"Do you catch a breath, when I look at you? Are you holding back like the way you do? 'Cause I'm trying, trying to walk away. But I know this crush ain't going away."
Crush - David Archuleta
***
Erky berkumur lalu melihat bayangannya di cermin, bego banget gue.
Tangan kanannya, yang baru saja menaruh sikat gigi digantungan dekat wastafel, menekan dadanya yang berdetak lebih cepat dari normalnya setelah mengingat wajah Alta kemarin. Senyum Alta, setelah kedua pipinya dicubit, terpatri di ingatan Erky.
Gue maju, gue mau cium dia kemarin. Gila, pikirnya, untungnya Alta tidak sadar. Erky menghela napas lalu menyandarkan kepalanya di wastafel sambil berjongkok.
Ia mengatur napas untuk beberapa saat sebelum bangkit dan berjalan menuju ruang makan, orang tuanya sudah ada di sana, mengobrol sambil makan. "Kamu ada acara hari ini?" tanya ibunya tiba-tiba.
Erky hanya menggeleng lalu mulai memakan nasi gorengnya, pikirannya melayang, lagi-lagi, ke kejadian tadi malam. Memikirkan jika saja itu terjadi pada Anggi, mungkin ia sedang ngambek sekarang, dan Erky harus men-spam Line Anggi hingga ponselnya panas, atau menelepon berkali-kali, atau datang ke rumahnya sambil bawa makanan kesukaannya.
Kepalanya menggeleng lagi, mengingat perkataan Rio di rumah sakit. Ia sudah memilih Alta, sekarang Anggi hanya daftar nama dalam kontaknya, tidak lebih.
"Kok, geleng-geleng? Gak mau nemenin mamah?" tanya Anna dengan nada yang sedikit tinggi. Erky kaget lalu menatap ibunya dan berkedip. "Hah, nemenin apa?" tanya Erky yang kebingungan.
"Ya, ke salon. Tadi, kan, mamah udah bilang."
Erky menghela napas, bertanya mengapa Anna tidak pergi dengan ayahnya, lalu menjelaskan kalau ia ada tanding ulang main games bola dengan Rio hari ini yang terus dibatalkan karena kejadian seminggu lalu. "Tapi, kan, kamu udah tunangan, bentar lagi nikah. Gak bisa pergi lagi sama mamah."
Rie dan Erky, yang sama-sama sedang minum jus jeruk, tersedak. Sedangkan ibunya tampak jelas bete, tidak menggubris ketika keduanya tersedak dan hampir kehabisan napas.
Erky tidak tahu sudah sejauh apa pembicaraan Alta dengan Anna sewaktu di rumah sakit, setiap ia bertanya, Anna hanya menjawab dengan satu kata klasik, "Kepo."
Tapi, mungkin salah satunya tentang Erky yang langsung melamar Alta, karena soal pertunangan itu pernah disinggung sebelumnya. Hanya saja tidak di depan Rie. Erky juga berharap Anna tidak memberi tahu Alta banyak soal hubungannya dengan Anggi, merasa sedikit cemas, apa lagi setelah kemarin terus ditanya soal Anggi di depan Alta.
Erky berpandangan dengan ayahnya, menanyakan apakah ia sudah tahu sebelumnya tentang masalah itu, ayahnya hanya terkekeh dan menjawab iya. "Keren kamu, main lamar-lamar aja. Kalau ternyata anak mafia, gimana? Mati kamu nanti, waktu ngelamar ke rumah orang tuanya."
"Gak, lah, Yah, ayahnya cuma kerja di perusahaan otomotif," jawab Erky, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengecek notifikasi-notifikasi yang masuk dengan tangan kiri sementara tangan kanannya sibuk menyendok nasi goreng. Ada 52 notifikasi, dua dari Instagramnya, satu dari Alta, dan sisanya dari Rio yang mengancam kalau sampai tidak jadi main. Erky mengecek pesan dari Rio, membalas hanya dengan huruf 'y', lalu membuka pesan dari Alta yang mengucapkan selamat pagi dan terima kasih untuk kemarin.
Erky menaruh sendoknya lalu menggenggam ponselnya dengan dua tangan, meneliti pesan itu seperti mencari petunjuk apakah terima kasih dari Alta berupa sarkasme atau bukan. "Ma, kalau Ayah gak sengaja numpahin milkshake ke Mamah waktu jalan berdua, marah gak? Terus kalau paginya bilang makasih itu buat apa?" tanya Erky sambil, masih, menatap layar ponselnya, setelah satu menit penuh menyelidik pesan itu dan tidak mendapat petunjuk apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshower ✔
RomansaCowok yang diidam-idamkan wanita itu Erky. Ganteng, tinggi, super tajir, dan super friendly ke semua orang. Sayangnya, bahkan dengan fisik dan kepribadian yang hampir sempurna di mata orang, tetap saja diputusin pacarnya sewaktu ngelamar dengan alas...