The End

230 20 8
                                    

Akhirnya rombongan anak pasuska SMA NUSANTARA sudah sampai tempat kemah. Sama seklai tidak diberi waktu istirahat, mereka langsung diperintah untuk membangun tendanya masing masih. Dan setelah itu ada yang di perintahkan untuk menfambil air di sungai terddkat dari tempat perkemahan. Dan sialnya, Dhea masuk dalam orang oranng yang diperintahkan itu.

Dhea mengambil beberapa pompa air dari markas utama para pembina kepramukaan. Kesialan belum selesai menerpa, dia harus satu waktu dengan Ifi dalam tugas ini.

"Rendinya udah keluar pasuska bahkan keluar Nusantara. Ternyata lo masih betah disini" Mulut pedas Ifi mulai memancarkan ketajamannya. Dikira Dhea masuk pasuska hanya karena Rendi? Hey, jauh sebelum Dhe mengenal Rendi, dia sudah menjadi Anggota Pasuska Inti.

Dhea diamkan saja tidak menjawab. Perempuan ini saja yang berniat beda, dia masuk pasuskakan hanya ingin tenar di Nusantara.

Dhea menjalani tugasnya dengan baik. Dia telah mengisi dua pompanya penuh air. Tapi bodohnya dia, dia tidak kuat menangkat keduanya bersamaan. Mau satu persatu, itu akan lebih menguras tenaga dan waktunya. Lalu Dhea harus bagaimana?

"Wow. Mari kita coba!" Dhea melepaskan tambang yang tergantung di pingganya. Pompa pompa tadi yang jelas sudah tertutup rapat langsung Dhea ikat. Ya, Dhea akan menariknya. Bukan mengatnya.

Ide itu tidak terlalu buruk jika saja tidak ada tangga di hadapan Dhea kini. Jalannya ya hanya Dhe harus mengangkat pompa pompa itu!

"Eghhhr!" Dhea ngeden ngeden berusaha mengangkat pompa air itu agar bisa lebih naik di tangga pertamanya.

"Anjay anjay. Nih pompa kaga pernah diet apa?" Dhea masih belum bisa mengangkat pompa itu. Salahnya sendiri mengambil pompa besar. Harusnya dia ambil yang berkapasitas dua liter saja. Bukan yang tiga kali lebih besar seperti yang sekarang.

"Dhe"

Dhea menoleh kebelakang. Demi apa? Gusti juga anak pramuka? Waw, Tiga hari kedepan sepertinya akan menyenangkan.

"Eh, ada lo"

"Gue ga nggeh kalo lo juga anak pramuka. Padahal tahun kemaren gue juga ikut kemping'

"Masa? Gue juga sama"

"Baguslah kalo lo disini. Jadi kita bisa mulai pdkt in sekolah sekolah kita" Ucap Gusti yang mengibaratkan sekolahnya adalah abg yang perlu arahan dalam menjalin hubungan.

"Iya bener. Well, lo bisa bantu gue angkat pompa obesitas ini gak?" Pertanyaan Dhea sedikit membuat gusti tertawa. Obesitas? Maaf buk, ini pompa bukan manusia.

"Lo unik"

Oh my god. Senyuman Gusti bisa saja langsung membuat Dhea pingsan ditempat. lelaki ini bisa diibaratkan seperti angin, dan Dhea es batunya. bisa buat meleleh guys.

"Kalo Cantik?" Tanya Dhea menggoda.

"Pertanyaan yang sangat mudah dijawab. gak. lo ga cantik"

Blur semua pandangan. Dhea ingin pingsan beneran tapi bukan karena senyuman, tapi sebuah kalimat yang bisa dikategorikan sebagai penindasan.

"Karena lo itu imut. lucu juga kalo dijadiin pacar"

"Ma.. makin sore. ayo balik ke kemah"

"Tuhkan lucu. Jadi pacar gue yah?"

Dhea makin diginiin makin lupa diri. jauh dari tempatnya sekarang, ada seseorang yang khawatir tentang dirinya. Berhadal jika Dhea tidak apa apa dan berdoa Dhea tetap dalam keadaan sehat.

"Lo itu apaan sih?" Dhea salah tingkah. Kini kedua berjalan beriringan dengan dua ppmpa besar yang diangkat begitu mudahnya oleh Gusti.

"Manusialah. Apaan lagi"

"Ngga gitu. Tapi kenapa lo semudah itu nembak gue?"

"Semua cowo juga bisa. Tinggal bilang 'mau ga jadi pacar gue',Selesai. Itu gampang Dhe"

Gampang? Tidak sesimpel itu Gusti.

"Lo ga bener bener suka sama gue kan?"

"Engga" Jawaban cepat Gusti membuat Dhea semakin bingung.

"Gue ga suka. Tapi gue cinta"

Diluar dari seseorang yang berwibawa dan terlihat seperti orang yang selalu bertanggung jawab. Gusti juga memendam bakat sebagai pemancing rasa baper perempuan.

Jangan ngebaperin, kalo ujung ujungnya bakal ngecewain. Mungkin itu suara hati wanita wanita diluar sana.

***

Kegiatan kegiatan berjalan dengan lancar. Kabar baiknya, anggota pramuka Nusantara dan Anggota pramukan Garuda Sakti sama sekali tidak terlibat adu mulut atau apapun yang berpotensi menghadirkan keributan. Sekolah sekolah ini bersaing begitu disiplin disetiap kegiatan yang diadakan. Satu golongan sudah terkendali, tugas Dhea dan Gusti kini semakin ringan karena adanya bantuan bantuan dari anggota pramuka kedua sekolah, untuk misi perdamaian. Itu sanat baik.

Hari ini hari kepulangannya. Handphone dibagikan kakak kakak pembina kepada masing masing murid. Yah, selama berkemah, tidak ada satu orangpun yang diperbolehkan menggunakan handphone. Kecuali di saat mendesak saja.

Dhea melihat ada satu pesan belum terbaca. Dan tertulis nama pengirimnya adalah orang  yang kini membuat Dhea berada pada dua pilihan. Bertahan atau melupakan?

Kak Sidik
08958763XXXX

Makasih udah ngeyakinin gue untuk pergi. Jaga diri baik baik. Saat gue kembali, gue pastiin status gue adalah Teman, bukan Mantan.

Dhea tidak mengerti dari pesan ini. Saat Dhea menstroll layar keatas. Ada pesan dari Sidik yang sudah terbalas, tapi itu bukan Dhea.

Isi pesan sebelumnya adalah

Kak Sidik
08958763XXXX

Dhe, Abang gue mau lanjut S2 di Australia. Gue ga bisa jauh dari dia, tapi gue juga gamau ninggalin Indonesia. Tentang pertanyaan gue di telpon kemarin, kalau gue pergi apa lo akan perduli? Tolong dijawab saat ini

Dan balasan yang terkirim dari handphone Dhea adalah sebuah foto. Entah siapa yang memotret kebersamaan Dhea dengan Gusti saat mereka berdua sedang tertawa. Yang pasti itu sangat merugikan baginya.

***

Dhea menangis. Sidik bukan orang biasa dalam hidupnya. Dia adalah sumber tawa yang terkadang membuatnya kecewa. Jauh dari itu, Dhea sangat mencintainya.

"Gu.. hiks Gue ga.mau lo pergi" Dhea menangis terus saat nomber Sidik tak lagi aktif.

"Udah Dhe. Lo sayang ka Sidik, tapi lo gamau ka Sidik ikut abangnya, yang dimana abangnya itu adalah setengah kebahabagiaanya ka Sidik. itu namanya lo Egois" Yumna sebenarnya ingin menenangkan sahabatnya, tapi entah, dia malah seperti menyudutkan Dhea.

"Muka ka Sidik itu emang susah dilupain.Cakep sih. Tapi lo harus move on yah" Nara juga memberi nasehatnya kepada Dhea. Sungguh malang memang nasib sahabatnya ini, Cantik tapi kisah cintanya tak secantik wajahnya.

"Dia akan senang jika di masa depan nanti kalian bertemu layaknya seorang teman"

TAMAT!!!

Ini serius. Terimasih yang udah baca. Setelah ini ada extra partnya...

Melodi Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang