"I hope that you see right through my walls, I hope that you catch me, 'cause I'm already falling."
Arms - Christina Perri
***
"Jadi, gitu," jelas Erky. Mereka baru saja selesai membicarakan tentang Anna yang sudah memberi tahu Alta tentang status sosial ayah Erky, perusahaan-perusahaannya, hanya sedikit menjelaskan tentang detail-detail lainnya yang Alta ingin tahu. "Aku kira karena kamu udah tau soal itu, kamu akan sadar sendiri kalau cincinnya asli."
Alta merasa sedikit lega, ternyata hanya ia yang berpikir terlalu jauh soal ini. Sempat kaget sewaktu Erky bertanya apa Alta akan meminta putus di mobil tadi. "Iya, akunya yang mungkin lemot, ya?" tanya Alta, tertawa sendiri.
Erky menepuk-nepuk kepala Alta. "Gak apa-apa, kali-kali kamu yang catch up. Aku terus, capek." Laki-laki itu tertawa kecil.
Ia terdiam, lalu Alta menyandarkan kepalanya lagi ke Erky. "Kirain udah sembuh, kumat lagi?" Erky terdengar bingung. Namun, Alta yang sedang memejamkan mata tidak bisa melihat wajah Erky sekarang, tersenyum jahil.
"Ngantuk," jawab Alta, setelah itu berpura-pura menguap.
"Begadang lagi kamu?"Pertanyaan itu membuat Alta terkekeh lalu menjawab, "Iya, habis download film baru."
Alta terus menutup matanya untuk beberapa saat sambil mendengar Erky yang menjelaskan panjang lebar tentang begadang bisa mengganggu kesehatan Alta, juga merusak kulit, khususnya untuk cewek. Anehnya yang sekarang dipikiran Alta bukan kehororan tentang kemungkinan besar kulitnya rusak, tapi suara Erky yang enak didengar.
"Kamu kaya lagi nasehatin adik kamu," ujar Alta, kembali duduk tegak lalu kembali memakan sushi yang tersisa, menanyakan kepada Erky apakah ia masih ingin makan lagi, namun Erky menolak, berkata bahwa ia sudah kenyang. "Ngomong-ngomong, kamu anak tunggal, kan? Gak pingin punya adik? Aku baru ngerasain rumah sepi waktu teteh udah nikah dan jadi anak tunggal di rumah."
"Dulu aku hampir punya adik, cuma gak tau ada apa, katanya mamah harus diangkat rahimnya sewaktu hamil. Gak berani tanya soal itu ke mamah, nanti sedih," jelas Erky singkat.
Alta menyingkirkan piringnya ke seberang meja lalu menaruh kepalanya di meja sambil menatap Erky. "Maaf, ya, udah nanya."
Erky tersenyum dan berkata kalau itu tidak apa-apa karena sudah terjadi belasan tahun yang lampau, lalu membuat topik baru, yang terlihat jelas agar Alta tidak merasa tidak enak padanya karena menanyakan soal itu. "Kita jalan-jalan, yuk."
Kening Alta berkerut. "Ini, kan, lagi jalan-jalan?" tanyanya, merasa tidak yakin dengan pertanyaan Erky. Seorang pelayan lalu datang, menanyakan apakah piring-piring di atas meja sudah bisa diangkat, membuat Alta sedikit malu dan terkejut karena ia, bisa dibilang, sedang tidur di meja tadi.
"Maksudnya liburan, ke luar kota."
"Ke mana?" tanya Alta, merasa tertarik dengan saran Erky.
"Bali?"
"Sama siapa aja?" tanya Alta lagi.
Erky tersenyum. "Berdua?"
"Ogah," jawab Alta singkat sambil memalingkan muka, merasa pipinya hangat, membuat Erky tertawa setelah melihat Alta salah tingkah.
"Gak, lah, nanti aja kalau itu, udah kita ijab kabul."
Alta, yang tadinya memalingkan muka, sekarang menatap lalu meninju lengan Erky. Membuat Erky mengaduh, berpura-pura sakit, lalu tertawa lagi. "Serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshower ✔
RomanceCowok yang diidam-idamkan wanita itu Erky. Ganteng, tinggi, super tajir, dan super friendly ke semua orang. Sayangnya, bahkan dengan fisik dan kepribadian yang hampir sempurna di mata orang, tetap saja diputusin pacarnya sewaktu ngelamar dengan alas...