh kening Dhea dengan punggung tangannya, siapa tau Dhea terkena demam. Tapi suhu tubuhnya normal normal saja, apa Dhea kesurupan?

"Dhe__"

Tiba tiba dari arah samping seorang laki laki datang menghampiri keduanya. Sidik memperhatikan Anggi dengan mata elangnya, bukan terpesona, melainkan tidak suka dengan keberadaan Anggi ditengah tengah Dhea dan dirinya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Sidik berusaha santai.

"Nganter Dhea" Jawab Anggi lebih santai.

Sidik melirik Dhea, sedangkan cewe itu malah menunjukkan barisan gigi rapih layaknya bintang iklan pepsoden.

"Hh_ Tadi gue minta Anggi anterin gue nyusul elo kak" Entah kenapa Dhea takut Sidik marah. Yah walaupun statusnya masih berbasis mantan, tapi Dhea merasa harus selalu jaga perasaan Sidik, mungkin efek belum move on kali yah. Eteteet, bukan belum, tapi emang ga niat buat move on.

"apa apaanih Dhe? Lo panggil gue pake  kakak, sedangkan ke dia langsung nama" Perkataan Sidik sangat tidak bisa di prediksi oleh Dhea. Mana sempat Dhea kepikiran, dan mana mungkin juga kan Sidik marah hanya karena beda sebutan.

"Nyolot banget lo. Padahalmah terserah Dhea we" Disisi Dhea, Anggi menyindir.

Sidik mengeraskan rahangnya. Entah cemburu atau apalah yah, dia tidak suka jika Anggi terlihat lebih dekat dengan Dhea dibandingkan dengan dirinya.

"Inget Mantan broo, Mantan" Ucap Anggi lagi tanpa melihat orang yang dituju.

"Lo siapa sih!?" Sidik mulai menaikkan nada suaranya, ia benar benar dibuat kesal oleh Anggi yang sepertinya tidak suka dua mantan yang kembali di pertemukan.

"Gue? Makanya kenalan dulu dong sama cowo terganteng di Nusantara" Anggi menyodorkan tangan kanannya sambil menyombongkan diri.

Sidik semakin kesal dengan kelakuan Anggi yang kali ini super tengil di depannya. Untungnya Sidik mempunyai sifat kalem dan tidak mudah terpancing emosi, jadinya ia bisa mengontrol amarah yang sebenarnya ingin segera tercurah.

"Euh!!! Untung lo lelaki, Coba kalo bukann_"

"Apa!?"

"Ya kalo bukan cowo, brarti cewelahhh bego" Jawab Sidik dengan puas. Akhirnya ia bisa membalikkan keadaaan, dimana sekarang Anggilah yang Sidik pancing emosinya.

Disisi lain Dhea yang berada di pertengahan mereka hanya diam dan menjadi saksi bisu akan atraksi yang ditunjukkan Sidik dan Anggi. Atraksi saling adu mulut tentunya. Dhea mengeluarkan handphonenya, entahlah untuk apa, tapi lama lama Dhea menjadi takut, pasalnya Sidik dan Anggi telah melangkah ke jenjang yang lebih serius. Eh, maksudnya sekarang mereka tidak hanya saling membalas ejekkan, tapi mereka sudah mengepal tangan menahan emosi yang ingin keluar.

Melodi Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang